Risiko yang Terjadi dan Prosedur Pengendalian Siklus Pendapatan

Risiko yang Mungkin Terjadi dan Prosedur Pengendalian pada Siklus Pendapatan
Risiko yang Terjadi dan Prosedur Pengendalian Siklus Pendapatan
Entri Pesanan Penjualan
Tujuan utama proses entri pesanan penjualan adalah secara akurat dan efisien memproses pesanan pelanggan, memastikan bahwa perusahaan dibayar untuk semua penjualan kredit, dan bahwa semua penjualan sah, serta untuk meminimalkan hilangnya pendapatan akibat dari manajemen persediaan yang kurang baik. Dalam proses entri pesanan penjualan terdapat empat ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 1: Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat ”

Ancaman dasar selama entri pesanan penjualan adalah data yang penting mengenai pesanan tersebut akan hilang ataupun tidak akurat. Kegiatan ini bukan hanya menimbulkan inefisiensi karena perlunya menghubungi kembali pelanggan dan memasukkan kembali pesanan ke dalam sistem, tetapi juga dapat secara negatif mempengaruhi persepsi pelanggan, dan akibatnya, dapat berpengaruh buruk terhadap penjualan di masa mendatang. Beberapa pengendalian edit entri data dapat menghilangkan ancaman tersebut, seperti pemeriksaan kelengkapan dapat memastikan bahwa semua data yang dibutuhkan dimasukkan, pencarian otomatis, uji kewajaran dan uji kelengkapan.

Pengendalian Edit Entri Data untuk Mencegah Ancaman Hilangnya Data Pesanan Penjualan

  • Pemeriksaan Kelengkapan: Memastikan bahwa semua bidang data yang diperlukan telah diisi sebelum pesanan dapat diproses.
  • Pencarian Otomatis: Memeriksa database untuk memastikan bahwa pelanggan dan produk yang dimasukkan valid dan ada.
  • Uji Kewajaran: Membandingkan data pesanan dengan nilai yang diharapkan atau kisaran historis untuk mengidentifikasi potensi kesalahan.
  • Uji Kelengkapan: Memverifikasi bahwa semua data yang diperlukan untuk memproses pesanan telah dimasukkan, seperti jumlah, harga, dan tanggal pengiriman.

Dengan menerapkan pengendalian edit entri data ini, bisnis dapat mengurangi risiko hilangnya data pesanan penjualan atau entri data yang tidak akurat. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pemrosesan pesanan tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan dan mempertahankan hubungan bisnis yang positif.

“ Ancaman 2 : Penjualan kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk “

Ancaman kedua dalam entri pesanan penjualan adalah kemungkinan melakukan penjualan yang kemudian menjadi tak tertagih. Mensyaratkan otorisasi yang benar untuk setiap penjualan kredit akan mengurangi ancaman ini. Secara umum, hal ini dicapai dengan menetapkan batas kredit untuk setiap pelanggan dan memberikan pegawai bagian penjualan otorisasi umum untuk menyetujui penjualan kredit tambahan ke pelanggan lama dengan syarat penjualan semacam itu tidak meningkatkan total saldo rekening pelanggan melebihi batas kredit yang disetujui.

Mencegah Penjualan Tak Tertagih Melalui Otorisasi Kredit

Selain pengendalian edit entri data, ancaman kedua dalam entri pesanan penjualan adalah kemungkinan melakukan penjualan yang kemudian menjadi tak tertagih. Untuk mengurangi ancaman ini, bisnis dapat menerapkan otorisasi kredit yang tepat.

Otorisasi Kredit

Otorisasi kredit melibatkan penetapan batas kredit untuk setiap pelanggan dan memberikan otorisasi umum kepada staf penjualan untuk menyetujui penjualan kredit tambahan kepada pelanggan yang sudah ada, dengan syarat bahwa penjualan tersebut tidak akan melebihi batas kredit yang disetujui.

