Karakteristik Usaha Kecil yang Relatif Sederhana

Karakteristik Usaha Kecil yang Relatif Sederhana

Struktur Organisasi yang Sederhana:

  • Biasanya dikelola oleh pemilik atau sejumlah kecil karyawan.
  • Hirarki manajemen yang datar dengan sedikit atau tanpa lapisan manajemen.

Operasi yang Terbatas:

  • Menawarkan rangkaian produk atau layanan yang terbatas.
  • Fokus pada pasar lokal atau regional.
  • Proses produksi atau layanan yang relatif sederhana.

Modal Investasi yang Rendah:

  • Membutuhkan modal awal yang relatif kecil untuk memulai dan beroperasi.
  • Sering kali dibiayai oleh pemilik atau melalui pinjaman kecil.

Ketergantungan pada Pemilik:

  • Pemilik biasanya memainkan peran penting dalam semua aspek bisnis.
  • Pengambilan keputusan dan tanggung jawab operasional bergantung pada mereka.

Fleksibilitas dan Kemampuan Beradaptasi:

  • Dapat dengan cepat beradaptasi dengan perubahan pasar atau permintaan pelanggan.
  • Struktur yang ramping memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan perubahan strategis.

Fokus pada Layanan Pelanggan:

  • Membangun hubungan pribadi dengan pelanggan adalah kunci keberhasilan.
  • Memberikan layanan pelanggan yang dipersonalisasi dan responsif.

Inovasi Terbatas:

  • Sering kali tidak memiliki sumber daya untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan.
  • Fokus pada peningkatan bertahap daripada terobosan besar.

Keterbatasan Pertumbuhan:

  • Sulit untuk berkembang melampaui ukuran tertentu karena keterbatasan sumber daya dan struktur.
  • Pertumbuhan biasanya terbatas pada pasar lokal atau regional.
Menurut Sofiah et all (2011:210) menyatakan secara umum sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Sistem pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
  2. Margin yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi
  3. Modal terbatas
  4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan yang masih terbatas.
  5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan ditekannya biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
  6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas.
  7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam system administrasinya.
Selain itu, menurut Pandji (2002:225) secara umum usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
  • Margin usaha yang cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat tinggi.
  • Modal terbatas
  • Pengalaman manajerial dan mengelola perusahaan masih sangat terbatas
  • Skala ekonomi yang terlalu kecil
  • Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas
  • Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.
Jika ditinjau secara khusus menurut Kuta (1994:20), gambaran usaha kecil di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut :
  1. Hampir setengah dari perusahaan kecil hanya mempergunakan kapasitas terpasang 60 persen atau kurang.
  2. Lebih dari setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan usaha kecil-kecilan
  3. Masalah utama yang dihadapu berbeda menurut pengembangan usaha
  4. Pada umumnya sukar meningkatkan pangsa pasar bahkan cenderung mengalami penurunan usaha, hal ini terjadi karena kekurangan modal, pemasaran dan pengadaan barang atau material yang dibutuhkan relatif tinggi
  5. Hampir 60 persen dari usaha kecil menggunakan teknologi tradisional
  6. Hampir 70 dari usaha kecil melakukan pemasaran langsung kepada konsumen.
  7. Sebagian besar pengusaha kecil dalam berusaha memperoleh bantuan permodalan merasa terlalu sulit dan dokumen yang dipersiapkan sukar dipenuhi.
Karakteristik lainnya dari pengusaha kecil di Indonesia ditinjau dari beberapa segi menurut pendapat Tiktik dan Abdul (2002) berikut ini:
Segi Manajemen;
  • Pemilik sebagai pengelola
  • Berkembang dari usaha kecil-kecilan, karena itu kepercayaan diri yang berlebihan
  • Tidak membuat perencanaan tertulis
  • Kurang membuat catatan/pembukuan tertib
  • Pendelegasian wewenang secara lisan
  • Kurang mampu mempertahankan mutu
  • Sangat tergantung pada pelanggan dan pemasok disekitar usahanya
  • Kurang membina saluran informasi
  • Kurang mampu membina hubungan perbankan
Segi Keuangan;
  1. Memulai usaha kecil-kecilan, bermodal sedikit dana dan ketrampilan pemiliknya
  2. Terbatasnya sumber dana dari perbankan
  3. Kemampuan memperoleh pinjaman bank relatif rendah/kurang mampu sediakan jaminan, proposal kredit, dan lain-lain
  4. Kurang akurat perencanaan anggaran kas
  5. Tidak memiliki catatan harga pokok produksi, perhitungan sangat kasar
  6. Kurang memahami tentang perlunya pencatatan keuangan/akuntansi
  7. Kurang paham tentang prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan dan kemampuan analisisnya
  8. Kurang mampu memilih informasi yang berguna bagi usahanya.
Menurut Nugroho (2013) Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta sumber daya manusia yang besar merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati beberapa hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti: perkembangan usaha harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang baik akan meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan menunjang keberlanjutan usaha tersebut, mengelola sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut.

