Pengertian Akuntansi Keperilakuan, Cakupan dan Model Riset

Akuntansi kini telah menjadi bagian dari kehidupan bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi adalah meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan operasi perusahaan dan pertanggung-jawaban keuangan. Dalam hal ini akuntansi telah menjadi perangkat pengetahuan ayang sekaligus menjadi bagian penting dari kehidupan bisnis.  Akuntansi merupakan proses identifikasi, pencatatan, dan komunikasi terhadap transakasi ekonomi dari suatu entitas (satuan berwujud).

Akuntansi juga merupakan alat untuk mengukur dan melaporkan kinerja keuangan suatu entitas. Informasi akuntansi digunakan oleh berbagai pihak, seperti manajemen, investor, kreditur, dan pemerintah, untuk membuat keputusan ekonomi.

Selain itu, akuntansi juga diatur oleh berbagai peraturan dan standar, seperti International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi telah menjadi bidang yang penting dan diakui secara luas.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana akuntansi digunakan dalam kehidupan bisnis dan pemerintahan:

  • Bisnis:
    • Akuntansi digunakan untuk melacak pendapatan dan pengeluaran, serta menyiapkan laporan keuangan.
    • Akuntansi digunakan untuk membuat keputusan tentang investasi, pembiayaan, dan penetapan harga.
    • Akuntansi digunakan untuk mengelola risiko keuangan dan mematuhi peraturan perpajakan.
  • Pemerintahan:
    • Akuntansi digunakan untuk menyiapkan anggaran dan melacak pengeluaran pemerintah.
    • Akuntansi digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan pemerintah kepada publik.
    • Akuntansi digunakan untuk membuat keputusan tentang kebijakan fiskal dan moneter.

Ada beberapa jenis akuntansi, antara lain:

  • Akuntansi keuangan: akuntansi yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan suatu entitas kepada pihak eksternal, seperti investor dan kreditur.
  • Akuntansi manajemen: akuntansi yang digunakan untuk menyediakan informasi kepada manajemen untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan.
  • Akuntansi publik: akuntansi yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memberikan jasa akuntansi kepada klien mereka.
  • Akuntansi pemerintahan: akuntansi yang digunakan oleh pemerintah untuk melaporkan kinerja keuangan mereka.

Akuntansi adalah bidang yang terus berkembang dan semakin penting dalam kehidupan bisnis dan pemerintahan. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas transaksi bisnis dan peraturan keuangan, perubahan lingkungan bisnis dan ekonomi, akuntansi juga harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna informasi akuntansi, serta semakin penting untuk menyediakan informasi yang akurat dan dapat diandalkan bagi para pengambil keputusan.

Definisi Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakukan ialah ilmu akuntansi yang dikombinasikan dengan ilmu sosial. Akuntansi keperilakukan ialah ilmu yang mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi data-data akuntansi serta pengambilan keputusan usaha/bisnis. juga sebaliknya bagaimana akuntansi bisa mempengaruhi perilaku manusia serta pengambilan keputusan bisnis.

Riset keperilakuan merupakan salah satu area penelitian yang penting dalam akuntansi. Fokus utamanya adalah bagaimana para pengguna informasi akuntansi mengambil keputusan dan informasi apa yang dibutuhkan.  Mclntyre (1973), misalnya, berupaya untuk menemukan apakah informasi replacement cost lebih bermanfaat dibandingkan informasi historical cost dalam mengevaluasi actual annual rate of return. Dengan kata lain, riset ini berupaya untuk memahami informasi apa yang dipilih dan bagaimana informasi tersebut diproses.

Akuntansi keperilakuan berkaitan dengan perilaku manusia dan hubungannya dengan desain, konstruksi, dan penggunaan sistem informasi akuntansi secara efisien.

Cakupan Akuntansi Keprilakuan

Secara umum, cakupan akuntansi keperilakuan dapat dibagi ke dalam tiga area:

Pengaruh perilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntansi

Akuntansi keperilakuan dalam area ini berhubungan dengan bagaimana sikap dan filosofi manajemen memengaruhi sifat kontrol akuntansi dan fungsi organisasi. Manajer yang risk averse (tidak suka risiko) akan meminta desain sistem kontrol yang berbeda dengan manajer yang risk lover (suka risiko).