Dengan menerapkan otorisasi kredit, bisnis dapat:

  • Mengurangi risiko penjualan tak tertagih: Otorisasi kredit membantu memastikan bahwa penjualan hanya dilakukan kepada pelanggan yang memiliki riwayat kredit yang baik dan mampu membayar utangnya.
  • Meningkatkan efisiensi: Otorisasi kredit menghilangkan kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan manajemen untuk setiap penjualan kredit, sehingga mempercepat proses pemrosesan pesanan.
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan: Otorisasi kredit memungkinkan staf penjualan untuk segera menyetujui pesanan pelanggan, yang mengarah pada pengalaman pelanggan yang lebih positif.

Proses Otorisasi Kredit

Proses otorisasi kredit biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Menetapkan batas kredit untuk setiap pelanggan berdasarkan riwayat kredit, kapasitas pembayaran, dan faktor lainnya.
  2. Memberikan otorisasi umum kepada staf penjualan untuk menyetujui penjualan kredit hingga batas kredit pelanggan.
  3. Memantau penjualan kredit untuk memastikan bahwa batas kredit tidak terlampaui.
  4. Meninjau dan memperbarui batas kredit secara berkala berdasarkan perubahan kondisi keuangan pelanggan.

Dengan menerapkan otorisasi kredit yang efektif, bisnis dapat secara signifikan mengurangi risiko penjualan tak tertagih dan meningkatkan efisiensi serta kepuasan pelanggan dalam proses entri pesanan penjualan.

“ Ancaman 3: Keabsahan pesanan “

Ancaman lainnya berkaitan dengan legitimasi pesanan. Dahulu, keabsahan pesanan pelanggan didapat melalui penerimaan pesanan pembelian yang telah ditandatangani dari pelanggan. Bersama peningkatan transaksi bisnis cesara eletronis, penggunaan tanda tangan digital dan sertifikat digital disyaratkan untuk memverifikasi identitas setiap pihak. Namun, verifikasi identitas ini masih menghadapi tantangan, seperti:

  • Pemalsuan tanda tangan digital: Tanda tangan digital dapat dipalsukan oleh individu yang tidak berwenang, sehingga sulit untuk memverifikasi keaslian pesanan.
  • Pencurian sertifikat digital: Sertifikat digital dapat dicuri oleh penjahat dunia maya, yang kemudian dapat digunakan untuk menyamar sebagai entitas yang sah dan melakukan transaksi palsu.
  • Penggunaan kembali tanda tangan digital: Tanda tangan digital dapat digunakan kembali untuk memverifikasi beberapa pesanan, yang dapat menyebabkan penipuan dan perselisihan.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan tindakan pengamanan tambahan, seperti:

  • Verifikasi multi-faktor: Memerlukan beberapa bentuk verifikasi, seperti kata sandi dan kode OTP, untuk mengonfirmasi identitas pengguna.
  • Enkripsi pesanan: Mengenkripsi pesanan untuk mencegah akses tidak sah dan pencurian data.
  • Audit transaksi: Secara teratur meninjau transaksi untuk mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan dan mencegah penipuan.
“ Ancaman 4: Kehabisan persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga “

Ancaman lain dalam proses entri data adalah penjualan akan hilang karena kehabisan persediaan. Sebaliknya persediaan yang berlebih akan meningkatkan biaya penggudangan dan bahkan dapat memerlukan pengurangan harga yang signifikan. Cara mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan membuat sistem pengendalian persediaan dan perkiraan penjualan yang akurat.

Selain itu, perusahaan dapat menggunakan teknologi seperti sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) untuk mengintegrasikan data persediaan dan penjualan, memberikan visibilitas real-time ke tingkat persediaan dan permintaan pelanggan. Dengan mengotomatiskan proses pemesanan ulang dan mengoptimalkan tingkat persediaan, perusahaan dapat mengurangi risiko kehabisan stok atau kelebihan persediaan, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan keuntungan.

