Kecurangan Laporan Keuangan (Financial statement fraud)

Kecurangan Laporan Keuangan (Financial statement fraud)

Kecurangan laporan keuangan (KK) atau financial statement fraud dalam akuntansi merupakan tindakan manipulasi atau pemalsuan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Tujuannya adalah untuk menipu pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemegang saham, investor, kreditor, atau otoritas regulasi, dengan memberikan gambaran yang salah tentang kondisi keuangan perusahaan.

Kecurangan dalam laporan keuangan antara lain berupa mempublikasikan secara sengaja terhadap informasi yang palsu dari bagian suatu laporan keuangan. Kecurangan ini biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya (overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan melaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban. Sering kali para pemegang saham, karyawan dan investor tidak mengetahui sepenuhnya dari ketidakjelasan terhadap nilai asset perusahaan dan adanya kewajiban jika terjadi suatu kecurangan.

Sebagian besar dari skandal kecurangan yang terjadi pada tahun 2002 di USA yang menyebabkan lahirnya Sarbanes-Oxley Acttermasuk kecurangan yang terjadi di perusahaan raksasa, Enron dan WorIdCom adalah berupa kecurangan terhadap laporan keuangan. Skema kecurangan yang mereka lakukan tergolong rumit, namun pada akhirnya motifnya relatif serupa, yaitu: menyebabkan kerugian besar terhadap pemegang saham dan timbulnya utang kepada kreditur, belum lagi menyebabkan trauma kepada karyawan dimana mereka kehilangan pekerjaan dan dana pensiun.

Pada 2008 Laporan yang disampaikan kepada lembaga Pencegahan terhadap Kecurangan dan Penyalahgunaan Wewenang yang diterbitkan oleh Association of Certified Fraud Examiners, perusahaan-perusahaan USA menderita kerugian rata-rata sebesar $2 juta yang disebabkan terjadinya skema kecurangan tersebut. Dalam Laporan tersebut menyatakan bahwa bentuk kecurangan sangat berbeda dari jenis kecurangan yang lazim karenatipe tujuan dari kecurangan yang terjadi tidak secara langsung memperkaya si pelaku, tetapi untuk menyesatkan kepada pihak ketiga (investor, pemilik, regulator, dan lain-lain) seperti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau menyangkut kelangsungan hidup dari suatu organisasi.

Dengan kata lain, biasanya pelakunya adalah oleh manajer perusahaan yang memanipulasi kemampuan yang bersifat ekonomi suatu perusahaan dengan menutupi hutang yang jumlahnya yang sangat besar atau hilangnya aktiva yang lain. Para pihak manajemen memperoleh keuntungan seacara langsung dari terjadinya kecurangan dengan menjual saham, menerima bonus atas kinerja yang dipalsukan, atau dengan menggunakan laporan palsu untuk menyembunyikan tindakan curang lainnya. Manfaat secara tidak langsung yang diperoleh pihak manajemen dari adanya kecurangan terhadap laporan keuangan tersebut dimana cara ini digunakan untuk memperoleh sumber dana atas nama perusahaan, atau untuk melakukan penggelembungan harga jual perusahaan.

Setiap usaha untuk mencegah kecurangan atas laporan keuangan harus fokus pada tiga faktor sebagai berikut :
1. Mengurangi tekanan situational yang mendorong terjadinya kecurangan
a. Hindari penetapan tujuan keuangan yang tidak mungkin dicapai.
b. Hilangkan tekanan yang berasal eksternal yang mungkin dapat menggoda staf akuntansi untuk menyiapkan kejahatan terhadap laporan keuangan.
c. Pengendalian modal kerja, kelebihan volume produksi, atau pengendaiian terhadap inventaris.
d. Menetapkan dengan jelas dan prosedur akuntansi yang seragam tanpa adanya klausul pengecualian.