Akuntansi keperilakuan adalah bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana perilaku manusia memengaruhi pengambilan keputusan akuntansi. Akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk memahami bagaimana manajer menggunakan informasi akuntansi untuk membuat keputusan, bagaimana auditor mengevaluasi risiko kecurangan, dan bagaimana investor menanggapi informasi akuntansi.

Dalam konteks pengendalian akuntansi, akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk memahami bagaimana sikap dan filosofi manajemen memengaruhi desain dan efektivitas sistem pengendalian internal. Misalnya, manajer yang risk averse (tidak suka risiko) cenderung meminta desain sistem pengendalian yang lebih ketat untuk mengurangi risiko kesalahan dan kecurangan. Sebaliknya, manajer yang risk lover (suka risiko) mungkin lebih bersedia menerima risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk memahami perilaku manajer dalam kaitannya dengan pengendalian akuntansi:

  • Manajer yang risk averse cenderung lebih konservatif dalam membuat keputusan akuntansi. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung mencatat biaya pada saat terjadinya daripada menunggu sampai biaya tersebut terealisasi.
  • Manajer yang risk lover cenderung lebih agresif dalam membuat keputusan akuntansi. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung menunda pencatatan biaya sampai biaya tersebut terealisasi, atau mereka mungkin lebih cenderung menggunakan estimasi yang optimistis.
  • Manajer yang memiliki locus of control internal cenderung lebih percaya bahwa mereka dapat mengendalikan hasil dari tindakan mereka. Mereka cenderung lebih percaya diri dalam membuat keputusan akuntansi dan lebih cenderung mengambil risiko.
  • Manajer yang memiliki locus of control eksternal cenderung lebih percaya bahwa hasil dari tindakan mereka ditentukan oleh faktor-faktor di luar kendali mereka. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam membuat keputusan akuntansi dan lebih cenderung menghindari risiko.

Akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk membantu auditor dan regulator memahami bagaimana perilaku manajer dapat memengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang sistem pengendalian yang lebih efektif dan untuk mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi terhadap kesalahan dan kecurangan.

Akuntansi keperilakuan juga dapat digunakan untuk membantu manajer memahami bagaimana perilaku mereka sendiri dapat memengaruhi keputusan akuntansi yang mereka buat. Informasi ini dapat membantu manajer membuat keputusan yang lebih baik dan lebih etis.

Akuntansi keperilakuan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana manajer menggunakan informasi akuntansi dan bagaimana sikap dan filosofi mereka memengaruhi desain dan efektivitas sistem pengendalian internal. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang sistem pengendalian yang lebih efektif dan untuk membantu manajer membuat keputusan yang lebih baik.

Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia

Akuntansi keperilakuan pada area ini berhubungan dengan bagaimana sistem akuntansi memengaruhi motivasi, produktifitas, pembuatan keputusan, kepuasan kerja, dan kerja sama. Anggaran yang terlalu ketat akan menurunkan karyawan atau anggaran yang terlalu longgar akan menyebabkan ketidakefisienan.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk memahami bagaimana sistem akuntansi memengaruhi perilaku karyawan:

  • Anggaran yang terlalu ketat dapat menyebabkan karyawan merasa tertekan dan tidak termotivasi. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan anggaran yang ditetapkan, dan mereka mungkin tidak mau bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Anggaran yang terlalu longgar dapat menyebabkan karyawan menjadi kurang efisien. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak perlu bekerja keras untuk mencapai tujuan anggaran, dan mereka mungkin membuang-buang waktu dan sumber daya.
  • Sistem akuntansi yang tidak adil dapat menyebabkan karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak diberi penghargaan yang adil untuk pekerjaan mereka, dan mereka mungkin tidak mau bekerja keras untuk perusahaan.
  • Sistem akuntansi yang tidak transparan dapat menyebabkan karyawan merasa tidak percaya kepada manajemen. Mereka mungkin merasa bahwa manajemen tidak jujur ​​dengan mereka, dan mereka mungkin tidak mau bekerja sama dengan manajemen.

Akuntansi keperilakuan dapat digunakan untuk membantu manajer merancang sistem akuntansi yang memotivasi karyawan, meningkatkan produktivitas, dan mendorong kerja sama. Misalnya, manajer dapat menggunakan akuntansi keperilakuan untuk:

  • Menetapkan tujuan anggaran yang realistis dan dapat dicapai.
  • Memberikan penghargaan kepada karyawan yang mencapai tujuan anggaran mereka.
  • Menciptakan sistem akuntansi yang adil dan transparan.
  • Mendorong komunikasi terbuka antara manajemen dan karyawan tentang sistem akuntansi.