“ Ancaman 5: Kesalahan pengiriman “

Mengirimkan barang yang salah atau jumlah barang dagangan yang salah serta mengirimkan ke lokasi yang salah adalah kesalahan serius karena kesalahan-kesalahan tersebut dapat secara signifikan mengurangi kepuasan pelanggan dan berpengaruh pada penjualan di masa mendatang. Kesalahan-kesalahan tersebut juga dapat mengakibatkan hilangnya aset apabila pelanggan tidak membayar barang yang salah kirim. Penggunaan pemindai kode garis untuk mencatat pengambilan dan pengiriman persediaan dapat secara nyata meniadakan kesalahan entri data. Di perusahaan-perusahaan tempat entri data masih dilakukan secara manual, penggunaan pengendalian aplikasi, seperti pemeriksaan field dan uji kelengkapan, dapat mengurangi kesalahan secara signifikan. Hanya setelah sistem tersebut telah memverifikasi bahwa pengiriman benar maka slip pengepakan dan dokumen pengiriman dicetak.

Selain itu, penggunaan sistem manajemen gudang (WMS) dapat membantu mengotomatiskan proses pengambilan dan pengiriman, memastikan bahwa barang yang benar dikirim ke lokasi yang benar dalam jumlah yang benar. WMS menggunakan teknologi seperti pemindai kode garis dan verifikasi suara untuk memverifikasi akurasi pesanan dan meminimalkan kesalahan.

Selain langkah-langkah ini, pelatihan karyawan yang memadai sangat penting untuk mencegah kesalahan pemenuhan pesanan. Karyawan harus dilatih dengan baik dalam prosedur pengambilan dan pengiriman, serta memahami pentingnya akurasi. Pelatihan harus mencakup simulasi dan latihan praktis untuk memperkuat pembelajaran dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, perusahaan dapat secara signifikan mengurangi kesalahan pemenuhan pesanan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan melindungi aset mereka.

“ Ancaman 6: Pencurian persediaan “

Sebagai tambahan dari kerugian aset, pencurian juga membuat catatan persediaan menjadi tidak akurat, yang dapat mengkibatkan maslaah-masalah dalam memenuhi pesanan pelanggan. Prosedur-prosedur pengendalian yang dapat mengurangi risiko pencurian persediaan terdiri dari dua, yaitu:

(1) persediaan harus disimpan dalam lokasi yang aman dengan pembatasan akses secara fisik, dan

(2) semua transfer persediaan di dalam perusahaan harus didokumentasikan.

Penagihan
Tujuan utama dari fungsi penagihan dan piutang usaha adalah untuk memastikan bahwa para pelanggan ditagih untuk semua penjualan, bahwa faktur akurat, dan bahwa catatan rekening pelanggan dipelihara akurat.

Prosedur-prosedur pengendalian untuk mengurangi risiko penipuan dalam penagihan dan piutang usaha meliputi:

  • (1) Pemisahan tugas antara penagihan dan pengiriman barang atau jasa.
  • (2) Peninjauan faktur oleh orang yang berwenang sebelum dikirim ke pelanggan.
  • (3) Rekonsiliasi regular antara catatan piutang usaha dan catatan penjualan.
“ Ancaman 7: Kegagalan untuk menagih pelanggan “

Kegagalan untuk menagih pelanggan atas barang-barang yang sudah dikirim mengakibatkan kerugian aset dan kesalahan dalam data penjualan, persediaan, serta piutang usaha. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan dapat mengurangi ancaman ini. Pesanan penjualan, kartu pengambilan barang, slip pengepakan, dan faktur penjualan harus secara berurutan diberi nomor dan kemudian secara periodik dipertanggungjawabkan. Selain pemisahan fungsi, langkah-langkah berikut juga dapat diterapkan untuk mengurangi ancaman kerugian aset dan kesalahan data:

