LETAK PERBEDAAN Standar Akuntansi untuk ETAP dengan IFRS
LETAK PERBEDAAN Standar Akuntansi untuk ETAP dengan IFRS
Tujuan laporan keuangan SAK-ETAP adalah menyediakan informasi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapa pun yang tidak dalam posisi dapat meminta khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Sedangkan tujuan laporan keuangan IFRS memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berguna untuk berbagai penhhuna dalam membuat keputusan ekonomi.
Dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan IFRS (SAK UMUM) dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks (IAI, 2010).
Untuk lebih jelas dipahami letak perbedaan antara Standar Akuntansi untuk ETAP dengan IFRS, dapat diuraikan dalam beberapa bagian berikut ini :
a. Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK – IFRS complicated dan rumit.
b. SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai pertanggungjawaban pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung menggunakan prinsip reliability, sedangkan PSAK – IFRS telah bergeser untuk pemenuhan user dalam pengambilan keputusan sehingga cenderung menggunakan prinsip relevan.
c. SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
d. SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.
e. SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
f. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
g. SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model reavaluasi.
Artikel Terkait Lainnya
Selain SAK-ETAP dengan IFRS memiliki beberapa letak perbedaan yang telah disebutkan di atas, SAK-ETAP dengan IFRS ini juga memiliki persamaan yaitu sama-sama bertujuan untuk menyediakan / memberikan informasi bagi pengguna yang nantinya digunakan untuk membuat keputusan ekonomi.
Perbedaan mendasar antara Standar Akuntansi untuk ETAP dan IFRS:
- Standar Akuntansi untuk ETAP disusun khusus untuk entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum di Indonesia, sedangkan IFRS disusun untuk entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum di seluruh dunia.
- Standar Akuntansi untuk ETAP lebih rinci dan preskriptif dibandingkan IFRS, yang lebih berbasis prinsip.
- Standar Akuntansi untuk ETAP wajib diterapkan oleh semua entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum di Indonesia, sedangkan IFRS wajib diterapkan oleh semua entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum yang terdaftar di BEI.
Tujuan dan Sasaran Pelaporan Keuangan
- Standar Akuntansi untuk ETAP: Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.
- IFRS: Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang relevan dan andal tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.
Definisi Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan, dan Beban
- Standar Akuntansi untuk ETAP: Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh. Liabilitas adalah kewajiban saat ini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitasnya. Pendapatan adalah peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari kontribusi pemilik. Beban adalah penurunan aset atau peningkatan liabilitas yang menghasilkan penurunan ekuitas, selain dari distribusi kepada pemilik.
- IFRS: Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh. Liabilitas adalah kewajiban saat ini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitasnya. Pendapatan adalah peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain dari kontribusi pemilik. Beban adalah penurunan aset atau peningkatan liabilitas yang menghasilkan penurunan ekuitas, selain dari distribusi kepada pemilik.
Pengakuan dan Pengukuran Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan, dan Beban
- Standar Akuntansi untuk ETAP: Aset diakui jika memenuhi definisi aset dan kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan dapat diukur dengan andal. Liabilitas diakui jika memenuhi definisi liabilitas dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. Ekuitas diakui sebagai selisih antara aset dan liabilitas. Pendapatan diakui ketika hak atas aset telah diperoleh dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. Beban diakui ketika kewajiban untuk menyerahkan aset atau jasa telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.
- IFRS: Aset diakui jika memenuhi definisi aset dan kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan dapat diukur dengan andal. Liabilitas diakui jika memenuhi definisi liabilitas dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. Ekuitas diakui sebagai selisih antara aset dan liabilitas. Pendapatan diakui ketika hak atas aset telah diperoleh dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. Beban diakui ketika kewajiban untuk menyerahkan aset atau jasa telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.
Pengungkapan Informasi Keuangan
- Standar Akuntansi untuk ETAP: Entitas harus mengungkapkan informasi keuangan yang cukup untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Informasi keuangan yang diungkapkan harus relevan, andal, dapat dibandingkan, dan konsisten.
- IFRS: Entitas harus mengungkapkan informasi keuangan yang cukup untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas. Informasi keuangan yang diungkapkan harus relevan, andal, dapat dibandingkan, dan konsisten.
Penerapan Standar Akuntansi
- Standar Akuntansi untuk ETAP: Standar Akuntansi untuk ETAP wajib diterapkan oleh semua entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum.
- IFRS: IFRS wajib diterapkan oleh semua entitas yang menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
REFERENSI
- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 242/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 32/PMK.01/2015 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Pelaporan Keuangan
- Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Badan Usaha Milik Negara