ZERO BASE BUDGETING (ZBB)

ZERO BASE BUDGETING (ZBB)

Zero Based Budgeting digunakan pertama kali oleh United States Departement of Agriculture pada tahun 1962 dan mengalami kegagalan karena memakan waktu yang lama, terlalu teoritis dan tidak praktis, memakan biaya yang besar serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan.

Zero Based Budgeting adalah sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi pada tahun yang bersangkutan. Konsep Zero – Base Budgeting (ZBB) digunakan manajemen pemerintahan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengawasi program atau kegiatan agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk kualitas layanan publik. Pemerintah menyusun anggaran lebih detail dan dimulai dengan nol, tanpa melihat anggaran di masa lalu. Pengertian ZBB menurut Rowan, Jones (1992) :

“Zero-based budgeting in its pure form is precisely what its name implies i.e., the preparation of opertaing budgets from azero-base ; even though the organization might be operating more or less as in previous years, the budgetary process assumes that it is starting anew”.
Pada mulanya Zero Bsed Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggaran tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero Based Budgeting disini dapat menghilangkan incrementalism dan line – item, karena anggaran diasumsikan dimulai dari nol. Penyusunan anggaran yang bersifat incremental berdasarkan besarnya realisasi anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran ditahun depan, yaitu dengan menyesuaikannya dengan tingkat inflasi atau jumlah penduduk. Sedangkan pada sistem ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini juga. Dengan ZBB, seolah – olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali (dimulai dari nol lagi). Item anggaran yang sudah tidak relevan dan tidak mendukung pencapaian tujuan dapat dihilangkan dari struktur anggaran, atau mungkin muncul item yang baru.

Menurut Syarifuddin (2003), sesuai dengan namanya, anggaran disusun dari NOL meskipun pada tahun sebelumnya telah dilakukan proses penganggaran. Anggaran tidak bergantung pada tahun sebelumnya sehingga hal ini merupakan lawan dari cara incremental budgeting yang seringkali ditemukan adanya program yang sudah tidak efektif, tetapi anggarannya justru meningkat. Padahal, di dalam praktek dimungkinkan  adanya incremental atas decision package yang digunakan dalam penyusunan metode ini.

Decision Package merupakan suatu syarat mengembangkan model ini.  Decision Package adalah suatu dokumen yang menggambarkan informasi terkait dengan efek dari berbagai alternatif kegiatan. Prosesnya adalah pertama, pengidentifikasian unit keputusan (decision units). Kedua, pengembangan paket keputusan. Paket keputusan ini adalah program yang direncanakan. Ketiga, membuat peringkat decision package. Peringkat ini dibuat dari program yang  membutuhkan dana yang rendah sampai dengan yang membutuhkan dana yang besar.

Keuntungan dari metode ini adalah menghapus ketidak-efektifan satu program, memungkinkan program baru, pada setiap aktivitas ada tujuan yang jelas dan melibatkan seluruh level. Akan tetapi, kerugiannya adalah terlalu optimis  bahwa perhitungannya mudah, tidak mudah mengkonsolidasi unit, dan ranking  tidaklah mudah dan sering menjadi tidak sesuai dengan tujuannya.
Proses implementasi Zero Based Budgeting, tiga tahapan :
Zero based budgeting memiliki proses implementasi oleh Rohman (2011), diantaranya adalah ;
                 Identifikasi unit-unit keputusan
                 Penentuan paket-paket keputusan
§    Paket keputusan mutually-exclusiveadl paket-paket keputusan yg memiliki fungsi yg sama
§    Paket keputusan incremental; merefleksikan tingkat usaha yg berbeda
                 Meranking dan mengevaluasi keputusan
Keunggulan Zero Based Budgeting
Zero based budgeting memiliki kelebihan atau keunggulan oleh Rohman (2011), yaitu ;
ü   Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secaralebih efisien
ü   ZBB berfokus pada value for money
ü   Memudahkan identifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
ü   Meningkatkan pengetahuan danmotivasi staf danmanajer
ü   Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
ü   Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas danpola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
Kelemahan Zero Based Budgeting
Selain Zero based budgeting memiliki kelebihan atau keunggulan, ZBB ini juga memiliki sebuah kelemahan yang diungkapkan oleh Rohman (2011), diantaranya adalah ;

ü   Time consuming, terlalu teoritis dantak praktis, membutuhkan biaya besar, danhasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan
ü   ZBB cenderung menekankan manfaat jika pendek
ü   Implementasi ZBB membutuhkan teknologi maju
ü   Masalah terbesar ZBB adalah proses meranking dan mereview paket keputusan yang merupakan pekerjaan melelahkan dan membosankan sehingga dapat mempengaruhi keputusan
ü   Peranking paket keputusan membutuhkan staf yang mempunyai keahlian yang tak mungkin dimiliki organisasi. Dalam perankingan seringkali muncul pertimbangan subyektif dan tekanan politik
ü   Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam anggaran
ü   Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...