Tantangan dan Strategi Pengembangan Usaha Kecil di Indonesia

Menurut Nugroho (2013), usaha kecil di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Namun, seiring dengan perkembangannya, terdapat beberapa tantangan yang perlu dicermati:

Tantangan:

  • Pengelolaan Manajemen yang Lemah: Banyak usaha kecil yang tidak memiliki manajemen yang baik, sehingga menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan.
  • Perencanaan yang Buruk: Kegagalan usaha kecil sering kali disebabkan oleh perencanaan yang tidak matang.
  • Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan: Pemilik usaha kecil mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengelola bisnis mereka secara efektif.
  • Sistem Produksi yang Tidak Efisien: Proses produksi yang tidak efisien dapat meningkatkan biaya dan mengurangi profitabilitas.
  • Kurangnya Inovasi: Persaingan yang ketat menuntut usaha kecil untuk terus berinovasi dan membedakan diri dari pesaing.

Strategi Pengembangan:

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Nugroho (2013) menyarankan beberapa strategi pengembangan usaha kecil:

  • Meningkatkan Pengelolaan Manajemen: Menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
  • Melakukan Perencanaan yang Matang: Menyusun rencana bisnis yang jelas dan komprehensif, termasuk analisis pasar, strategi pemasaran, dan proyeksi keuangan.
  • Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan: Mengikuti pelatihan, lokakarya, dan program pengembangan lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bisnis.
  • Mengoptimalkan Sistem Produksi: Menerapkan teknologi dan teknik yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi.
  • Berinovasi dan Berdiferensiasi: Mengembangkan produk atau layanan baru yang unik, serta mencari cara untuk membedakan diri dari pesaing.

Dengan mengatasi tantangan dan menerapkan strategi pengembangan yang tepat, usaha kecil di Indonesia dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya dan mencapai kesuksesan jangka panjang.

REFERENSI

  • Christensen, C. M. (2016). The Innovator’s Dilemma: When New Technologies Cause Great Firms to Fail (6th ed.). New York: HarperCollins.
  • Heizer, J. H., & Render, B. (2018). Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management (13th ed.). Boston: Pearson.
  • Hisrich, R. D., Peters, M. P., & Shepherd, D. A. (2018).
  • Nugroho, Y. (2013). Strategi Pengembangan Usaha Kecil di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(2), 101-110.
  • Ries, E. (2011). The Lean Startup: How Today’s Entrepreneurs Use Continuous Innovation to Create Radically Successful Businesses. New York: Crown Business.
  • Robbins, S. P., & Coulter, M. (2018). Management (13th ed.). Boston: Pearson.
  • Slack, N., Chambers, S., & Johnston, R. (2019). Operations Management (8th ed.). Harlow: Pearson.
  • Timmons, J. A., & Spinelli, S. (2018). New Venture Creation: Entrepreneurship for the 21st Century (10th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...