Prosedur Dan Dokumen Yang Digunakan Untuk Pengumpulan Dan Pemrosesan Data

Secara historis, kebanyakan bisnis menggunakan dokumen sumber paper untuk mengumpulkan data tentang kegiatan bisnis mereka. Dokumen kemudian dipindahkan data ke komputer.

Bila data yang dimasukkan menggunakan layar komputer, mereka sering mempertahankan nama yang sama dan format dasar sebagai sumber dokumen paper itu diganti.

Perubahan haluan dokumen adalah output perusahaan yang dikirim ke pihak eksternal, yang sering menambahkan data ke dokumen, dan kemudian dikembalikan kepada perusahaan sebagai dokumen masukan.

Dokumen berada dalam bentuk yang dapat dibaca mesin untuk memudahkan pengolahan dokumen selanjutnya sebagai catatan masukan. Contohnya adalah tagihan utilitas yang dikirimkan ke pelanggan, kembali dengan pembayaran pelanggan, dan dibaca oleh alat scan khusus ketika dikembalikan.

Sumber data transaksi sebagai perangkat otomatisasi menangkap data dalam bentuk mesin yang dapat dibaca pada waktu dan tempat asal mereka. Contoh termasuk ATM yang digunakan oleh bank, point-of-sale (POS) scanner yang digunakan di toko-toko ritel, dan bar code scanner yang digunakan di gudang.

Langkah kedua dalam proses input untuk membuat data yang yakin diambil adalah akurat dan lengkap. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan otomatisasi sumber data atau dirancang dengan baik dokumen turnaround dan data layar entri.

Dokumen yang dirancang dengan baik dan layar meningkatkan akurasi dan kelengkapan dengan memberikan instruksi atau menanyakan tentang data apa untuk mengumpulkan, mengelompokkan potongan logis terkait informasi berdekatan, menggunakan kotak checkoff atau pull-down untuk menyajikan pilihan yang tersedia, dan menggunakan shading dan perbatasan yang tepat dengan jelas memisahkan item data. Kadang-kadang layar ini menyerupai sumber dokumen, dan user mengisi layar dengan cara yang sama akan dokumen sumber paper.

Pengguna dapat meningkatkan kontrol baik dengan menggunakan sumber dokumen diberi nomor sebelumnya atau dengan memiliki sistem otomatis menetapkan nomor urut untuk setiap transaksi baru. Prenumbering menyederhanakan memverifikasi bahwa semua transaksi telah dicatat dan bahwa tidak ada dokumen telah salah.

Langkah ketiga dalam proses input untuk membuat kebijakan perusahaan diikuti, seperti menyetujui atau memverifikasi transaksi. Sebagai contoh, S & S tidak ingin menjual barang ke pelanggan yang tidak membayar tagihan atau menjual item untuk pengiriman segera yang keluar dari saham. Masalah-masalah ini dicegah dengan pemrograman sistem untuk memeriksa pelanggan batas kredit dan sejarah pembayaran, serta status persediaan, sebelum mengkonfirmasi customer sale.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...