APA ITU KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN?

Kerangka konseptual adalah seperangkat prinsip yang mendasari penyusunan laporan keuangan. Kerangka konseptual ini membantu para akuntan dalam membuat keputusan tentang bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi keuangan. Kerangka konseptual juga membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

APA ITU KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN?

Kebutuhan kerangka konseptual dalam akuntansi keuangan adalah untuk memberikan dasar konseptual yang kokoh bagi penyusunan laporan keuangan yang konsisten, transparan, dan relevan. Ini membantu dalam interpretasi dan pelaporan informasi keuangan secara lebih efektif. Berikut adalah beberapa aspek umum yang umumnya diakui sebagai kebutuhan kerangka konseptual:

  1. Konsistensi: Kerangka konseptual membantu memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini penting agar informasi keuangan dapat dibandingkan dari satu periode ke periode lain.
  2. Transparansi: Kebutuhan utama dari kerangka konseptual adalah untuk memberikan panduan dalam menghasilkan informasi keuangan yang transparan dan dapat dimengerti oleh pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, dan analis. Ini membantu mereka dalam mengambil keputusan yang informasinya didasarkan pada laporan keuangan yang jelas dan akurat.
  3. Relevansi dan Materialitas: Kerangka konseptual membantu mengidentifikasi informasi yang relevan dan material dalam laporan keuangan. Informasi yang signifikan dan mempengaruhi keputusan ekonomi harus disajikan dengan jelas.
  4. Prediksi dan Pengambilan Keputusan: Kebutuhan untuk memberikan informasi yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat, termasuk investasi atau kredit.
  5. Penjelasan atas Nilai dan Risiko: Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang nilai perusahaan, aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya, serta risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
  6. Penentuan Pengukuran: Kerangka konseptual membantu dalam menentukan bagaimana aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya harus diukur dan diakui dalam laporan keuangan.
  7. Mengatasi Masalah Interpretasi: Kerangka konseptual membantu mengatasi masalah interpretasi yang mungkin timbul dalam praktik akuntansi dengan menyediakan panduan yang lebih umum dan konsep yang mendasari prinsip-prinsip akuntansi.

Kerangka konseptual yang digunakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield adalah kerangka konseptual yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB). Kerangka konseptual ini terdiri dari lima konsep utama, yaitu:

  • Entitas ekonomi

Konsep entitas ekonomi menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi tentang suatu entitas ekonomi yang terpisah dari pemiliknya. Entitas ekonomi adalah unit bisnis yang berdiri sendiri dan memiliki tujuan yang berbeda dari pemiliknya. Laporan keuangan harus menyajikan informasi keuangan tentang entitas ekonomi, bukan informasi keuangan tentang pemiliknya.

  • Kesatuan moneter

Konsep kesatuan moneter menyatakan bahwa laporan keuangan harus dinyatakan dalam satuan mata uang yang umum. Mata uang yang umum adalah mata uang yang digunakan oleh entitas ekonomi untuk melakukan transaksi keuangan. Laporan keuangan harus dinyatakan dalam mata uang yang umum agar informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.

  • Periode akuntansi

Konsep periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi keuangan untuk suatu periode tertentu. Periode akuntansi adalah jangka waktu tertentu yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Periode akuntansi yang umum digunakan adalah satu tahun, tetapi entitas ekonomi dapat menggunakan periode akuntansi yang lebih pendek atau lebih panjang, tergantung pada kebutuhannya.

  • Prinsip biaya historis

Konsep biaya historis menyatakan bahwa aset dan kewajiban harus dicatat sebesar biaya perolehan atau biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Biaya perolehan adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh aset atau jumlah uang yang dikorbankan untuk memperoleh kewajiban. Prinsip biaya historis digunakan untuk mengukur aset dan kewajiban karena dianggap sebagai dasar yang paling objektif dan dapat diandalkan.

  • Konsistensi

Konsep konsistensi menyatakan bahwa metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari periode ke periode. Konsistensi dalam metode akuntansi penting untuk menjaga keakuratan dan keandalan laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan dari periode ke periode untuk melihat perubahan yang terjadi pada posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas ekonomi.

Konsep entitas ekonomi menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi tentang suatu entitas ekonomi yang terpisah dari pemiliknya. Konsep kesatuan moneter menyatakan bahwa laporan keuangan harus dinyatakan dalam satuan mata uang yang umum. Konsep periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi keuangan untuk suatu periode tertentu. Konsep biaya historis menyatakan bahwa aset dan kewajiban harus dicatat sebesar biaya perolehan atau biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Konsep konsistensi menyatakan bahwa metode akuntansi yang digunakan harus konsisten dari periode ke periode.

Kerangka konseptual ini memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya:

  • Memberikan Dasar Konseptual: Kerangka konseptual ini memberikan dasar konseptual bagi penyusunan dan interpretasi laporan keuangan. Ini membantu para profesional akuntansi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, dan pelaporan informasi keuangan.
  • Mengembangkan Prinsip-Prinsip Akuntansi: Kerangka konseptual membantu dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten dan relevan. Ini membantu mengatasi masalah interpretasi yang mungkin muncul dalam praktik akuntansi.
  • Menyediakan Pedoman dalam Penyusunan Laporan Keuangan: Kerangka konseptual memberikan panduan dalam menentukan apa yang harus disertakan dalam laporan keuangan dan bagaimana informasi tersebut harus disajikan.
  • Mengatasi Perubahan Lingkungan Bisnis: Lingkungan bisnis selalu berubah, dan kerangka konseptual membantu mengatasi masalah yang timbul dari perubahan ini dengan memberikan prinsip-prinsip yang lebih umum dan fleksibel.
  • Meningkatkan Transparansi dan Kepentingan Publik: Dengan mematuhi kerangka konseptual, laporan keuangan diharapkan menjadi lebih transparan dan informatif bagi pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, dan pihak-pihak lainnya.

Kerangka konseptual ini penting karena memberikan dasar yang kuat bagi penyusunan laporan keuangan. Kerangka konseptual ini juga membantu para akuntan dan pengguna laporan keuangan dalam memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Kerangka konseptual ini juga penting karena memberikan dasar yang kuat bagi penyusunan laporan keuangan. Kerangka konseptual ini juga membantu para akuntan dan pengguna laporan keuangan dalam memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

REFERENSI

Financial Accounting Standards Board (FASB). (2018). Conceptual Framework for Financial Reporting (2018). Norwalk, CT: FASB.

Institute of Management Accountants (IMA). (2019). Accounting Information Systems (14th ed.). Chicago, IL: IMA.

Warren, Carl S., Reeve, James M., Duchac, John J., & Ziegenfuss, Drew A. (2020). Accounting: The Financial Reporting Cycle (19th ed.). Mason, OH: South-Western, Cengage Learning. Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., & Warfield, Terry D. (2020). Financial Accounting: IFRS Edition (6th ed.). Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...