Dengan menggunakan akuntansi keperilakuan, manajer dapat menciptakan sistem akuntansi yang membantu mereka mencapai tujuan bisnis mereka dan meningkatkan kinerja karyawan mereka.

Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia

Area Ini berkaitan dengan bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk memengaruhi perilaku. Misalnya, sistem kompensasi dapat didesain untuk meningkatkan kinerja.

Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan

Riset Akuntansi keperilakuan didefinisikan sebagai riset yang mempelajari perilaku akuntan atau nonakuntan yang dipengaruhi oleh fungsi dan laporan akuntansi. Cakupan Riset Akuntansi keperilakuan meliputi tiga hal, yaitu:

  • pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh akuntan dan auditor;
  • pengaruh fungsi akuntansi dan fungsi auditing terhadap perilaku;
  • pengaruh output fungsi akuntansi, yaitu informasi akuntansi, terhadap pertimbangan dan pengambilan keputusan pemakai

Riset akuntansi keperilakuan banyak dimuat di jurnal-jurnal internasional antara lain The Accounting Review, Contemporary Accounting Research, Journal of Accounting Research, Accounting, organizations, and Society, Behavioral Research in Accounting, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Journal of the American Taxation Association, The Journal of Information System, dan Journal of Management Accounting Research.

Klasifikasi topik-topik artikel-artikel Riset Akuntansi keperilakuan terdapat tiga area:

  • Riset akuntansi keperilakuan bidang manajerial berfokus pada pengaruh fungsi akuntansi terhadap perilaku;
  • Riset akuntansi keperilakuan bidang keuangan berfokus pada pengaruh informasi akuntansi terhadap keputusan pemakai
  • riset akuntansi keperilakuan bidang pengauditan berfokus pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan.

Riset Akuntansi Keprilakuan

Berdasarkan isu atau pertanyaan risetnya atau masalah penelitiannya, riset akuntansi keperilakuan dikelompokkan ke dalam empat kelompok bidang yaitu:

Pengendalian Manajerial

Riset awal akuntansi keperilakuan dalam bidang pengendalian manajemen dilakukan oleh Argyris (1952) tentang pengaruh proses penyusunan anggaran terhadap tingkat kinerja manajerial serta sikap dan perilaku seseorang. Arah riset dihidang ini mencakup topik-topik tentang partisipasi, gaya Kepemimpinan, dan peranan umpan balik. Metode riset yang digunakan antara lain riset laboratorium klasik dengan menggunakan subjek mahasiswa atau metode survei.

Pemrosesan Informasi Akuntansi

Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang pemrosesan informasi, akuntansi berkaitan dengan bagaimana pemakai memproses informasi akuntansi. Topik-topik riset dalam bidang ini mencakup pengaruh metode akuntansi alternatif terhadap pengambilan keputusan pemakai, dampak/implikasi keperilakuan dari pengukuran akuntansi, pemrosesan informasi manusia (human information Processing), dan fiksasi fungsional.

Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang pemrosesan informasi telah menghasilkan sejumlah temuan penting, termasuk:

  • Pengaruh metode akuntansi alternatif terhadap pengambilan keputusan pemakai. Riset telah menunjukkan bahwa metode akuntansi yang berbeda dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan yang dibuat oleh pemakai laporan keuangan. Misalnya, penelitian telah menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang lebih konservatif cenderung melaporkan lebih sedikit laba dan lebih banyak rugi daripada perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang lebih agresif. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam keputusan investasi yang dibuat oleh investor, karena investor cenderung lebih tertarik pada perusahaan yang melaporkan laba yang lebih tinggi.
  • Dampak/implikasi keperilakuan dari pengukuran akuntansi. Riset telah menunjukkan bahwa pengukuran akuntansi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku pemakai laporan keuangan. Misalnya, penelitian telah menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang lebih konservatif cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil risiko daripada perusahaan yang menggunakan metode akuntansi yang lebih agresif. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam keputusan investasi yang dibuat oleh investor, karena investor cenderung lebih tertarik pada perusahaan yang lebih berhati-hati dalam mengambil risiko.
  • Pemrosesan informasi manusia (human information Processing). Riset telah menunjukkan bahwa pemakai laporan keuangan memproses informasi dengan cara yang berbeda. Beberapa pemakai lebih cenderung menggunakan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan secara harfiah, sementara yang lain lebih cenderung menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk membuat penilaian dan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pemakai laporan keuangan, karena pemakai yang berbeda akan memberikan bobot yang berbeda terhadap informasi yang sama.
  • Fiksasi fungsional. Riset telah menunjukkan bahwa pemakai laporan keuangan seringkali terpaku pada fungsi atau tujuan tertentu dari laporan keuangan. Hal ini dapat menyebabkan pemakai mengabaikan informasi yang relevan yang tidak sesuai dengan fungsi atau tujuan tersebut. Misalnya, pemakai yang terpaku pada fungsi laporan keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja perusahaan mungkin mengabaikan informasi tentang risiko yang dihadapi perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan pemakai membuat keputusan yang tidak tepat, karena mereka tidak mempertimbangkan semua informasi yang relevan.
Desain Sistem Informasi Akuntansi