  • Verifikasi pesanan penjualan: Bandingkan pesanan penjualan dengan kartu pengambilan barang dan slip pengepakan untuk memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan pesanan.
  • Konsiliasi faktur penjualan: Cocokkan faktur penjualan dengan kartu pengambilan barang dan slip pengepakan untuk memverifikasi bahwa semua barang yang dikirim telah ditagih.
  • Tinjau laporan persediaan: Analisis laporan persediaan secara teratur untuk mengidentifikasi perbedaan antara catatan persediaan dan barang yang sebenarnya ada.
  • Audit piutang usaha: Lakukan audit piutang usaha secara berkala untuk memverifikasi keakuratan saldo piutang dan mengidentifikasi faktur yang belum dibayar.
  • Implementasikan sistem pengendalian internal: Tetapkan sistem pengendalian internal yang komprehensif untuk memantau dan mengendalikan proses penjualan dan penagihan.
“ Ancaman 8: Kesalahan dalam penagihan “

Kesalahan dalam penagihan, seperti kesalahan memberikan harga dan menagih pelanggan untuk barang-barang yang tidak dikirim atau atas pesanan ulang, mencerminkan potensi ancaman lainnya. Kelebihan penagihan dapat mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan, dan kekurangan dalam penagihan dapat mengakibatkan kerugian aset. Kesalahan memberikan harga dapat dihindari dengan cara memerintahkan komputer menarik data yang tepat dari file induk persediaan. Kesalahan yang melibatkan jumlah barang yang dikirim dapat diketahui dengan merekonsiliasi jumlah yang tercantum di slip pengepakan dengan jumlah dalam pesanan penjualan. Apabila memungkinkan, penggunaan pemindai kode garis dapat mengurangi lebih jauh kemungkinan kesalahan entri data. Untuk mencegah kesalahan dalam penagihan, penting untuk menerapkan kontrol yang kuat. Beberapa kontrol yang efektif meliputi:

  • Tinjauan ganda: Semua faktur harus ditinjau oleh dua orang yang berbeda sebelum dikirim ke pelanggan.
  • Rekonsiliasi: Jumlah yang tercantum pada faktur harus direkonsiliasi dengan jumlah pesanan penjualan dan slip pengepakan.
  • Audit berkala: Audit berkala harus dilakukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan penagihan.
  • Pelatihan staf: Staf harus dilatih dengan baik tentang prosedur penagihan yang benar.

Dengan menerapkan kontrol ini, bisnis dapat secara signifikan mengurangi risiko kesalahan penagihan dan melindungi diri mereka sendiri dari kerugian finansial dan ketidakpuasan pelanggan.

“ Ancaman 9: Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan “

Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan dapat mengarah pada hilangnya penjualan di masa mendatang dan juga menunjukkan kemungkinan pencurian kas. Pemeriksaan edit berikut ini dapat digunakan untuk memastikan akurasi dalam memperbarui rekening pelanggan :
1. Pemeriksaan validitas atas pelanggan dan nomor faktur.
2. Verifikasi closed-loop untuk memastikan bahwa rekening yang benar yang dikredit.
3. Pemeriksaan field memastikan bahwa hanya nilai numerik yang dimasukkan untuk jumlah pembayaran.

Rekonsiliasi harus dilakukan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan transaksi aslinya karena (1) lebih mudah untuk melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan anda sendiri dan (2) hal ini memberikan suatu cata untuk mengidentifikasi ketidakberaturan. Terakhir, mengirimkan melalui surat laporan rekening bulanan ke setiap pelanggan memberikan tinjauan independen tambahan atas akurasi proses memasukkan data karena pelanggan akan mengajukan keluhan jika rekening mereka belum dikredit dengan benar untuk pembayaran yang telah mereka kirimkan.

Penagihan Kas
Tujuan utama dari fungsi penagihan kas adalah untuk menjaga kiriman uang pelanggan dan memastikan bahwa semua pembayaran dicatat secara akurat dan tepat waktu. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk:

  • Menerima dan memproses pembayaran pelanggan
  • Merekonsiliasi pembayaran dengan faktur yang belum dibayar
  • Menyetorkan pembayaran ke rekening bank perusahaan
  • Menangani pertanyaan pelanggan tentang penagihan
  • Melaporkan informasi penagihan ke manajemen

Fungsi penagihan kas memainkan peran penting dalam memastikan kesehatan finansial suatu perusahaan. Dengan memproses pembayaran secara efisien dan akurat, fungsi ini membantu perusahaan mempertahankan arus kas yang positif dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

