Corporate Social Responsibility


Artikel Terkait Lainnya

Pengertian pertanggungjawaban sangat beragam. Intinya, tanggung jawab sosial adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan.

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level sebagai berikut:
1.         Basic responsibility (BR)
Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu perusahaan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.
2.         Organization responsibility (OR)
Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.
3.  Sociental responses (SR)
Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan.
Menurut Anggraini, 2006 pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsbility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya terhadap sakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi dibidang hukum. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting.
Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA, 2004). Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya.
Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya tempat perusahaan beroperasi. Hal ini sejalan dengan  legitimacy theory  yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, 1994, dalam Haniffa dkk., 2005). Jika terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan akan kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Lindblom, 1994, dalam Haniffa dkk, 2005).

Inti dari perilaku bisnis yang bertanggung jawab sosial adalah bahwa perusahaan harus menyeimbangkan tindakan strategis untuk menguntungkan pemegang saham terhadap tugas untuk menjadi warga perusahaan yang baik. Tesis yang mendasari adalah bahwa manajer perusahaan harus menampilkan kesadaran sosial dalam operasi bisnis dan secara khusus memperhitungkan bagaimana keputusan manajemen dan tindakan perusahaan mempengaruhi kesejahteraan karyawan, masyarakat setempat, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya.

Tanggung jawab perusahaan yang biasa meliputi unsur-unsur berikut:
a. Membuat upaya untuk menerapkan strategi etis dan mematuhi prinsip-prinsip etika dalam bisnis operasi mati.
b. Membuat sumbangan amal, mendukung upaya pelayanan masyarakat , terlibat dalam inisiatif filantropi yang lebih luas, dan menjangkau untuk membuat perbedaan dalam kehidupan yang kurang beruntung.
c. Mengambil tindakan untuk melindungi lingkungan dan, khususnya, untuk meminimalkan atau menghilangkan dampak negatif terhadap lingkungan yang berasal dari kegiatan bisnis perusahaan itu sendiri.
d. Mengambil tindakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan kualitas hidup bagi karyawan.
e. Mengambil tindakan untuk membangun tenaga kerja yang beragam sehubungan dengan jenis kelamin, ras, asal negara, dan aspek lain yang orang yang berbeda membawa ke tempat kerja.

Inisiatif CSR yang dilakukan oleh perusahaan sering diarahkan untuk meningkatkan “triple bottom line” perusahaan -a mengacu tiga jenis metrik kinerja: . ekonomi, sosial, lingkungan. Tujuannya adalah untuk sebuah perusahaan untuk berhasil secara bersamaan dalam tiga dimensi. Tiga dimensi kinerja sering disebut dalam hal “tiga pilar” dari “orang, planet, dan keuntungan.” Orang-orang merujuk pada berbagai inisiatif sosial yang membentuk strategi CSR, seperti pemberian perusahaan, keterlibatan masyarakat, dan upaya perusahaan untuk meningkatkan kehidupan stakeholder internal dan eksternal. Planet mengacu dampak ekologis suatu perusahaan dan praktik lingkungan. Laba jangka memiliki makna yang lebih luas sehubungan dengan bagian bawah tine tiga daripada yang lain. Ini meliputi tidak hanya keuntungan sebuah perusahaan memperoleh bagi para pemegang saham tetapi juga dampak ekonomi bahwa perusahaan memiliki pada masyarakat secara umum, dalam hal nilai keseluruhan yang menciptakan dan biaya keseluruhan yang membebankan pada masyarakat

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...