Etnografi Oleh Creswell

Creswell (2007:69) mengemukakan bahwa etnografi realis adalah pendekatan yang berupaya menggambarkan situasi budaya para informan secara obyektif berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dari para informan di lapangan penelitian dan dipaparkan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view).

Menurut Wolcott (Creswell (1998:35) ada beberapa elemen penting dalam etnografi, yaitu:
• Penulisan yang mengunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi
• Penulisan yang menyampaikan ceritanya secara informal, sebagaimana seorang “pendongeng”
• Penulisan yang menjelajahi tema kultural dari peranan dan tingkah laku suatu subyek
• Penulisan yang mendeskripsikan kehidupan sehari-hari orang

Menurut Harris (1968 dalam Creswell, 1998:58) etnografi adalah deskripsi dan interpretasi atas suatu budaya, kelompok sosial, atau sistem. Bagi Agar (1980 dalam Creswell, 1998:58) etnografi merupakan produk penelitian, biasanya ditemukan dalam bentuk buku.

Etnografi memiliki asalnya sendiri dalam antropologi kebudayaan melalui para antropolog abad ke-20, seperti Boas, Malinowski, Radcliffe-Brown dan Mead, serta studi mereka tentang kebudayaan perbandingan. Meskipun mengambil ilmu alam sebagai model penelitian, mereka membedakannya dengan pendekatan keilmuan tradisioanl, melalui data dari orang pertama yang budayanya masih “primitif” (Atkinson & Hammersley, 1994 dalam Creswell, 1998:59).

Seorang etnografi mencari informan kunci, yaitu individu yang mampu memberikan pandangan yang berguna tentang kelompok dan dapat mengarahkan si peneliti menuju informasi dan hubungan. Menurut standar etika, keberadaan etnografi perlu diketahui sehingga kebohongan, tujuan, atau maksud dari studinya dilakukan.

Etnografi mensyaratkan seseorang yang peka terhadap masalah di lapangan, di mana prosedur dalam etnografi membutuhkan penjelasan yang detail mengenai kelompok budaya atau individual, yaitu satu analisis tentang kelompok budaya berdasarkan pada topik atau perspektif, dan beberapa interpretasi atas kelompok budaya berupa interaksi sosial generalisasi tentang kehidupan sosial manusia (Wolcott, 1994b dalam Creswell,1998:60). Produk akhir dari usaha ini adalah gambaran budaya secara holistik mengenai kelompok sosial yang mempersatukan, baik pandangan para aktor dalam kelompok maupun interpretasi peneliti atas pandangan tentang kehidupan sosial manusia dala perspektif ilmu sosial. Secara holistik, seorang etnografi berusaha menjelaskan sebanyak mungkin tentang sistem budaya atau kelompok sosial, meliputi sejarah kelompok, agama, politik, ekonomi dan lingkungan (Fetterman, 1989 dalam Creswell, 1998:60).

Berdasarkan gambaran budaya, Creswell (1998:61) merujuk pada satu pandangan dari seluruh peristiwa budaya dengan mengumpulkan semua aspek yang telah dipelajari mengenai kelompok dan menunjukkan kerumitannya. Ia menyimpulkan bahwa etnografi akan menggunakan beberapa alasan sebagai berikut:
• Peneliti harus memiliki pengetahuan dasar tentang antropologi kebudayaan dan arti dari sistem sosial-budaya sesuai dengan konsep yang teah diteliti para etnografer
• Waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data diperluas, dengan memperpanjang waktu di lapangan
• Dalam banyak etnografi, cerita sering ditulis dalam bentuk sastra, hampir mendeteksi pendekatan mendongeng
• Terdapat satu kemungkinan bahwa peneliti akan “menjadi penduduk asli” dan tidak dapat menyelesaikan studi atau mengambil kesepakatan dalam studi tersebut. Ini merupakan salah satu dari sederet masalah yang kompleks dalam kerja lapangan yang dihadapi para etnografi yang berani mengambil risiko dengan masuk ke kelompok budaya atau sistem yang tidak dikenal.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...