Selain tujuan utama yang disebutkan di atas, fungsi penagihan kas juga dapat membantu perusahaan dalam hal berikut:

  • Mengurangi risiko penipuan: Dengan menerapkan kontrol yang kuat, fungsi penagihan kas dapat membantu mencegah penipuan dan penyalahgunaan.
  • Meningkatkan efisiensi operasional: Dengan mengotomatiskan proses penagihan, fungsi penagihan kas dapat menghemat waktu dan uang perusahaan.
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan: Dengan memberikan layanan pelanggan yang sangat baik, fungsi penagihan kas dapat membantu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, fungsi penagihan kas merupakan bagian penting dari setiap perusahaan. Dengan menjalankan fungsi ini secara efektif, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka menerima pembayaran tepat waktu, menjaga hubungan pelanggan yang kuat, dan melindungi diri mereka sendiri dari risiko penipuan.

“ Ancaman 10: Pencurian kas “

Prosedur pengendalian khusus harus digunakan karena kas mudah dicuri. Pemisahan tugas adalah prosedur pengendalian yang paling efektif untuk mengurangi pencurian. Para pegawai yang memiliki akses secara fisik ke kas harus tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat atau mengotorisasi transaksi apapun yang melibatkan penerimaan kas. Secara khusus, pasangan tugas berikut ini harus dipisahkan :
1. Menangani kas atau cek serta memasukkan data kiriman ke rekening pelanggan. Seseorang yang melakukan kedua tugas ini dapat melakukan jenis penggelapan khusus yang disebut gali lubang tutup lubang (lapping).
2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi nota kredit. Seseorang yang melakukan kedua tugas ini dapat menutupi pencurian kas dengan cara membuat nota kredit yang sama dengan jumlah yang dicuri.
3. Membuat nota kredit dan memelihara rekening pelanggan. . Seseorang yang melakukan kedua tugas ini dapat menghapus jumlah tidak tertagih yang merupakan utang teman-temannya.
4. Masalah-masalah Umum Pengendalian
Dua tujuan umum yang berhubungan dengan semua aktivitas dalam siklus pendapatan adalah bahwa data tersedia ketika dibutuhkan dan bahwa semua aktivitas dilakukan secara efesien dan efektif. Dalam siklus pendapatan terdapat dua ancaman umum, yaitu:

“ Ancaman 11: Kehilangan data “

Ancaman umum yang signifikan dalam siklus pendapatan adalah kehilangan data mengenai rekening pelanggan. Rekening pelanggan dan catatan persediaan yang akurat adalah hal yang penting, tidak hanya untuk tujuan pelaporan eksternal dan internal saja, tetapi juga untuk merespons pertanyaan pelanggan. Selain itu, kehilangan semua data piutang usaha dapat mengancam kelangsungan perusahaan. Oleh sebab itu, catatan-catatan tersebut harus dilindungi dari kehilang atau kerusakan.

File-file induk piutang usaha, penjualan dan penerimaan kas harus dibuat cadangannya secara teratur. Dua salinan cadangan file-file kunci, seperti file induk piutang usaha, harus dibuat. Salah satunya harus disimpan di lokasi kantor dan lainnya di luar lokasi kantor.

Pengendalian akses juga merupakan hal yang penting. Membocorkan informasi pelanggan ke pesaing dapat menurunkan penjualan dan bahkan membuat perusahaan menghadapi tanggung jawab hukum. Akses tidak sah juga meningkatkan risiko kerusakan file-file data yang penting. Untuk mencegah kehilangan data, perusahaan dapat menerapkan langkah-langkah berikut:

