Pengertian Akuntansi Syariah, Tujuan dan Sejarah Perkembangannya

Kalau kita kaji lebih jauh, akuntansi syari’ah itu memiliki tujuan yang sangat luas, tetapi penekanannya terletak pada upaya untuk merealisasikan tegaknya syari’ah, dalam kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh manusia. Untuk menspesifikkan tujuan dari akuntansi syari’ah,ada dua tingkatan, yaitu tingkatan ideal dan tingkatan pragmatis.

Pada tingkat ideal tujuan akuntansi syari’ah adalah sesuai dengan peran manusia dimuka bumi dan hakekat pemilik segalanya. Dengan demikian sudah seharusnyalah yang menjadi tujuan ideal dari laporan keuangan adalah pertanggungjawaban kepada Tuhan sang pemilik hakiki, Allah SWT. Sedangkan tujuan pragmatis dari akuntansi syari’ah (dalam hal ini pelaporan keuangan) mengarah pada upaya menyediakan informasi kepada stakeholders dalam mengambil keputusan.

Tujuan pragmatis akuntansi syari’ah ini sejalan dengan tujuan umum akuntansi keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal bagi para penggunanya untuk membuat keputusan ekonomi. Namun, akuntansi syari’ah memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dengan akuntansi konvensional. Keunikan tersebut antara lain:

  • Akuntansi syari’ah didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam, seperti keadilan, kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas.
  • Akuntansi syari’ah melarang transaksi yang mengandung unsur riba, gharar, dan maisir.
  • Akuntansi syari’ah mewajibkan perusahaan untuk membayar zakat dan sedekah.

Keunikan-keunikan tersebut membuat akuntansi syari’ah menjadi sistem akuntansi yang lebih etis dan adil. Akuntansi syari’ah juga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan mereka dan mengurangi risiko kerugian. Oleh karena itu, akuntansi syari’ah semakin diminati oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Akuntansi syari’ah juga menjadi salah satu bidang studi yang populer di perguruan tinggi.

Pengertian Akuntansi Syariah

Secara sederhana, pengertian akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah. Definisi bebas dari akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT. Sehingga ketika mempelajari akuntansi syariah dibutuhkan pemahaman yang baik, mengenai akuntansi sekaligus juga tentang syariah Islam.

Ada 2 alasan utama mengapa akuntansi syariah diperlukan, yaitu tuntutan untuk pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah.

Tuntutan untuk pelaksanaan syariah

Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi. Dalam ekonomi Islam, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus dipatuhi, seperti larangan riba, gharar, dan maisir. Akuntansi syariah diperlukan untuk memastikan bahwa transaksi ekonomi yang dilakukan oleh umat Islam sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

Adanya kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah

Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi syariah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya umat Islam yang ingin menjalankan ekonomi sesuai dengan syariah. Akuntansi syariah diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi keuangan yang relevan dan andal bagi para pelaku transaksi syariah.

Selain kedua alasan utama tersebut, ada beberapa alasan lain mengapa akuntansi syariah diperlukan, antara lain:

  • Akuntansi syariah dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan mereka.
  • Akuntansi syariah dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko kerugian.
  • Akuntansi syariah dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan publik.
  • Akuntansi syariah dapat membantu pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi syariah.

Oleh karena itu, akuntansi syariah menjadi semakin penting dan dibutuhkan di seluruh dunia.

Contoh Penerapan Akuntansi Syariah dalam Dunia Bisnis

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan akuntansi syariah dalam dunia bisnis:

  • Bank syariah menggunakan akuntansi syariah untuk memastikan bahwa transaksi perbankan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Perusahaan asuransi syariah menggunakan akuntansi syariah untuk memastikan bahwa produk asuransi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Perusahaan investasi syariah menggunakan akuntansi syariah untuk memastikan bahwa investasi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
  • Perusahaan manufaktur syariah menggunakan akuntansi syariah untuk memastikan bahwa proses produksi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Akuntansi syariah juga digunakan oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi syariah. Misalnya, Bank Indonesia menggunakan akuntansi syariah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan syariah di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggunakan akuntansi syariah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal syariah di Indonesia.

