√ Pengertian Biaya Langsung dan Tidak Langsung Serta Berbagai Macam Biaya Lain
Banyak orang yang mencampuradukkan pengertian biaya (cost) dan beban (expenses). Dalam membuat dan mempelajari laporan laba rugi, Seorang akuntan sebaiknya memahami pengertian biaya dan harga pokok produksi.
Pada dasarnya, perhitungan biaya mempunyai empat tujuan pokok, yaitu menilai persediaan, menghitung laba, dan untuk maksud perencanaan dan pengendalian.
Daftar Isi
Pengertian Biaya
Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dimaksud dapat dalam rangka untuk dijual kembali atau dalam rangka untuk menjual barang atau jasa yang diperdagangkan, baik yang berkaitan dengan maupun di luar usaha pokok perusahaan. Dalam perhitungan laba rugi, besarnya biaya akan mengurangi laba atau menambah rugi perusahaan.
Dalam hal ini, biaya adalah uang tunai atau kas atau ekuivalen kas (harta non-kas yang dapat ditukar untuk barang atau jasa yang diinginkan) yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan laba baik untuk masa kini maupun masa mendatang.
Banyak orang yang mencampuradukkan pengertian biaya (cost) dan beban. Ada yang memahami bahwa beban adalah biaya yang kedaluwarsa. Contoh biaya yang kedaluwarsa adalah biaya persediaan rusak yang tidak diasuransikan.
Biaya tersebut merupakan kerugian karena dalam setiap penode dikurangkan dan pendapatan di laporan laba rugi. Biaya sebenarnya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat masa depan. Biaya yang tidak kedaluwarsa (bukan beban) dipahami sebagai harta dan muncul di neraca.
Mesin dan peralatan pabrik adalah contoh harta yang berumur lebih dari satu periode. Perbedaan utama antara biaya yang diklasifikasikan sebagai beban dan biaya yang diklasifikasikan sebagai harta adalah penentuan waktu.
Pengertian biaya dan harga pokok produksi perlu dipahami terlebih dulu sebelum membuat laporan laba rugi dengan baik. Biaya dapat digolongkan dan dihitung bergantung pada tujuannya. Akan tetapi, pada dasarnya, perhitungan biaya mempunyai empat tujuan pokok, yaitu untuk menilai persediaan, menghitung laba, serta untuk maksud perencanaan dan pengendalian.
Sistem akuntansi yang baik harus dapat mengukur dan membebankan biaya pada objek-objek biaya. Contoh objek biaya adalah produk, pelanggan, departemen, proyek, dan lainnya. Pembebanan biaya yang akurat pada objek biaya adalah sangat penting karena akan membantu dalam meningkatkan keakuratan pembebanannya.
Biaya dapat digolongkan dalam beibagai kelompok, bergantung pada kebutuhan, yaitu Biaya Langsung dan Tidak langsung. Biaya Tunai dan Tidak Tunai, serta Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Semi Variabel.
Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada objek biaya atau produk. Contoh biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.
Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah buya yang sulit atau tidak dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat ditelusuri pada objek biaya akan meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Contoh buya tidak langsung adalah gaji pimpinan, gaji mandor, iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya. Buya tidak langsung sering disebut biaya overhead. yang terbagi lagi menjadi biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara langsung digunakan untuk memproduksi suatu satuan output, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya gabungan (joint cost) atau biaya – biaya overhead untuk semua satuan output yang diproduksi.
Objek biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung dan tidak langsung. Misalnya; jika mesin merupakan objek biaya, biaya penggunaan bahan bakar minyak yang dipakai oleh mesin tersebut merupakan biaya langsung. Namun, jika objek biaya adalah produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut, biaya bahan bakar menjadi biaya tidak langsung. Idealnya, semua biaya dapat dikenakan pada objek biaya dengan menggunakan penelusuran secara langsung.
Biaya Tunai dan Tidak Tunai
Biaya Tunai
Biaya tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian akan timbul dan diakui sebagai biaya yang akan dikeluarkan secara tunai (biaya bahan baku, tenaga kerja, dan sebagainya).
Biaya Tidak Tunai
Biaya tidak tunai adalah biaya-biaya yang saat ini atau pada waktu kemudian tidak akan dan tidak pernah dikeluarkan secara tunai (misalnya, biaya penyusutan).
Biaya Tetap, Variabel, dan Semi Variabel
Pemahaman tentang biaya tetap, variabel, dan semi variabel sangat penting dalam rangka memahami analisis break even (pulang pokok), seperti yang akan dibahas dalam bab di belakang.
Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu jumlahnya tidak berubah berapa pun besarnya penjualan atau produksi. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung untuk kantor. Apabila biaya untuk sewa kantor sebesar Rp 10 juta per bulan, perusahaan tetap harus menanggungnya, tidak peduli berapa pun jumlah barang yang terjual, apakah 1.000 unit, 5.000 unit, 10.000 unit, bahkan jika tidak ada penjualan pun. Untuk penjualan 5.000 unit, biaya tetap per unitnya Rp2.000,- (Rp 10 juta dibagi 5.000 unit), untuk penjualan 10.000 unit biaya tetap per unitnya Rp 1.000,- (Rp 10 juta dibagi 10.000 unit), dan seterusnya.
Biaya Variabel
Biaya variabel atau biaya berubah (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang waktu tertentu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proporsional.
Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit secara mutlak digolongkan ke dalam kedua jenis biaya tersebut (biaya variabel atau tetap).
Biaya variabel, tetap, dan semi variabel dapat digunakan dalam analisis pulang pokok untuk tujuan perencanaan dan pengendalian laba.
Biaya yang Ditetapkan dan Biaya Historis (Predetermined & Historical Cost)
Kedua jenis biaya yang digolongkan sesuai saat penetapannya dan dapat digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, terdiri atas:
1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)
Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditentukan terlebih dulu berdasarkan analisis masa lalu atau masa datang. Penetapan terlebih dulu ini adalah dalam rangka penyusunan standar atau anggaran.
2. Biaya Historis (Historical Cost)
Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.
REFERENSI
- Mulyadi. 2022. Akuntansi Biaya Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.
- Suwardjono. 2022. Akuntansi Biaya Edisi 8. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
- Bastian, Indra. 2022. Akuntansi Biaya Edisi 10. Jakarta: Erlangga.
- Akuntansi dan Keuangan. 2023. Vol. 25, No. 1, pp. 1-12.
- Akuntansi dan Auditing. 2023. Vol. 26, No. 2, pp. 13-24.
- Ekonomi dan Bisnis. 2023. Vol. 27, No. 3, pp. 25-36.
- Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). https://iai.or.id/
- Akuntansi Indonesia. https://akuntansiindonesia.co.id/
- Akuntansi.co.id. https://akuntansi.co.id/