Proprietary Theory – Teori Akuntansi

Teori Akuntansi Kepemilikan (Proprietary Theory)

Teori Kepemilikan adalah teori akuntansi yang menyatakan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi keuangan kepada pemilik bisnis. Teori ini berfokus pada pengukuran kekayaan bersih pemilik dan perubahannya dari waktu ke waktu.

Prinsip-Prinsip Teori Kepemilikan:

  • Entitas Bisnis: Bisnis dianggap sebagai entitas terpisah dari pemiliknya, Ini berarti bahwa transaksi bisnis dicatat secara terpisah dari transaksi pribadi pemilik, Aset dan kewajiban bisnis tidak dianggap sebagai aset dan kewajiban pemilik, dan sebaliknya.
  • Kelangsungan Usaha: Diasumsikan bahwa bisnis akan terus beroperasi di masa mendatang, Ini berarti bahwa laporan keuangan disiapkan dengan asumsi bahwa bisnis akan terus beroperasi untuk jangka waktu yang tidak terbatas, Jika ada bukti bahwa bisnis mungkin tidak akan terus beroperasi, maka asumsi kelangsungan usaha harus dipertimbangkan kembali.
  • Harga Perolehan: Aset dicatat pada harga perolehannya yaitu harga yang dibayar untuk memperoleh aset tersebut dan tidak disesuaikan dengan nilai wajarnya, Harga perolehan tidak disesuaikan dengan nilai wajar aset tersebut, yaitu harga pasar aset tersebut saat ini.
  • Biaya Historis: Transaksi dicatat pada biaya historisnya yaitu jumlah yang dibayarkan atau diterima pada saat transaksi terjadi dan bukan pada nilai wajarnya. Biaya historis tidak disesuaikan dengan inflasi atau perubahan nilai mata uang.
  • Kepemilikan: Laporan keuangan disiapkan dari perspektif pemilik bisnis. Ini berarti bahwa laporan keuangan berfokus pada informasi yang relevan bagi pemilik, seperti kekayaan bersih dan laba rugi.

Prinsip-prinsip ini membentuk dasar Teori Kepemilikan dan digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang relevan dan andal kepada pemilik bisnis.

Tujuan Teori Kepemilikan:

Tujuan utama Teori Kepemilikan adalah untuk:

  • Mengukur kekayaan bersih pemilik bisnis.
  • Menunjukkan perubahan kekayaan bersih dari waktu ke waktu.
  • Memberikan informasi kepada pemilik untuk pengambilan keputusan.

Teori Kepemilikan berfokus pada hubungan antara pemilik bisnis dan bisnis itu sendiri. Teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami hak dan kewajiban pemilik, serta bagaimana hak dan kewajiban tersebut memengaruhi pengambilan keputusan mereka.

Informasi yang diberikan oleh Teori Kepemilikan dapat membantu pemilik membuat keputusan yang tepat tentang hal-hal seperti:

  • Struktur bisnis
  • Strategi bisnis
  • Distribusi keuntungan
  • Rencana suksesi

Dengan memahami hak dan kewajiban mereka sebagai pemilik, pemilik dapat membuat keputusan yang memaksimalkan nilai bisnis mereka dan mencapai tujuan keuangan mereka.

Kelebihan Teori Kepemilikan:

  • Sederhana dan mudah diterapkan. Teori Kepemilikan menggunakan konsep akuntansi dasar, sehingga mudah dipahami dan diterapkan oleh pemilik bisnis.
  • Menyediakan informasi yang relevan bagi pemilik. Teori Kepemilikan berfokus pada pengukuran kekayaan bersih pemilik, yang merupakan ukuran penting bagi pemilik untuk menilai kesehatan keuangan bisnis mereka.
  • Berfokus pada pengukuran kekayaan bersih, yang merupakan ukuran penting bagi pemilik. Kekayaan bersih adalah nilai total aset pemilik dikurangi kewajiban mereka. Ini adalah ukuran kekayaan finansial pemilik dan merupakan indikator penting dari kesehatan keuangan mereka.
  • Memberikan informasi yang tepat waktu: Teori Kepemilikan dapat digunakan untuk mengukur kekayaan bersih pemilik pada titik waktu tertentu, sehingga memberikan informasi yang tepat waktu untuk pengambilan keputusan.
  • Dapat digunakan untuk membandingkan kinerja bisnis yang berbeda: Teori Kepemilikan dapat digunakan untuk membandingkan kekayaan bersih pemilik bisnis yang berbeda, sehingga memberikan wawasan tentang kinerja relatif bisnis tersebut.
  • Dapat digunakan untuk merencanakan masa depan: Teori Kepemilikan dapat digunakan untuk memproyeksikan kekayaan bersih pemilik di masa depan, sehingga membantu mereka merencanakan masa depan keuangan mereka.