Akuntansi Syariah Menurut PSAK

Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.

SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106 yang mencakup kerangka konseptual; penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah; musyarakah; mudharabah; salam; istishna

Untuk lebih mudah memahami akuntansi syariah, dibutuhkan pemahaman yang benar mengenai Islam berikut substansi kehidupan manusia di dunia menurut Islam serta ruang lingkup atau dasar-dasar Islam, yaitu: akidah, syariah, dan akhlak.

Dalam akuntansi syariah, akidah, syariah, dan akhlak menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan syariah. Laporan keuangan syariah harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan harus mencerminkan akhlak yang baik dan terpuji.

Selain itu, akuntansi syariah juga harus memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip ini harus diterapkan dalam seluruh proses penyusunan laporan keuangan syariah, mulai dari pengumpulan data hingga penyajian laporan keuangan.

Dengan demikian, akuntansi syariah dapat menjadi alat yang efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan syariah, yaitu untuk mencapai keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat.

Tujuan Akuntansi Syariah

Tujuan dari akuntansi syari’ah (laporan keuangan) adalah untuk memelihara uang, sebagai bukti tertulis (pencatatan) ketika terjadi perselisihan, membantu dalam pengambilan keputusan, dan menentukan besarnya penghasilan yang wajib dizakati. Sedangkan  tujuan dasar dari laporan keuangan akuntansi syari’ah ada tiga, yaitu :

  • Memberikan informasi : Dalam hal ini berarti memberikan informasi materi, baik yang sifatnya keuangan maupun non-keuangan.   Informasi keuangan adalah informasi yang dihasilkan dari transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi ini secara umum sudah diketahui oleh semua masyarakat. Sedangkan informasi non-keuangan adalah informasi yang tidak dapat diukur dengan unit moneter atau tidak berkaitan dengan keuangan, dalam hal ini bisa berupa aktiva mental dan aktiva spiritual.
  • Memberikan rasa damai (salam), kasih (rahman), dan sayang (rahim). : Dalam hal ini bentuk informasi laporan keuangan yang disajikan akan membawa orang yang mengkonsumsinya merasakan salam,rahman, dan rahim.
  • Menstimulasi bangkitnya kesadaran ketuhanan (God consciousness). : Dalam hal ini bahwa laporan keungan menyajikan informasi yang bisa membangkitkan kesadaran ketuhanan bagi orang yang mengkonsumsinya (terutama stakeholders). Kesadaran ketuhanan yang dimaksud adalah dapat membawa pihak yang mengkonsumsinya hanyut dalam alam spiritual, dimana dalam alam ini manusia dalam hidupnya semata-mata mengharapkan ridho Ilahi (yang hal itu merupakan tujuan tertinggi dan termulia dalam kehidupan).

Ketiga tujuan di atas merupakan suatu bentuk perwujudan dari tingkat keimanan seseorang. Beberapa penelitian tentang tujuan dari laporan keuangan syari’ah di atas, tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan tujuan dari laporan keuangan konvensional.

Tujuan laporan keuangan syariah berbeda dengan tujuan laporan keuangan konvensional. Tujuan laporan keuangan konvensional adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan syariah adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi dan juga untuk memenuhi tanggung jawab syariah.

Beberapa penelitian tentang tujuan dari laporan keuangan syari’ah di atas, tentunya memiliki karakter yang berbeda dengan tujuan dari laporan keuangan konvensional.