  • Pencadangan Reguler: Buat cadangan file penting secara teratur, termasuk file induk piutang usaha, penjualan, dan penerimaan kas.
  • Penyimpanan Cadangan Ganda: Buat dua salinan cadangan file kunci, seperti file induk piutang usaha. Simpan satu salinan di lokasi kantor dan satu lagi di luar lokasi kantor.
  • Pengendalian Akses: Batasi akses ke file data sensitif hanya kepada karyawan yang berwenang.
  • Enkripsi Data: Enkripsi data sensitif untuk mencegah akses tidak sah, bahkan jika data dicuri.
  • Pemulihan Bencana: Kembangkan rencana pemulihan bencana yang menguraikan langkah-langkah untuk memulihkan data dan melanjutkan operasi jika terjadi kehilangan data.
  • Pelatihan Karyawan: Latih karyawan tentang pentingnya melindungi data pelanggan dan cara menghindari kebocoran data.
  • Audit Reguler: Lakukan audit reguler untuk mengidentifikasi potensi kerentanan dan memastikan bahwa pengendalian data berfungsi dengan baik.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat melindungi catatan pelanggan mereka dari kehilangan atau kerusakan, mengurangi risiko kelangsungan hidup, dan mematuhi peraturan yang berlaku.

“ Ancaman 12: Kinerja yang kurang baik “

Sebagai tambahan dari memastikan akurasi dan menjaga aset, tujuan lainnya pengendalian internal adalah mendorong dilaksanakannya tugas secara efisien dan efektif. Mempersiapkan dan meninjau laporan memberikan dasar untuk menilai efisiensi dan efektivitas berbagai aktivitas siklus pendapatan dan untuk mengurangi ancaman kinerja yang dibawah standar.

Efisiensi dan efektivitas tenaga penjualan dapat dinilai melalui laporan analisis penjualan (sales analysis report), yang merinci penjualan berdasarkan tenaga penjual, daerah, atau produk. Pandangan lebih jauh tentang kinerja penjualan keseluruhan dapat diberikan dengan mempersiapkan laporan analisis profitabilitas (profitability analysis report), yang merinci kontribusi margin laba setiap daerah, pelanggan, saluran distribusi, tenaga penjual, produk, atau dasar lainnya. Selain itu, pengendalian internal juga bertujuan untuk:

  • Mencegah dan mendeteksi kecurangan: Mencegah dan mendeteksi tindakan tidak etis atau ilegal yang dapat membahayakan organisasi.
  • Memastikan kepatuhan: Memastikan bahwa organisasi mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku.
  • Meningkatkan akuntabilitas: Menetapkan tanggung jawab yang jelas untuk semua aspek operasi organisasi.
  • Meningkatkan pengambilan keputusan: Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
  • Meningkatkan efisiensi operasional: Mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan, redundansi, dan inefisiensi dalam proses bisnis.

REFERENSI

  • American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). (2017). Statement on Auditing Standards (SAS) No. 112: Communicating Internal Control Related Matters Identified in an Audit.
  • Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2018). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach (16th ed.). Pearson Education.
  • Association for Operations Management (APICS). (2019). The Certified in Production and Inventory Management (CPIM) Handbook.
  • Association of Chartered Certified Accountants (ACCA). (2018). Audit and Assurance (International) (11th ed.). London: ACCA.
  • Chopra, S., & Meindl, P. (2013). Supply chain management: Strategy, planning, and operation (5th ed.). Pearson Education.
  • Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). (2013). Internal Control – Integrated Framework.
  • Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP). (2016). Supply Chain Management: A Global Perspective.
  • Heizer, J. H., & Render, B. (2014). Operations management: Sustainability and supply chain management (11th ed.). Pearson Education.
  • Institute of Internal Auditors (IIA). (2017). International Professional Practices Framework (IPPF). Altamonte Springs, FL: IIA.
  • Institute of Management Accountants (IMA). (2017). Internal Control over Financial Reporting: A Risk-Based Approach.
  • Institute of Supply Chain Management (ISM). (2018). The Supply Chain Professional’s Guide to Best Practices.
  • Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management information systems: Managing the digital firm (14th ed.). Pearson Education.
  • Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2015). Accounting Information Systems (14th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson.
  • Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2015). Accounting Principles: A Business Perspective (12th ed.). Pearson Education.
  • Smith, J. (2021). The Challenges of Digital Signature Verification in E-commerce. International Journal of Information Security, 20(3), 345-360.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...