Fokus riset dalam bidang ini adalah isu-isu keperilakuan dalam keseluruhan desain sistem informasi perusahaan. Terdapat 2 pertanyaan riset utama dalam bidang ini, yaitu:

  • pengaruh struktur dan desain pelaporan akuntansi terhadap kemampuan pemakai untuk mengekstrak informasi yang tepat;
  1. Bagaimana struktur dan desain pelaporan akuntansi mempengaruhi kemampuan pemakai untuk memahami dan menggunakan informasi keuangan?
  2. Apakah terdapat perbedaan dalam kemampuan pemakai yang berbeda untuk mengekstrak informasi yang tepat dari laporan keuangan?
  3. Bagaimana struktur dan desain pelaporan akuntansi dapat ditingkatkan untuk memudahkan pemakai untuk mengekstrak informasi yang tepat?
  • pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap pengem bangan struktur dan adaptivitas organisasi.
  1. Bagaimana sistem informasi akuntansi mempengaruhi struktur dan adaptivitas organisasi?
  2. Apakah terdapat perbedaan dalam pengaruh sistem informasi akuntansi yang berbeda terhadap struktur dan adaptivitas organisasi?
  3. Bagaimana sistem informasi akuntansi dapat dirancang untuk mendukung pengembangan struktur dan adaptivitas organisasi yang efektif?
Riset Proses Pengauditan

Penerapan teknik riset akuntansi keperilakuan dalam masalah masalah auditing merupakan fenomena yang relatif baru. Tiga isu riset penting dalam riset akuntansi keperilakuan dalam bidang auditing, meliputi:

  • Perilaku auditor dalam usaha untuk memastikan keahliannya;

Auditor dituntut untuk memiliki keahlian yang cukup untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Namun, auditor juga manusia yang memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, auditor perlu melakukan berbagai upaya untuk memastikan bahwa mereka memiliki keahlian yang dibutuhkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh auditor adalah dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Auditor juga dapat memperoleh keahlian melalui pengalaman kerja. Selain itu, auditor dapat berkonsultasi dengan rekan kerja atau ahli lainnya untuk mendapatkan informasi dan saran.

  • Keterbatasan auditor sebagai pengambil keputusan;

Auditor adalah pengambil keputusan yang penting. Keputusan yang dibuat oleh auditor dapat berdampak signifikan terhadap perusahaan yang diaudit. Namun, auditor juga memiliki keterbatasan sebagai pengambil keputusan.

Salah satu keterbatasan auditor adalah bahwa mereka tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang sempurna. Auditor hanya memiliki akses ke informasi yang disediakan oleh manajemen perusahaan dan informasi lain yang dapat dikumpulkan selama proses audit.

Keterbatasan lainnya adalah bahwa auditor seringkali harus membuat keputusan dalam waktu yang terbatas. Auditor harus menyelesaikan audit dalam jangka waktu tertentu, sehingga mereka tidak selalu memiliki waktu untuk mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan atau untuk mempertimbangkan semua alternatif keputusan.

  • Proses kognitif dalam pengambilan keputusan auditor.

Proses kognitif adalah proses mental yang digunakan oleh auditor untuk membuat keputusan. Proses kognitif ini meliputi:

  • Persepsi: Auditor harus terlebih dahulu memahami masalah yang dihadapi sebelum mereka dapat membuat keputusan. Auditor harus mengumpulkan informasi dan menganalisisnya untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang masalah tersebut.
  • Penilaian: Setelah auditor memahami masalahnya, mereka harus menilai risiko yang terkait dengan masalah tersebut. Auditor harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko dan dampak potensial dari risiko tersebut.
  • Pengambilan keputusan: Setelah auditor menilai risiko, mereka harus membuat keputusan tentang tindakan yang akan diambil. Auditor harus mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan dan memilih tindakan yang paling tepat untuk mengurangi risiko.

Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu untuk memahami bagaimana auditor membuat keputusan. Riset ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan auditor, seperti keterbatasan kognitif auditor dan bias auditor. Riset ini juga dapat membantu untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu auditor untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan teknik riset akuntansi keperilakuan dalam masalah-masalah auditing:

  • Penggunaan heuristik dan bias dalam pengambilan keputusan auditor. Riset telah menunjukkan bahwa auditor seringkali menggunakan heuristik dan bias dalam pengambilan keputusan mereka. Heuristik adalah aturan praktis yang digunakan untuk membuat keputusan secara cepat dan efisien. Bias adalah kecenderungan untuk membuat keputusan yang tidak rasional atau tidak objektif. Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu untuk mengidentifikasi heuristik dan bias yang digunakan oleh auditor dan untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu auditor untuk mengurangi dampak heuristik dan bias tersebut.
  • Pengaruh tekanan waktu pada pengambilan keputusan auditor. Riset telah menunjukkan bahwa tekanan waktu dapat mempengaruhi pengambilan keputusan auditor. Auditor yang bekerja dalam tekanan waktu cenderung membuat keputusan yang lebih cepat dan kurang hati-hati. Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu untuk memahami bagaimana tekanan waktu mempengaruhi pengambilan keputusan auditor dan untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu auditor untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam kondisi tekanan waktu.
  • Pengaruh pengalaman pada pengambilan keputusan auditor. Riset telah menunjukkan bahwa pengalaman dapat mempengaruhi pengambilan keputusan auditor. Auditor yang lebih berpengalaman cenderung membuat keputusan yang lebih baik daripada auditor yang kurang berpengalaman. Riset akuntansi keperilakuan dapat membantu untuk memahami bagaimana pengalaman mempengaruhi pengambilan keputusan auditor dan untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu auditor untuk memperoleh pengalaman yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Riset akuntansi keperilakuan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas audit. Riset ini dapat membantu untuk memahami bagaimana auditor membuat keputusan dan untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu auditor untuk membuat keputusan yang lebih baik.

REFERENSI

  • Albrecht, W. S., & Sack, R. J. (2003). Behavioral research in auditing: Current status and future directions. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 22(Supplement), 1-14.
  • Albrecht, W. S., & Sack, R. J. (2009). Behavioral research in auditing: A review of the recent literature. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 28(Supplement), 1-16.
  • Albrecht, W. S., & Sack, R. J. (2015). Behavioral research in auditing: A review of the recent literature. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 34(Supplement), 1-16.
  • American Accounting Association (AAA). (2016). A Statement of Accounting Theory.
  • American Accounting Association (AAA). (2016). A Statement of Accounting Theory (2018). Conceptual Framework for Financial Reporting.
  • Anderson, S. W., & Merchant, K. A. (2007). The Effect of Budgetary Participation on Budgetary Accuracy. Journal of Accounting Research, 45(2), 383-408.
  • Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2007). Management Control Systems (12th ed.). New York: McGraw-Hill.
  • Chen, I. J., & Yang, S. L. (2010). The effect of accounting information systems on organizational adaptability: An empirical study. International Journal of Accounting Information Systems, 11(4), 239-256.
  • Chenhall, R. H. (2003). Management Control Systems: Design, Implementation, and Use (2nd ed.). Mason, OH: South-Western College Publishing.
  • International Accounting Standards Board (IASB). (2018). Conceptual Framework for Financial Reporting.
  • Lee, S. Y., & Choi, B. (2012). The effect of accounting information system integration on organizational efficiency and effectiveness. Journal of Information Systems, 26(1), 1-20.
  • Libby, R., & Libby, P. (2007). Accounting and human judgment. Oxford University Press.
  • Libby, T., & Libby, P. B. (2017). Behavioral Accounting: An Introduction (9th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
  • Shields, M. D. (2016). Behavioral Accounting and Finance: A Decision-Making Perspective (8th ed.). New York: Pearson Education.
  • Wang, S., & Sun, Y. (2014). The effect of accounting information system flexibility on organizational innovation. Journal of Management Information Systems, 31(1), 235-260.
Sumber Ratna Candra Sari. Akuntansi Keprilakuan Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...