Beberapa penelitian tentang tujuan laporan keuangan syariah menunjukkan bahwa tujuan laporan keuangan syariah tidak hanya terbatas pada penyediaan informasi keuangan, tetapi juga untuk memenuhi tanggung jawab syariah. Tanggung jawab syariah ini meliputi:

  • Kewajiban untuk menjaga dan mengembangkan harta kekayaan yang diamanahkan.
  • Kewajiban untuk menggunakan harta kekayaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
  • Kewajiban untuk mempertanggungjawabkan penggunaan harta kekayaan kepada Allah SWT.

Karakter yang berbeda antara tujuan laporan keuangan syariah dan tujuan laporan keuangan konvensional:

  • Tujuan laporan keuangan syariah lebih komprehensif daripada tujuan laporan keuangan konvensional. Tujuan laporan keuangan syariah tidak hanya terbatas pada penyediaan informasi keuangan, tetapi juga untuk memenuhi tanggung jawab syariah.
  • Tujuan laporan keuangan syariah lebih berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan umat manusia. Tujuan laporan keuangan syariah adalah untuk mencapai keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat.
  • Tujuan laporan keuangan syariah lebih menekankan pada prinsip-prinsip syariah. Tujuan laporan keuangan syariah harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan harus mencerminkan akhlak yang baik dan terpuji.

Dengan demikian, tujuan laporan keuangan syariah memiliki karakter yang berbeda dengan tujuan laporan keuangan konvensional. Tujuan laporan keuangan syariah lebih komprehensif, lebih berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan umat manusia, dan lebih menekankan pada prinsip-prinsip syariah.

Sejarah Singkat Perkembangan Akuntansi Syariah

Perkembangan pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, dana pensiun dan lain sebagainya) yang berbasis syariah. Dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi syariah.

Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga semakin berkembang, yang ditandai dengan semakin diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di dunia internasional.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa motor dari penerapan transaksi syariah diawali oleh sistem perbankan syariah dan baru dilanjutkan dengan sektor lainnya. Sistem perbankan syariah sendiri memiliki rekam jejak yang panjang. Diawali dengan Atit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963, yang kemudian diambil alih dan direstrukturisasi oleh Pemerintah Mesir menjadi S’asscr Social Bank pada tahun 1972.

Perkembangan tentang perbankan syariah terus berlanjut, tidak hanya di Timur Tengah termasuk pendirian Islamic Development Bank (1975), tetapi juga di negara-negara Eropa seperti Luksemburg (1978), Swiss (1981) dan Denmark (1983).

Sejarah Akuntansi Syariah di Indonesia

Perkembangan yang sama juga terjadi di negara-negara Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Malaysia, bank syariah pertama berdiri pada tahun 1982 sementara di Indonesia baru terjadi 9 tahun kemudian, dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991.

Pendirian Bank Muamalat sendiri bukanlah sebuah proses yang pendek, tetapi dipersiapkan secara hati-hati. Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat, sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang kegiatannya menerapkan sistem syariah. Selanjutnya melalui UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan dijabarkan dalam PP No. 72 tahun 1992, pemerintah telah memberikan kesempatan untuk pelaksanaan bank syariah.

Perkembangan lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia hingga tahun 1998 masih belum pesat, karena baru ada 1 (satu) Bank Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan landasan hukum lebih kuat untuk perbankan syariah. Melalui UU No. 23 tahun 1999, pemerintah memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.

REFERENSI

  • Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2019). Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah). Jakarta: IAI.
  • Karim, M. A. (2018). Akuntansi Syariah: Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat.
  • Majelis Ulama Indonesia (MUI). (2004). Fatwa MUI tentang Akuntansi Syariah. Jakarta: MUI.
  • Niswah, M. (2017). Akuntansi Syariah: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UMY Press.
  • Nurdin, M. (2016). Akuntansi Syariah: Perspektif Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Nurul Huda, M. (2016). Akuntansi Syariah: Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Syafii, A. A. (2015). Akuntansi Syariah: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  • Syafii Antonio, M. (2018). Akuntansi Syariah: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sumber Penerbit Salemba, Akuntansi Syariah di Indonesia IAI, Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...