TRANSLATION EXPOSURE

TRANSLATION EXPOSURE

Pendahuluan Translation Exposure

Translation exposure, atau disebut juga exposure akuntansi, terjadi karena laporan keuangan dari anak perusahaan diluar negeri yang dinyatakan dalam suatu mata uang asing, harus dinyatakan kembali dalam mata uang yang digunakan dalam laporan perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Tujuan utama Translation exposure adalah mempersiapkan laporan konsolidasi, namun laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh manajemen untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.

Pengertian Translation Exposure

Eksposur translasi yang juga disebut sebagai accounting exposure, timbul karena laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri – yang dinyatakan dalam mata uang asing – harus disajikan kembali dalam mata uang pelaporan perusahaan induk agar perusahaan dapat menyusun laporan keuangan konsolidasi. Translation exposure (eksposur translasi) adalah risiko akuntansi yang timbul dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Risiko ini muncul ketika perusahaan memiliki aset, liabilitas, ekuitas, atau pendapatan yang denominasi dalam mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat menyebabkan perubahan nilai aset, liabilitas, ekuitas, atau pendapatan perusahaan yang dinyatakan dalam mata uang fungsional (mata uang yang digunakan perusahaan untuk menyusun laporan keuangan).

Proses akuntansi untuk translasi mencakup perubahan (konversi) laporan keuangan perusahaan anak di luar negeri menjadi laoran keuangan yang berdenominasi rupiah.
Eksposur translasi juga merupakan potensi kenaikan atau penurunan kekayaan bersih dan laba bersih perusahaan induk, yang disebabkan oleh perubahan kurs nilai tukar sejak tanggal terakhir dilakukannya translasi.

Metode Translasi

Ada dua metode dasar bagi translasi laporan keuangan anak perusahaan di luar negeri yang digunakan yaitu :
1. Metode nilai tukar saat ini (current rate method)
Metode nilai tukar saat ini merupakan metode yang paling lazim di dunia saat ini. dengan metode ini, lini item pada laporan keuangan ditranslasikan menurut nilai tukar saat ini dengan beberapa pengecualian. Lini item-item ini mencakup :
a. Aset dan kewajiban, seluruh aset/aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada nilai tukar saat ini, yakni nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca.
b. Item laporan laba rugi, seluruh item, termasuk penyusutan dan harga pokok penjualan ditranslasikan pada nilai tukar actual menurut tanggal ketika berbagai pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian terjadi atau pada suatu nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode itu.
c. Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada saat tanggal pembayaran.
d. Item ekuitas, akun saham biasa dan modal disetor ditranslasikan pada nilai tukar historis. Laba ditahan akhir tahun terdiri dari laba ditahan awal tahun, plus atau minus laba atau rugi untuk tahun tersebut.

2. Metode temporal (temporal method)
Dengan metode temporal, aset dan kewajiban tertentu ditranslasikan pada nilai tukar yang konsiste dengan waktu penciptaan item-item keuangan. Metode temporal mengasumsikan bahwa sejumalah lini item aset individual seperti persediaan dan peralatan pabrik bersih dinyatakan ulang secara berkala untuk mencerminkan nilai pasar. Lini item termasuk :
a. Aset moneter (terutama kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan, piutang dagang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama kewajiban lancar dan utang jangka panjang) ditranslasikan pada nilai tukar saat ini.
b. Aset dan kewajiban nonmoneter (terutama persediaan dan aset tetap) ditranslasikan pada nilai tukar historis
c. Item laporan laba rugi ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata untuk periode itu, kecuali untuk item-itemseperti penyusutan dan harga pokok penjualan yang secara langsung terkait dengan aset dan kewajiban nonmoneter. Akun-akun ini ditranslasikan pada nilai tukar historis.
d. Distribusi, dividen yang dibayarkan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada tanggal pembayaran.
e. Item ekuitas, saham biasa dan modal disetor ditranslasikan pada nilai tukar historis. Laba ditahan akhir tahun terdiri dari laba ditahan awal tahun asli ditambah (atau dikurangi) laba (atau rugi) untuk tahun berjalan, ditambah (atau dikurangi) ketidakseimbangan dari translasi.

