Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda (Different Cost For Different Purposes)

Pengertian biaya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2018:12) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama:

  1. Biaya Operasional: Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan selama periode akuntansi tertentu. Biaya operasional meliputi biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya umum lainnya.
  2. Biaya Non-Operasional: Biaya non-operasional adalah biaya yang dikeluarkan di luar kegiatan operasional utama perusahaan. Biaya non-operasional meliputi biaya bunga, biaya kerugian atas penjualan aktiva, dan biaya restrukturisasi.

Biaya sangat penting dalam akuntansi karena digunakan untuk menghitung laba bersih perusahaan. Laba bersih adalah pendapatan perusahaan setelah dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan. Laba bersih merupakan indikator penting kinerja keuangan perusahaan dan digunakan oleh investor dan kreditor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa contoh biaya yang umum terjadi dalam perusahaan:

  • Biaya produksi: Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
  • Biaya pemasaran: Biaya pemasaran meliputi biaya iklan, biaya promosi, dan biaya distribusi.
  • Biaya administrasi: Biaya administrasi meliputi biaya gaji karyawan administrasi, biaya sewa kantor, dan biaya perlengkapan kantor.
  • Biaya umum lainnya: Biaya umum lainnya meliputi biaya perjalanan, biaya komunikasi, dan biaya utilitas.
  • Biaya bunga: Biaya bunga adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga atas pinjaman yang diterima perusahaan.
  • Biaya kerugian atas penjualan aktiva: Biaya kerugian atas penjualan aktiva adalah biaya yang dikeluarkan ketika perusahaan menjual aktiva dengan harga lebih rendah dari nilai bukunya.
  • Biaya restrukturisasi: Biaya restrukturisasi adalah biaya yang dikeluarkan ketika perusahaan melakukan perubahan besar-besaran dalam struktur organisasinya atau kegiatan operasionalnya.

Biaya merupakan bagian penting dalam akuntansi dan digunakan untuk menghitung laba bersih perusahaan. Laba bersih merupakan indikator penting kinerja keuangan perusahaan dan digunakan oleh investor dan kreditor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan.

SAK No. 17 tentang Biaya mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan biaya dalam laporan keuangan. SAK ini menjelaskan bahwa biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

IFRS No. 15 tentang Biaya mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan biaya dalam laporan keuangan. IFRS ini menjelaskan bahwa biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Kedua standar akuntansi tersebut pada dasarnya memiliki definisi biaya yang sama. Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam hal pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan biaya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam lingkungan ekonomi dan peraturan di masing-masing negara.

Sebagai contoh, SAK No. 17 tentang Biaya mengatur bahwa biaya produksi harus diakui pada saat terjadinya. Sedangkan IFRS No. 15 tentang Biaya mengatur bahwa biaya produksi harus diakui pada saat barang atau jasa yang dihasilkan siap untuk dijual. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan dalam lingkungan ekonomi dan peraturan di Indonesia dan negara-negara lain.

Sejarah Perkembangan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya awal tahun 1900-an dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan eksternal. Penekanannya adalah pada mengalokasikan biaya produksi untuk produk sehingga biaya dapat dipisahkan antara harga pokok penjualan dan persediaan.

Akuntansi Biaya

Fokus sebenarnya adalah menentukan metode yang paling akurat dan adil dalam mengalokasikan biaya yang berbeda untuk produk. Ada kepercayaan umum bahwa ‘biaya sebenarnya’ harus ditentukan. Pandangan seperti itu tetap ada di pikiran sampai tahun 1950-an.

Selama 1950-an ada perubahan penekanan dari akuntansi biaya ke akuntansi manajemen. Penekanan kemudian bergeser dari pengguna eksternal ke internal dan kesadaran bahwa data biaya harus dikumpulkan untuk pengguna internal dengan cara yang berbeda dari yang dibutuhkan oleh pengguna eksternal.

Pada tahun 1956 akuntan menjadi semakin sadar bahwa konsep biaya tunggal tidak dapat menjadi unik untuk semua tujuan dan “Biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different cost for different purposes)” menjadi filosofi akuntan manajemen.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Meningkatnya kompleksitas bisnis.
  • Meningkatnya jumlah informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan.
  • Meningkatnya kesadaran akan pentingnya relevansi dan keandalan informasi biaya.

