ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

Definisi
Activity  Based  Management  (ABM)  atau  manajemen  berdasarkan aktivitas  adalah  pendekatan  yang  luas  dan  terpadu  yang  memfokuskan  perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan dan laba yang dicapai dengan menyediakan nilai ini (Hansen dan Mowen, 2004 : 487).

Menurut  Mulyadi  (2001 ;  614),  manajemen  berbasis  aktivitas  adalah pendekatan  pengelolaan  terpadu  dan  bersistem  terhadap  aktivitas  dengan  tujuan untuk meningkatkan customer value dan laba yang dicapai dari penyediaan value tersebut. Sedangkan menurut Supriyono (1999 ; 354), manajemen berbasis aktivitas (MBA) adalah suatu disiplin (sistem yang luas dan pendekatan yang terintegrasi) yang  memusatkan  perhatian  manajemen  pada  aktivitas    aktivitas  dengan  tujuan untuk  meningkatkan  nilai  yang  diterima  oleh  konsumen  dan  laba  yang  diperoleh dari penyediaan nilai tersebut.

Dari definisi – definisi di atas, dapat diketahui bahwa ABM memiliki dua frasa penting yaitu : Manajemen berbasis aktivitas berfokus kepengelolaan secara terpadu dan bersistem pada aktivitas yang bertujuan meningkatkan customer value dan  laba.  Manajemen  berbasis  aktivitas  berfokus  ke  aktivitas  yaitu  serangkaian kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa.

ABM  bertujuan  untuk  meningkatkan customer  value  secara  berkelanjutan dan  penghilangan  pemborosan.  Dengan  hilangnya  pemborosan,  biaya  dapat berkurang,  sehingga  laba  akan  meningkat.  Pemborosan  diakibatkan  oleh  adanya aktivitas  bukan  penambah  nilai  dan  aktivitas  penambah  nilai  yang  tidak dilaksanakan  secara  efisien.  Dengan  demikian,  fokus  ABM  adalah  penyebab terjadinya  biaya  itu  sendiri,  yaitu  dengan  menghilangkan  aktivitas  bukan penambah nilai dan memperbaiki aktivitas penambah nilai yang akibatnya adalah menurunkan biaya dan meningkatkan laba.

Dimensi ABM
Manajemen  berdasarkan  aktivitas  meliputi  penghitungan  biaya  produk atau  Activity  Based  Costing  (ABC)  dan  analisis  nilai  proses  atau  Process  Value Analysis  (PVA).  Jadi,  model  manajemen  berdasarkan  aktivitas  memiliki  dua dimensi : dimensi biaya dan dimensi proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya  mengenai  sumber  daya,  aktivitas,  produk  dan  pelanggan  (dan  objek  biaya lainnya  yang  diperlukan).  Tujuan  dimensi  biaya  adalah  memperbaiki  keakuratan pembebanan  biaya.  Sebagaimana  disebutkan  pada  model  terserbut,  sumber  biaya ditelusuri  pada  aktivitas,  dan  kemudian  biaya  aktivitas  dibebankan  pada  produk dan pelanggan. Dimensi penghitungan biaya berdasarkan aktivitas berguna untuk penghitungan  biaya  produk,  manajemen  biaya  strategis,  dan  analisis  taktis.

Dimensi kedua, dimensi proses, memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakannya. Dimensi inilah yang  memberikan  kemampuan  untuk  berhubungan  dan  mengukur  perbaikan berkelanjutan (Hansen dan Moven, 2004: 487).

a.              Dimensi Biaya
Dimensi  biaya  atau  dimensi  ABC  atau  dimensi  vertikal  atau  dimensi pembebanan  biaya  adalah  dimensi  ABM.  Yang  bertujuan  menyempurnakan keakuratan biaya pada objek – objek biaya dengan cara :
1.             Sumber    sumber.  Tahap  pertama  ABC  adalah  mengidentifikasi  biaya sumber – sumber.
2.             Aktivitas    aktivitas.  Tahap  kedua  ABC  adalah  menelusuri  biaya    biaya sumber – sumber pada aktivitas – aktivitas.
3.             Objek  biaya.  Tahap  ketiga  ABC  adalah  membebankan  biaya  pada  objek – objek biaya misalnya berbagai produk atau konsumen yang mengkonsumsi aktivitas – aktivitas.
b.             Dimensi Proses
Dimensi proses atau dimensi mendatar atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang mengendalikan aktivitas – aktivitas dengan cara :
1.             Menganalisis  driver    driver  biaya.  Analisis  driver  biaya  adalah mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan biaya atau menjelaskan mengapa biaya aktivitas terjadi (analisis driver aktivitas).
2.             Mengidentifikasikan  aktivitas.  Mengidentifikasikan  aktivitas  adalah menilai aktivitas – aktivitas apa yang dilaksanakan.
3.             Menganalisis kinerja. Menganalisis kinerja adalah mengevaluasi aktivitas – aktivitas yang dilaksanakan untuk menilai seberapa baik kinerja.
Tujuan dan Manfaat ABM
Tujuan  ABM  adalah  untuk  meningkatkan  nilai  produk  atau  jasa  yang diserahkan  ke  konsumen.  Oleh  karena  itu,  dapat  digunakan  untuk  mencapai  laba ekstra dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.

ABM memusatkan pada akuntabilitas aktivitas – aktivitas dan bukan pada biaya, ABM menekankan pada maksimalisasi kinerja secara luas daripada kinerja individual.

Manfaat ABM menurut Supriyono (Supriyono, 1999: 356) adalah :
a.              Mengukur  kinerja  keuangan  dan  pengoperasian  (non  keuangan) organisasi dan aktivitas – aktivitasnya.
b.             Menentukan  biaya    biaya  dan  profitabilitas  yang  benar  untuk  setiap tipe produk dan jasa.
c.              Mengidentifikasikan  aktivitas    aktivitas  bernilai  tambah  dan  tidak bernilai tambah.
d.             Mengelompokkan aktivitas – aktivitas (faktor – faktor yang men-driver biaya – biaya) dan mengendalikannya.
e.              Mengefisiensikan  aktivitas  bernilai  tambah  dan  mengeliminasi aktivitas – aktivitas tak bernilai tambah.
f.              Menjamin  bahwa  pembuatan  keputusan,  perencanaan,  dan pengendalian  didasarkan  pada  isu    isu  bisnis  yang  luar  dan  tidak semata berdasarkan pada informasi keuangan.
g.             Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan konsumen.
  
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...