Sejarah Lahirnya Double Entry Bookkeeping
Sejarah Lahirnya Double Entry Bookkeeping
Secara historis literature, double entry bookkeeping yang dianut saat ini dinyatakan lahir dari tangan seorang pendeta dan ahli matematika di Italia yang bernama Lucas Pacioli. Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1494 dengan judul Summade Arithmatica Geometriaet Proportionalita, yang memuat satu bab mengenai double entry bookkeeping system.
Namun belakangan setelah dilakukan berbagai penelitian sejarah dan arkeologi, ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini akuntansi sudah dikenal. Vernon Kam (1990) dalam Harahap (1997) menyatakan bahwa : menurut sejarahnya, kita mengetahui bahwa system pembukuan double entry muncul di Italia pada abad ke-13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai system akuntansi double entry sejak akhir abad ke-13 itu, namun adalah mungkin double entry sudah ada sebelumnya”.
Littleton (1961, Harahap, 1997:136) mengatakan : “it’s especially noteworthy that all characteristic of double entry were well develop more than one hundreds years before Pacioli’s book apperead”. Dan ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa sebelum Pacioli, Benedetto Cortrugli sudah menulis masalah double entry pada tahun 1458 (36 tahun sebelum
terbitnya buku Pacioli). Namun buku Benedetto Cortrugli ini baru terbit pada tahun 1578 (89 tahun setelah terbitnya buku Pacioli).
Triyuwono (1996) menyatakan bahwa teknik tata buku berpasangan itu sebetulnya sudah dipraktekkan di Venice, 200 tahun sebelum Pacioli menerbitkan bukunya. Lucas Pacioli hanyalah orang pertama yang mengangkat dan memberikan penjelasan tentang teknik tata buku berpasangan.
Artikel Terkait Lainnya
Ada dugaan bahwa tempat kelahiran tata buku berpasangan ini adalah di spanyol. Ini sesuai dengan pernyataan Littleton dan Yamey (1978:1) :“ teknik (tata buku berpasangan) ini mestinya berasal dari Spanyol dengan alas an bahwa teknologi, muslim abad pertengahan lebih unggul dan canggih dibandingkan dengan Eropa Barat, dan Spanyol (pada waktu itu) adalah saluran utama dimana kebudayaan dan teknologi muslim ini dibawa ke Eropa”.
Russel (dalam Harahap, 1995) sewaktu menjelaskan tentang perkembagan seorang pengusaha sukses di Italia yang bernama Alberto pada zaman medival (pertengahan), yaitu pada saat Pacioli menerbitkan bukunya, mengatakan bahwa kemajuan ekonomi pada saat ini terletak pada penerapan system akun double entry arab yang lebih canggih. Ia mengatakan :
“Success of new multi agent, long distance trading and banking business depended on the adoption of the new accounting system. By changing over from the old paragraph style of entry the small business to the Arab’s more sophisticated double entry system, mechant were able to keep an accurate picture phisticated of the various dealings, keep track of a score of agents, and use their capital to the best adventage. It took the best nearly a generation to get on top the new system. But once it was mastered, made it sure every florish was working for the firm”.
Menanggapi soal ini, Shehata mengemukakan bahwa akuntansi bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat Islam karena ia sejak dulu sudah memiliki “Baitul Mal” atau Bendahara Negara.
Tidak mungkin pengelolaan harta benda masyarakat yang sebanyak itu tidak ada pencatatan akuntansinya. Menurut beliau, akuntansi yang dikenal namanya “Kitabat Al Amua”/pencatatan uang dan para ahli Islam sudah menulis masalah ini dalam karya-karyanya (Harahap, 1997:7).