Sebagai respons terhadap faktor-faktor ini, akuntan manajemen mulai mengadopsi filosofi “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”. Filosofi ini mengakui bahwa tidak ada satu konsep biaya yang dapat digunakan untuk semua tujuan. Sebaliknya, biaya harus ditentukan berdasarkan tujuan spesifik yang ingin dicapai.

Misalnya, biaya yang digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek mungkin berbeda dengan biaya yang digunakan untuk pengambilan keputusan jangka panjang. Demikian pula, biaya yang digunakan untuk penetapan harga produk mungkin berbeda dengan biaya yang digunakan untuk penganggaran.

Filosofi “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda” telah menjadi prinsip dasar akuntansi manajemen sejak tahun 1956. Prinsip ini telah memungkinkan akuntan manajemen untuk menyediakan informasi biaya yang lebih relevan dan berguna bagi para pengambil keputusan.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana filosofi “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda” diterapkan dalam praktik:

  • Penetapan harga produk: Biaya yang digunakan untuk menetapkan harga produk harus mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk tersebut. Namun, biaya yang digunakan untuk menetapkan harga produk mungkin tidak termasuk semua biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan dan memasarkan produk tersebut.
  • Penganggaran: Biaya yang digunakan untuk penganggaran harus mencakup semua biaya yang diharapkan akan dikeluarkan selama periode anggaran. Namun, biaya yang digunakan untuk penganggaran mungkin tidak termasuk semua biaya yang mungkin dikeluarkan jika terjadi keadaan yang tidak terduga.
  • Pengambilan keputusan jangka pendek: Biaya yang digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek harus fokus pada biaya yang dapat diubah dalam jangka pendek. Misalnya, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung mungkin lebih relevan untuk pengambilan keputusan jangka pendek daripada biaya sewa gedung dan biaya penyusutan peralatan.
  • Pengambilan keputusan jangka panjang: Biaya yang digunakan untuk pengambilan keputusan jangka panjang harus fokus pada biaya yang tidak dapat diubah dalam jangka pendek. Misalnya, biaya sewa gedung dan biaya penyusutan peralatan mungkin lebih relevan untuk pengambilan keputusan jangka panjang daripada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Dengan menggunakan filosofi “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”, akuntan manajemen dapat menyediakan informasi biaya yang lebih relevan dan berguna bagi para pengambil keputusan. Informasi biaya ini dapat membantu para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan kinerja organisasi.

Pada tahun 1975, Horngren menyebut era akuntansi manajemen ini sebagai pendekatan kebenaran kondisional , yaitu kebenaran tergantung pada bagaimana informasi akan digunakan Selama tahun 1975 dan seterusnya banyak literatur tentang aspek-aspek perilaku akuntansi manajemen telah diterbitkan.

Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi manajemen tidak lagi hanya berfokus pada penyediaan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan, tetapi juga pada bagaimana informasi tersebut digunakan dan bagaimana perilaku manusia memengaruhi pengambilan keputusan.

Beberapa aspek perilaku akuntansi manajemen yang telah dipelajari meliputi:

  • Bagaimana akuntan manajemen menggunakan informasi untuk membuat keputusan.
  • Bagaimana perilaku manusia memengaruhi pengambilan keputusan akuntansi manajemen.
  • Bagaimana akuntansi manajemen dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia.

Penelitian dalam bidang perilaku akuntansi manajemen telah memberikan wawasan baru tentang bagaimana akuntansi manajemen dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

Beberapa contoh bagaimana akuntansi manajemen dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia meliputi:

  • Menggunakan sistem penganggaran untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Menggunakan sistem pengendalian manajemen untuk memastikan bahwa karyawan bekerja sesuai dengan rencana organisasi.
  • Menggunakan sistem pelaporan kinerja untuk memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerja mereka.

Dengan memahami bagaimana perilaku manusia memengaruhi pengambilan keputusan akuntansi manajemen, akuntan manajemen dapat menggunakan informasi keuangan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mempengaruhi perilaku manusia dengan cara yang positif.

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda (Different Cost For Different Purposes)

Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek manajerial tertentu. Definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar manajemen biaya, yakni “biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda (different cost for different purposes)”.