2. Mengurangi peluang untuk melakukan kecurangan
a. Menjaga keakuratan dan kelengkapan catatan akuntansi internal.
b. Hati-hati dalam memonitor transaksi bisnis dan hubungan yang bersifat pribadi dari pemasok, pembeli, agen pembelian, perwakilan penjualan, dan pihak lain-lain yang berhubungan dalam bertransaksi diantara unit-unit keuangan.
c. Menetapkan sebuah sistem keamanan yang bersifat fisik untuk memastikan aset perusahaan, termasuk barang jadi, uang tunai, peralatan modal, peralatan, dan barang-barang lainnya yang berharga.
d. Pembagian fungsi penting diantara karyawan, memisahkan adanya pengendalian penuh yang berada pada satu orang.
e. Menjaga keakuratan catatan pegawai termasuk memeriksa latar belakang pada karyawan baru.
f. Mendorong pengawasan yang kuat dan hubungan kepemimpinan yang kuat dalam kelompok untuk menjamin penegakan prosedur akuntansi.

3. Mengurangi rasionalisasi dari adanya kecurangan untuk memperkuat integritas karyawan
a. Para manajer harus mempromosikan kejujuran dengan memberikan contoh. Tindakan tidak Jujur oleh manajemen, bahkan ~jika mereka akan diarahkan pada sasaran di luar organisasi, menciptakan lingkungan yang tidak jujur dapat digunakan untuk merasionalisasikan kegiatan bisnis yang tidak sah lainnya oleh karyawan atau pihak eksternal.
b. Perilaku jujur dan tidak jujur harus didefinisikan dalam kebijakan perusahaan. Kebijakan akuntansi oleh Organisasi harus berkaitan dengan prosedur akuntansi yang dapat dipertanyakan atau bersifat controversial.
c. Konsekuensi terhadap pelanggaran aturan dan ketentuan untuk hukuman dari pelaku kecurangan harus tertulis dengan jelas dan dikomunikasikan

Jenis-jenis Kecurangan Laporan Keuangan

Terdapat dua kategori utama KK:

  1. Manipulasi Laporan Keuangan (Accounting Fraud): Memalsukan atau memanipulasi data akuntansi untuk menggelembungkan laba, aset, atau ekuitas perusahaan. Contohnya:

    • Penjualan fiktif: Mencatat penjualan yang tidak terjadi untuk meningkatkan pendapatan.
    • Pengakuan pendapatan premature: Mencatat pendapatan sebelum direalisasikan.
    • Pengeluaran fiktif: Mencatat pengeluaran yang tidak terjadi untuk menurunkan laba.
    • Penyembunyian aset: Tidak mencatat aset perusahaan dalam laporan keuangan.
    • Penilaian aset yang salah: Melebihkan atau meremehkan nilai aset perusahaan.
  2. Penggelapan Aset (Asset Misappropriation): Pencurian aset perusahaan oleh individu atau kelompok untuk keuntungan pribadi. Contohnya:

    • Pencurian kas: Mengambil uang tunai dari perusahaan.
    • Penggelapan inventaris: Menjual inventaris perusahaan untuk keuntungan pribadi.
    • Penyalahgunaan kartu kredit perusahaan: Menggunakan kartu kredit perusahaan untuk keperluan pribadi.
    • Penipuan faktur: Membayar faktur palsu untuk mendapatkan uang dari perusahaan.

Dampak Kecurangan Laporan Keuangan

KK dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:

  • Kerugian finansial bagi investor dan kreditor: Investor dan kreditor dapat mengalami kerugian finansial jika mereka berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan yang laporan keuangannya telah dimanipulasi.
  • Menurunnya kepercayaan investor dan publik: KK dapat merusak kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan dan pasar modal.
  • Rusaknya reputasi perusahaan: Perusahaan yang terlibat dalam KK dapat mengalami kerusakan reputasi yang signifikan.
  • Sanksi hukum dan denda: Perusahaan dan individu yang terlibat dalam KK dapat dikenakan sanksi hukum dan denda.

Pencegahan Kecurangan Laporan Keuangan

Kecurangan Laporan Keuangan (KK) bagaikan penyakit berbahaya yang dapat menggerogoti integritas dan kesehatan keuangan perusahaan. Dampaknya tak hanya merugikan investor dan kreditor, tapi juga mencoreng reputasi dan merusak kepercayaan publik. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun benteng pertahanan yang kokoh guna mencegah terjadinya KK.