Perbandingan Translation Exposure dan Operating Exposure

Eksposur operasi bergantung pada:
1. Depresiasi/apresiasi mata uang
Apabila mengalami depresiasi, maka cenderung menimbulkan kerugian kurs
2. Peningkatan volume
Volume yang meningkat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
3. Peningkatan harga jual
Harga jual yang meningkat juga meningkatkan keuntungan perusahaan

Sebaliknya eksposur translasi, selain dipengaruhi oleh depresiasi/apresiasi kurs, juga bergantung pada metode yang digunakan dalam translasi. Selisih kurs yang timbul dalam metode kurs berjalan berpengaruh terhadap nilai ekuitas, bersifat akumulatif, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Perbandingan ini dilihat dari konseptual antara Translation Exposure dengan operating exposure yaitu sebagai berikut :
Translation Exposure menganalisis masalah-masalah akuntansi yang timbul dari perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan multinasional. Dimana tujuan Tujuan utama Translation exposure adalah mempersiapkan laporan konsolidasi, namun laporan keuangan yang sudah ditranslasikan itu juga digunakan oleh manajemen untuk mengkaji kinerja anak perusahaan di luar negeri.

Operating exposure yaitu mengkaji tentang rentang waktu dan lintas berbagai arus kas masa depan yang membentuk nilai dari perusahaan multinasiona. Operating exposuremengukur setiap perubahan dalam nilai sekarang sebuah perusahaan sebagai akibat dari berbagai perubahan dalam arus kas oprasi masa depan yang disebabkan oleh perubahaan yang tak diharapkan dalam nilai tukar. Analisis Operating exposure mengakji dampak perubahan nilai tukar dalam beberapa bulan atau tahun mendatang terhadap operasi perusahaan itu sendiri maupun posiss kompotitif perusahaan terhadap perusahaan lain.

Berdasarkan penjelasan diatas maka Translation Exposure berbicara tentang berbagai perubahan dalam ekuitas pemilik yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi yang disebabkan oleh perubahan dalam nilai tukar, sedangkan Operating exposure berbicara tentang perubahan dalam arus kas masa depan yang diharapkan dalam nilai tukar.

Pengelolaan Translation Exposure

Translation Exposure merupakanpotensi bagi kenaikan atau penurunan dalam kekayaan bersih dan laba bersih perusahaan induk yang dilaporkan yang disebabkan oleh perubahaan dalam nilai tukar sejak translasi terkahir. Secara prinsip, translasi sangat sederhana. Laporan keuangan mata uang asing harus dikonversikan menjadi mata uang yang digunakan dalam pelaporan perusahaan induk untuk tujuan konsolidasi. Bila digunakan nilai tukar yang sama untuk mengukur kembali setiap lini item pada masing-masing laporan (laporan laba rugi dan neraca), tentu tidak akan terjadi ketidakseimbangan yang ditimbulkan dari pengukuran kembali itu. Namun bila digunakan suatu nilai tukar yang berlainan untuk lini item yang berbeda pada masing-masing laporan, akan terjadi ketidakseimbangan.

Faktor yang Mempengaruhi Translation Exposure

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi translation exposure, antara lain:

  • Jumlah aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan yang denominasi dalam mata uang asing: Semakin besar jumlah aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan yang denominasi dalam mata uang asing, semakin besar pula translation exposure.
  • Volatilitas nilai tukar mata uang: Semakin fluktuatif nilai tukar mata uang, semakin besar pula translation exposure.
  • Struktur pendanaan perusahaan: Perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang dalam mata uang asing akan lebih rentan terhadap translation exposure dibandingkan dengan perusahaan yang lebih banyak menggunakan ekuitas.
  • Efektifitas manajemen risiko: Perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang efektif dapat meminimalkan translation exposure.

Pengukuran Translation Exposure

Translation exposure dapat diukur dengan menggunakan beberapa metode, antara lain:

  • Metode Kumulatif: Metode ini menghitung translation exposure dengan mengukur perubahan nilai aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan yang denominasi dalam mata uang asing pada setiap periode akuntansi.
  • Metode Neraca Akhir: Metode ini menghitung translation exposure dengan mengukur perubahan nilai aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan yang denominasi dalam mata uang asing pada akhir periode akuntansi.
  • Metode Aset Bersih Bersejarah: Metode ini menghitung translation exposure dengan mengukur perubahan nilai aset bersih bersejarah perusahaan yang denominasi dalam mata uang asing pada akhir periode akuntansi.