Secara keseluruhan, Teori Kepemilikan adalah alat yang berharga bagi pemilik bisnis untuk memahami kesehatan keuangan bisnis mereka dan membuat keputusan yang tepat tentang masa depan mereka.

Kekurangan Teori Kepemilikan:

Tidak mempertimbangkan kebutuhan pengguna lain, seperti kreditor dan investor.

  • Teori Kepemilikan berfokus pada penyediaan informasi yang relevan bagi pemilik bisnis.
  • Namun, pengguna lain laporan keuangan, seperti kreditor dan investor, mungkin memiliki kebutuhan informasi yang berbeda.
  • Misalnya, kreditor mungkin tertarik pada kemampuan bisnis untuk membayar kembali utangnya, sedangkan investor mungkin tertarik pada potensi pengembalian investasi mereka.

Tidak mencerminkan nilai wajar aset dan kewajiban.

  • Teori Kepemilikan mengharuskan aset dan kewajiban dicatat pada harga perolehannya.
  • Namun, harga perolehan mungkin tidak lagi mencerminkan nilai wajar aset dan kewajiban, terutama dalam lingkungan inflasi atau deflasi.
  • Hal ini dapat menyebabkan laporan keuangan yang tidak mencerminkan posisi keuangan sebenarnya dari bisnis.

Dapat mengarah pada pelaporan yang tidak akurat jika harga perolehan tidak lagi mencerminkan nilai wajar.

  • Jika harga perolehan aset atau kewajiban tidak lagi mencerminkan nilai wajarnya, maka laporan keuangan yang disiapkan berdasarkan Teori Kepemilikan mungkin tidak akurat.
  • Hal ini dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan dan menyebabkan keputusan yang buruk.

Kekurangan ini menunjukkan bahwa Teori Kepemilikan memiliki keterbatasan dalam memberikan informasi yang relevan dan andal kepada semua pengguna laporan keuangan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan ini ketika menggunakan laporan keuangan yang disiapkan berdasarkan Teori Kepemilikan.

Perkembangan Teori Akuntansi Kepemilikan

Teori Kepemilikan adalah teori akuntansi tertua dan paling sederhana. Teori ini berkembang pada abad ke-15 dan ke-16 di Italia, di mana akuntansi digunakan untuk melacak kekayaan pedagang dan pemilik tanah.

Selama berabad-abad, Teori Kepemilikan menjadi dasar akuntansi. Namun, pada abad ke-19 dan ke-20, teori akuntansi lainnya mulai berkembang, seperti Teori Entitas dan Teori Dana. Teori-teori ini memperluas fokus akuntansi untuk memasukkan kebutuhan pengguna lain selain pemilik, seperti kreditor dan investor.

Meskipun Teori Kepemilikan tidak lagi menjadi teori akuntansi yang dominan, teori ini masih digunakan dalam beberapa situasi, seperti dalam akuntansi untuk bisnis kecil dan organisasi nirlaba.

Kritik terhadap Teori Akuntansi Kepemilikan

Teori Kepemilikan telah dikritik karena beberapa alasan, antara lain:

  • Terlalu sempit: Teori ini hanya berfokus pada kebutuhan pemilik, mengabaikan kebutuhan pengguna lain seperti kreditor dan investor.
  • Tidak mencerminkan nilai wajar: Teori ini menggunakan biaya historis untuk mencatat aset dan kewajiban, yang mungkin tidak mencerminkan nilai wajarnya.
  • Dapat mengarah pada pelaporan yang tidak akurat: Jika harga perolehan tidak lagi mencerminkan nilai wajar, maka laporan keuangan yang disiapkan berdasarkan Teori Kepemilikan mungkin tidak akurat.