Berdasarkan tujuan manajerial yang ingin dicapai, biaya produk dapat didefinisikan sebagai berikut:

  1. Biaya Produk untuk Tujuan Penetapan Harga Biaya produk untuk tujuan penetapan harga adalah biaya yang digunakan untuk menentukan harga jual suatu produk. Biaya produk ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  2. Biaya Produk untuk Tujuan Pengendalian Biaya Biaya produk untuk tujuan pengendalian biaya adalah biaya yang digunakan untuk mengendalikan biaya produksi suatu produk. Biaya produk ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  3. Biaya Produk untuk Tujuan Penilaian Persediaan Biaya produk untuk tujuan penilaian persediaan adalah biaya yang digunakan untuk menilai persediaan barang jadi dan barang dalam proses. Biaya produk ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  4. Biaya Produk untuk Tujuan Pelaporan Keuangan Biaya produk untuk tujuan pelaporan keuangan adalah biaya yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Biaya produk ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  5. Biaya Produk untuk Tujuan Pengambilan Keputusan Biaya produk untuk tujuan pengambilan keputusan adalah biaya yang digunakan untuk mengambil keputusan terkait dengan produksi dan penjualan suatu produk. Biaya produk ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Contoh Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda (Different Cost For Different Purposes)
  • Biaya historis (historical cost): Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset pada saat pembelian atau konstruksi. Biaya historis digunakan untuk mencatat aset pada laporan keuangan dan menghitung laba rugi.
  • Biaya pengganti (replacement cost): Biaya yang diperlukan untuk mengganti suatu aset dengan aset yang sejenis atau setara. Biaya pengganti digunakan untuk menilai aset pada saat terjadi kerusakan atau kehilangan.
  • Biaya sekarang (current cost): Biaya yang diperlukan untuk memperoleh suatu aset pada saat ini. Biaya sekarang digunakan untuk menilai aset pada saat terjadi perubahan harga atau teknologi.
  • Biaya masa depan (future cost): Biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan di masa depan untuk suatu aktivitas atau proyek. Biaya masa depan digunakan untuk membuat anggaran dan merencanakan kegiatan.
  • Biaya peluang (opportunity cost): Biaya yang dikeluarkan dengan mengorbankan kesempatan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih menguntungkan. Biaya peluang digunakan untuk mengevaluasi keputusan investasi dan memilih alternatif terbaik.
  • Biaya tetap (fixed cost): Biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan pada tingkat aktivitas. Biaya tetap biasanya meliputi biaya sewa, gaji, dan depresiasi.
  • Biaya variabel (variable cost): Biaya yang berubah seiring dengan perubahan tingkat aktivitas. Biaya variabel biasanya meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya utilitas.
  • Biaya langsung (direct cost): Biaya yang dapat dibebankan secara langsung ke suatu produk atau jasa. Biaya langsung biasanya meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
  • Biaya tidak langsung (indirect cost): Biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke suatu produk atau jasa. Biaya tidak langsung biasanya meliputi biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya penelitian dan pengembangan.

Catatan:

  • Pemilihan jenis biaya yang digunakan tergantung pada tujuan penggunaannya.
  • Biaya yang sama dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda, tergantung pada konteksnya.
  • Biaya dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori, tergantung pada kriteria yang digunakan.

Seorang ahli teknik akan berbeda memberikan konsep biaya dengan seorang akuntan. Ibu rumah tangga berbeda konsep dengan seorang sopir mengenai biaya. Konsep biaya dikemukakan tergantung dari latar belakang dan tujuan si pemakai konsep biaya tersebut.

Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek manajerial tertentu. Definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar manajemen biaya, yakni “biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda (different cost for different purposes)“.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah keuntungan yang maksimal. Perencanaan biaya yang baik/tepat harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran/ biaya dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran/biaya tersebut.

Artinya, seorang manager atau pimpinan perusahaan harus menganggap perencanaan dan pengendalian biaya sebagai suatu keharusan untuk mempertahankan tingkat biaya yang wajar guna mendukung pencapaian tujuan dan program perusahaan yang telah direncanakan. Perencanaan biaya tidak boleh menekankan penurunan biaya, tetapi lebih ditujukan pada pemanfaatan sumber daya yang terbatas dengan lebih baik.

REFERENSI

  • Buku Manajemen Biaya. (2018). Biaya Produk. Edisi 5. Salemba Empat.
  • Chenhall, R. H. (2003). Management control systems design within its organizational context: Findings from contingency-based research. Accounting, Organizations and Society, 28(2-3), 187-218.
  • International Financial Reporting Standard (IFRS) No. 15 tentang Biaya
  • Modul Akuntansi Biaya. (2020). Biaya Produk. Institut Pertanian Bogor.
  • Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 17 tentang Biaya
Sumber B.K. Bhar, Cost Accounting I Gusti Putu Darya, Akuntansi Biaya
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...