Taktik Defensif

Taktik Defensif

Tidak semua perusahaan mau untuk diakuisisi ataupun melakukan merger, berikut uraian taktik defensive yang pernah diakukan untuk menolak upaya tidak merger dan akuisisi.

      1.      Anggaran dasar korporasi
Berbagai perusahaan biasanya mengamademen anggaran dasar perusahaan untuk membuat proses akuisisi menjadi sulit. Contohnya, biasanya 2/3 (67%) dari pemegang saham yang tercatat harus menyetujui merger tersebut atau mungkin dibuat menjadi 80% untuk mempersulit proses tersebut.

      2.      Perjanjian pembelian kembali dan pembatasan
Perjanjian pembatasan adalah kontrak dimana perusahaan penawar setuju untuk membatasi kepemilikannya dalam perusahaan target.

      3.      Poison pill dan rencana suara saham
Strategi yang dijalankan dapat berupa : [1] membuat hutang perusahaan membengkak dan harus segera dibayar jika perusahaan tersebut mengalami take over oleh major share holder. [2] manajemen membuat kebijakan dapat membeli kembali saham perusahaan dengan porsi kepemilikan saham, umumnya mencapai share 50%. [3] mengeluarkan kebijakan untuk pembuatan saham preferen, yang dapat memberikan penggantian khusus pada pemegang saham lama jika pengambilalihan terjadi.

      4.      Transaksi going private dan buyout leverage
Going private ketika saham yang dimiliki public digantikan dengan kepemilikan ekuitas lengkap oleh kelompok pribadi, sebagai konsekuensinya saham perusahaan ditarik dari pasar (jika ini adalah saham yang diperdagangkan dibursa maka akan delisting).

      5.      Alat lain dan jargonnya dalam pengambilalihan korporasi.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...