Proprietary theory ini menyatakan bahwa akuntansi terjadi karena bentukan dari persamaan dasar sebagai berikut:

Aktiva – Kewajiban: Modal. Artinya, modal adalah sama dengan aktiva dikurangi kewajiban. Dalam hal ini, pemilik adalah pusat perhatian. Aktiva dianggap dimiliki oleh pemilik dan kewajiban/utang adalah kewajiban pemilik. Tanpa memandang mengenai perlakuan utang, pemilikan dipandang sebagai nilai bersih kesatuan usaha kepada pemilik. Pada saat perusahaan didirikan, nilai tersebut akan sama dangan investasi pemilik. Selama hidup perusahaan, akan terus sama dengan investasi awal dan tambahan investasi serta akumulasi laba bersih di atas jumlah yang diambil oleh pemilik. Inilah yang kemudian disebut dengan konsep kekayaan.

Teori ini berpendapat bahwa pendapatan adalah kenaikan atas hak pemilik, sedangkan biaya adalah penumnan. Dengan demikian laba bersih akan secara langsung menjadi hak pemilik dan mencerminkan kenaikan kekayaan pemilik dan karena laba adalah kenaikan kekayaan, maka segera pula ditambahkan kepada modal pemilik. Dividen kas mencerminkan pengambilan modal dan laba ditahan adalah bagian total pemilikan. Dividen saham hanyalah sekadar pemindahan dari bagian pernilik yang satu kepada yang lainnya. Jadi bukan merupakan laba bagi pemegang saham. Bunga atas pinjaman dengan demikian merupakan biaya pemilik dan harus dikurangkan terlebih dahulu sebelum menghasilkan laba bersih. Pajak perseroan diperlukan setara dengan agen dari pemegang saham yang menganggap bahwa perseroan adalah agen dari pemegang saham dalam pembayaran pajak yang nyata-nyata pajak penghasilan dari pemegang saham.

Konsep laba komprehensif ini didasarkan pada propriety theory karena laba bersih berisi semua unsur yang mempengaruhi pemilikan selama satuan periode terkecuali pembagian dividen dan transaksi modal.

Teori ini lebih menekankan pada hakikat perubahan terhadap pemilikan dan ldasifikasinya dalam neraca. Teori ini lebih tepat diterapkan di dalam perusahaan dengan pemilikan tunggal ataupun perusahaan persekutuan. Mengapa? Karena adanya hubungan personal antara manajemen dengan pemilik. Teori ini merupakan teori akuntansi yang paling kuno, dan banyak konsep akuntansi yang dikembangkan dari teori ini.

Teori Kepemilikan adalah teori akuntansi yang berfokus pada penyediaan informasi keuangan kepada pemilik bisnis. Meskipun memiliki kelebihan dalam kesederhanaan dan relevansi bagi pemilik, namun teori ini memiliki keterbatasan dalam mengabaikan kebutuhan pengguna lain dan tidak mencerminkan nilai wajar aset dan kewajiban.

Teori Akuntansi Kepemilikan adalah teori akuntansi yang bersejarah dan sederhana yang berfokus pada penyediaan informasi keuangan kepada pemilik bisnis. Meskipun memiliki kelebihan dalam kesederhanaan dan relevansi bagi pemilik, teori ini memiliki keterbatasan dan tidak lagi menjadi teori akuntansi yang dominan.

REFERENSI

  • American Accounting Association. (2018). Accounting Theory and Concepts.
  • American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). (2019). Statement on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) No. 21: Compilation and Review of Financial Statements.
  • Brealey, R. A., Myers, S. C., & Allen, F. (2018). Principles of corporate finance (12th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Fundamentals of Financial Management (14th ed.). Cengage Learning.
  • Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2019). Fundamentals of financial management (15th ed.). Cengage Learning.
  • Choi, F. D. S., & Mueller, G. G. (2015). Introduction to Accounting Theory and Practice (4th ed.). John Wiley & Sons.
  • Edwards, J. R., & Bell, T. H. (2011). The Theory and Practice of Accounting (5th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Financial Accounting Standards Board (FASB). (2018). Accounting Standards Codification (ASC) Topic 958: Owners’ Equity.
  • Financial Accounting Standards Board. (2018). Conceptual Framework for Financial Reporting.
  • Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2018). Principles of managerial finance (14th ed.). Pearson.
  • International Accounting Standards Board (IASB). (2018). International Financial Reporting Standard (IFRS) 10: Consolidated Financial Statements.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...