Teori Komunikasi Aksi

TEORI KOMUNIKASI AKSI

Teori Komunikasi Aksi. Dalam buku The Theory of Communicative Action, Habermas (1983) mengkaji interaksi sosial dan menyebutnya sebagai lifeworld. Lifeworld terdiri dari interaksi yang memenuhi kebutuhan alami atau kebutuhan dasar (social integration) dan interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem (system integration). Sawarjuwono (1995:13) kemudian mendefinisikannya sebagai: “interactions which are based on immaculate interest and needs inherent in human beings and aimed at reaching towards mutual understanding”. Social integration dan system integration kemudian memacu struktur lifeworld yang bersifat reproduktif atau pengulangan. Hal ini diutarakan Habermas (1983) sebagai berikut: Lifeworld terdiri dari dua struktur yaitu symbolic dan material reproduction. Symbolic dapat berupa knowledge sedangkan material reproduction merupakan tindakan bertujuan yang dapat berwujud keputusan, aturan dan sebagainya. Keduanya merupakan hasil dari social integration dan system integration. Social integration dapat dipahami sebagai pengetahuan dan system integration merupakan praktik. Proses reproduksi ini berlangsung terus dan karenanya lifeworld selalu berubah.

Sistem dalam hal ini merupakan tindakan yang terkoordinasi melalui keberadaan institusi, struktur normatif terutama melalui steering media yaitu money dan power. Setiap keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan untung–rugi serta perhitungan ekonomi lainnya, sementara power mempengaruhi interaksi melalui tekanan institusi ataupun administrasi dan birokrasi. Namun demikian, menurut Habermas hanya material reproduction yang dapat dipengaruhi oleh steering media.

Meski bertolak belakang, hal tersebut bisa dibuktikan kaitannya dengan pelaporan keuangan sebagai suatu knowledge. Pelaporan keuangan dapat dilihat sebagai suatu interaksi sosial. Mekanisme ini mengikuti proses social integration yaitu what should be. Akan tetapi dalam kenyataannya, kebijakan pelaporan keuangan akan mengikuti kepentingan (interest) berbagai pihak. Pihak – pihak dengan berbagai kepentingan ini kemudian membawa kepentingannya masing – masing. Akibatnya, money dan power berperan besar dalam menentukan pihak yang kepentingannya diprioritaskan perusahaan. Artinya, proses tersebut sudah tidak murni lagi karena adanya suatu kepentingan atau dengan kata lain proses tersebut mengikuti system integration. Hal ini sesuai dengan pendapat Habermas bahwa di dalam mekanisme system integration, terdapat pengaruh kuat dari steering media, yaitu money dan power mechanism.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...