Manajemen Translation Exposure

Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk mengelola translation exposure, antara lain:

  • Hedging: Hedging adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan mengambil posisi berlawanan dalam instrumen keuangan terkait. Dalam konteks translation exposure, hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif seperti forward, option, dan swap.
  • Natural Hedging: Natural hedging adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan memanfaatkan operasi bisnis perusahaan. Dalam konteks translation exposure, natural hedging dapat dilakukan dengan meningkatkan eksposur mata uang asing pada pendapatan dan beban perusahaan.
  • Reorganisasi Bisnis: Reorganisasi bisnis adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan mengubah struktur bisnis perusahaan. Dalam konteks translation exposure, reorganisasi bisnis dapat dilakukan dengan memindahkan aset dan liabilitas ke negara dengan mata uang yang lebih stabil.

Dampak Translation Exposure

Translation exposure dapat memiliki dampak negatif pada kinerja keuangan perusahaan, antara lain:

  • Penurunan laba: Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat menyebabkan penurunan laba perusahaan yang dinyatakan dalam mata uang fungsional.
  • Ketidakpastian keuangan: Translation exposure dapat menyebabkan ketidakpastian keuangan bagi perusahaan, yang dapat membuat perusahaan sulit untuk merencanakan dan membuat keputusan bisnis.
  • Penurunan nilai pemegang saham: Translation exposure dapat menyebabkan penurunan nilai saham perusahaan, yang dapat merugikan pemegang saham.

Dampak Translation Exposure pada Jenis Perusahaan yang Berbeda

Dampak Translation Exposure dapat bervariasi tergantung pada jenis perusahaan dan industrinya. Berikut adalah beberapa contoh:

  • Perusahaan Multinasional: Perusahaan multinasional dengan operasi di banyak negara lebih terekspos terhadap Translation Exposure dibandingkan dengan perusahaan domestik. Hal ini karena mereka memiliki aset, liabilitas, ekuitas, dan pendapatan yang denominasi dalam berbagai mata uang asing.
  • Perusahaan Ekspor dan Impor: Perusahaan ekspor dan impor juga rentan terhadap Translation Exposure. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat memengaruhi keuntungan atau kerugian dari kegiatan ekspor dan impor mereka.
  • Perusahaan yang Memiliki Utang Mata Uang Asing: Perusahaan yang memiliki utang mata uang asing lebih rentan terhadap Translation Exposure dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memiliki utang dalam mata uang fungsional. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat menyebabkan peningkatan beban bunga perusahaan yang dinyatakan dalam mata uang fungsional.

Contoh Kasus Translation Exposure

Berikut adalah contoh kasus Translation Exposure:

  • Perusahaan XYZ adalah perusahaan multinasional yang memiliki operasi di Amerika Serikat dan Indonesia. Pada akhir tahun 2023, perusahaan XYZ memiliki aset senilai USD 10 juta di Indonesia. Pada awal tahun 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi sebesar 10%.

Akibat depresiasi ini, nilai aset perusahaan XYZ di Indonesia yang dinyatakan dalam dolar AS akan turun menjadi USD 9 juta. Hal ini akan menyebabkan penurunan laba perusahaan XYZ yang dinyatakan dalam dolar AS, meskipun tidak ada perubahan nilai aset perusahaan XYZ yang dinyatakan dalam rupiah.

Translation exposure adalah risiko akuntansi yang penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan yang memiliki operasi internasional. Perusahaan dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengelola translation exposure dan meminimalkan dampak negatifnya pada kinerja keuangan.

Translation Exposure adalah risiko akuntansi yang penting untuk dipertimbangkan oleh semua perusahaan yang memiliki operasi internasional. Perusahaan dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengelola Translation Exposure dan meminimalkan dampak negatifnya pada kinerja keuangan.

REFERENSI

  • Jones, Mary R. (2024). The impact of social media on mental health. Journal of Applied Psychology, 109(3), 381-392.
  • Smith, J. (2023). The psychology of language. New York: Oxford University Press.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...