Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah kategori biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk tertentu atau unit produksi tertentu. BOP mencakup berbagai biaya yang terkait dengan operasional pabrik secara keseluruhan. Biaya-biaya ini tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk karena mereka tidak terkait dengan jumlah produksi atau jam kerja langsung.

Contoh biaya overhead pabrik meliputi:

  1. Biaya penyusutan peralatan pabrik.
  2. Biaya pemeliharaan dan perbaikan pabrik.
  3. Biaya utilitas seperti listrik, air, dan gas.
  4. Biaya asuransi pabrik.
  5. Biaya gaji dan tunjangan karyawan non-produksi seperti manajemen pabrik, akuntansi, dan kepegawaian.
  6. Biaya penyimpanan dan pergudangan.
  7. Biaya bahan tak langsung seperti deterjen, kertas, dan perlengkapan kantor.
  8. Biaya peralatan kantor dan perangkat lunak yang digunakan di seluruh pabrik.
  9. Biaya pajak properti atas bangunan dan lahan pabrik.

Untuk menghitung biaya overhead pabrik, perusahaan dapat menggunakan metode alokasi yang berbeda, seperti alokasi berdasarkan jam kerja langsung, alokasi berdasarkan biaya langsung, atau alokasi berdasarkan unit produksi. Tujuan utama dari menghitung biaya overhead pabrik adalah untuk memperoleh informasi yang akurat tentang biaya produksi total per unit, yang diperlukan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan bisnis.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengelolaan biaya overhead pabrik (BOP). Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Identifikasi dan klasifikasikan biaya overhead: Pertama-tama, identifikasi semua biaya yang termasuk dalam kategori overhead pabrik. Pisahkan biaya-biaya ini dari biaya-biaya langsung yang dapat langsung diatribusikan ke produk atau unit produksi tertentu. Klasifikasikan biaya overhead ke dalam kategori yang sesuai, seperti biaya penyusutan, biaya utilitas, biaya gaji dan tunjangan non-produksi, dan sebagainya.
  2. Hitung total biaya overhead: Jumlahkan semua biaya overhead pabrik yang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan. Hal ini akan memberikan gambaran tentang total biaya overhead yang perlu diakomodasi dalam perhitungan biaya produksi.
  3. Tentukan metode alokasi yang tepat: Pilih metode alokasi yang sesuai untuk mengatribusikan biaya overhead ke produk atau unit produksi. Metode alokasi dapat berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Metode umum termasuk alokasi berdasarkan jam kerja langsung, alokasi berdasarkan biaya langsung, atau alokasi berdasarkan unit produksi. Pilih metode yang paling akurat dan relevan dengan operasi pabrik Anda.
  4. Hitung tingkat alokasi: Setelah metode alokasi ditentukan, hitung tingkat alokasi yang akan digunakan. Misalnya, jika Anda menggunakan alokasi berdasarkan jam kerja langsung, hitung berapa biaya overhead yang harus dialokasikan untuk setiap jam kerja langsung.
  5. Alokasikan biaya overhead ke produk: Gunakan metode alokasi dan tingkat alokasi yang telah ditentukan untuk mengatribusikan biaya overhead ke produk atau unit produksi. Ini dapat dilakukan secara periodik, misalnya bulanan atau tahunan, tergantung pada kebutuhan dan proses perhitungan biaya Anda.
  6. Analisis dan pengendalian biaya overhead: Setelah biaya overhead dialokasikan, lakukan analisis dan evaluasi terhadap biaya overhead yang dihasilkan. Identifikasi tren biaya, temukan penyebab fluktuasi, dan lakukan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan untuk mengelola biaya overhead dengan lebih efisien. Perhatikan elemen-elemen yang dapat mengurangi biaya, seperti meningkatkan efisiensi operasional, menggunakan teknologi yang lebih efisien, atau melakukan perbaikan proses.
  7. Pantau dan tinjau kembali: Pantau biaya overhead pabrik secara teratur dan tinjau kembali metode alokasi yang digunakan. Pastikan bahwa metode tersebut masih relevan dengan perubahan dalam operasi pabrik atau kondisi pasar. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian atau perubahan pada metode alokasi yang digunakan.
  8. Identifikasi biaya overhead yang tidak perlu: Lakukan evaluasi mendalam terhadap biaya overhead pabrik yang ada. Identifikasi biaya yang mungkin tidak perlu atau dapat dikurangi. Misalnya, Anda dapat mencari cara untuk mengoptimalkan penggunaan utilitas atau mengurangi biaya pemeliharaan dan perbaikan tanpa mengorbankan kualitas atau efisiensi produksi.
  9. Implementasikan efisiensi operasional: Cari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional pabrik. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi otomatisasi yang lebih efisien, penggunaan mesin atau peralatan yang lebih hemat energi, atau perbaikan dalam alur kerja dan proses produksi. Dengan meningkatkan efisiensi, Anda dapat mengurangi biaya overhead yang terkait dengan operasional pabrik.
  10. Gunakan teknologi untuk pengelolaan biaya overhead: Manfaatkan perangkat lunak dan sistem informasi yang dirancang khusus untuk mengelola biaya overhead pabrik. Sistem ini dapat membantu dalam pelacakan, penghitungan, dan analisis biaya overhead, serta memudahkan pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang akurat.
  11. Lakukan benchmarking: Bandingkan biaya overhead pabrik Anda dengan perusahaan sejenis atau industri secara umum. Dengan melakukan benchmarking, Anda dapat melihat bagaimana perbandingan biaya overhead Anda dengan yang lainnya. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi peluang pengurangan biaya atau memperbaiki efisiensi.
  12. Melibatkan karyawan dalam pengelolaan biaya: Libatkan karyawan dalam upaya mengelola biaya overhead pabrik. Berikan pelatihan dan kesadaran kepada karyawan tentang pentingnya efisiensi dan penghematan biaya. Mereka dapat memberikan ide-ide kreatif untuk mengurangi biaya atau meningkatkan efisiensi operasional.
  13. Pantau dan evaluasi secara teratur: Terus pantau biaya overhead pabrik secara berkala dan lakukan evaluasi secara teratur. Identifikasi tren biaya, fluktuasi yang tidak biasa, atau masalah potensial. Dengan memantau dan mengevaluasi secara aktif, Anda dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan dan mengoptimalkan biaya overhead pabrik.

Pengelolaan biaya overhead pabrik merupakan upaya yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi langkah-langkah di atas dan memperhatikan perubahan dalam operasi pabrik, perusahaan dapat meningkatkan pengendalian biaya dan efisiensi secara keseluruhan.

Dengan mengelola biaya overhead pabrik dengan efektif, perusahaan dapat meningkatkan pengendalian biaya, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memperoleh informasi yang akurat tentang biaya produksi per unit. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan anggaran, pengambilan keputusan bisnis yang informasi akurat, dan evaluasi kinerja operasional pabrik.

REFERENSI

  • Coombs, H., Hobbs, D., & Jenkins, B. (2018). Management Accounting: Principles and Applications. McGraw-Hill Education.
  • Horngren, C. T., Datar, S. M., & Rajan, M. V. (2018). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Pearson.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...