Beberapa langkah pencegahan KK yang dapat dilakukan, antara lain:

  1. Membangun budaya etika yang kuat: Perusahaan harus membangun budaya etika yang kuat yang menekankan kejujuran, integritas, dan akuntabilitas. Fondasi utama dalam mencegah KK adalah dengan menanamkan budaya etika yang kuat dalam perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan:
  • Membuat kode etik yang jelas dan tegas: Kode etik harus memuat nilai-nilai perusahaan yang menekankan kejujuran, integritas, akuntabilitas, dan transparansi.
  • Menyediakan pelatihan etika bagi karyawan: Karyawan harus diberikan pelatihan untuk memahami kode etik dan bagaimana menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari.
  • Memberikan contoh dan teladan dari pimpinan: Pimpinan perusahaan harus menunjukkan contoh dan teladan yang baik dalam menerapkan nilai-nilai etika.
  • Menciptakan lingkungan yang terbuka dan komunikatif: Karyawan harus merasa nyaman untuk melaporkan pelanggaran etika tanpa rasa takut akan represali.

2. Memperkuat kontrol internal: Perusahaan harus memiliki kontrol internal yang kuat untuk mencegah dan mendeteksi KK. Kontrol internal yang kuat merupakan benteng pertahanan utama dalam mencegah KK. Kontrol internal yang efektif harus mencakup:

  • Pemisahan tugas: Tugas yang berisiko tinggi harus dipisahkan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya untuk meminimalisir potensi kolusi.
  • Otorisasi yang jelas: Setiap transaksi harus memiliki otorisasi yang jelas dari pihak yang berwenang.
  • Pencatatan yang akurat dan akuntabel: Semua transaksi harus dicatat dengan akurat dan akuntabel dalam sistem akuntansi.
  • Rekonsiliasi akun secara berkala: Akun-akun keuangan harus direkonsiliasi secara berkala untuk memastikan keakuratannya.
  • Pengendalian akses ke aset: Akses ke aset perusahaan harus dibatasi hanya kepada orang-orang yang berwenang.

3. Melakukan audit internal secara berkala: Perusahaan harus melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan bahwa laporan keuangannya akurat dan andal. Audit internal merupakan alat penting untuk mendeteksi potensi KK. Audit internal harus dilakukan secara berkala oleh auditor internal yang independen dan kompeten. Audit internal harus mencakup:

  • Penilaian risiko KK: Auditor internal harus menilai risiko KK yang dihadapi perusahaan dan merancang prosedur audit yang sesuai.
  • Pengujian kontrol internal: Auditor internal harus menguji efektivitas kontrol internal dalam mencegah dan mendeteksi KK.
  • Pemeriksaan laporan keuangan: Auditor internal harus memeriksa laporan keuangan untuk mendeteksi adanya indikasi KK.
  • Pelaporan temuan audit: Auditor internal harus melaporkan temuan audit kepada manajemen dan komite audit.

4. Melaporkan kecurigaan KK: Karyawan harus didorong untuk melaporkan kecurigaan KK kepada pihak yang berwenang. Karyawan harus didorong untuk melaporkan kecurigaan KK kepada pihak yang berwenang. Perusahaan harus menyediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim bagi karyawan untuk melaporkan kecurigaan KK. Saluran pelaporan ini harus mudah diakses dan dijaga kerahasiaannya.

5. Menyediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim: Perusahaan harus menyediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim bagi karyawan untuk melaporkan kecurigaan KK.

Karyawan harus merasa aman dan nyaman untuk melaporkan kecurigaan KK tanpa rasa takut akan represali. Perusahaan harus menyediakan saluran pelaporan yang aman dan anonim, seperti:

  • Hotline pelaporan KK: Karyawan dapat melaporkan KK melalui hotline yang tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
  • Situs web pelaporan KK: Karyawan dapat melaporkan KK melalui situs web yang aman dan anonim.
  • Kotak saran: Karyawan dapat melaporkan KK melalui kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis di perusahaan.

KK merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif bagi berbagai pihak. Penting bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko KK dan melindungi kepentingan investor dan kreditor. Pencegahan KK adalah upaya berkelanjutan yang membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak dalam perusahaan. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif, perusahaan dapat meminimalisir risiko KK dan menjaga integritas laporan keuangannya. Ingatlah bahwa KK bukan hanya masalah keuangan, tetapi juga masalah etika dan budaya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun budaya etika yang kuat dan menanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan akuntabilitas kepada seluruh karyawan.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...