BAGAIMANA PENERAPAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) DALAM KONTEKS AKUNTANSI PERILAKUAN

Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) adalah sebuah kerangka kerja psikologi sosial yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan perilaku manusia, terutama dalam konteks pengambilan keputusan terkait dengan perilaku. Teori ini dikembangkan oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 sebagai pengembangan dari Teori Tindakan Terencana (Theory of Reasoned Action) yang diciptakan bersama dengan Martin Fishbein.

Dalam konteks akuntansi, Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) dapat memiliki relevansi yang penting. Meskipun TPB awalnya dikembangkan untuk memahami perilaku dalam berbagai aspek kehidupan, konsep yang ada dalam teori ini dapat diterapkan dalam analisis perilaku terkait akuntansi. Berikut beberapa cara di mana TPB dapat berkaitan dengan akuntansi perilakuan:

  1. Keputusan Keuangan Personal: TPB dapat membantu dalam memahami mengapa individu membuat keputusan keuangan tertentu. Misalnya, penggunaan TPB dapat membantu menjelaskan mengapa seseorang memilih untuk berinvestasi dalam suatu instrumen keuangan, seperti saham atau obligasi. Pengukuran sikap terhadap risiko, norma subjektif dari keluarga atau teman-teman, dan persepsi tentang kontrol atas investasi tersebut dapat memberikan wawasan tentang keputusan tersebut.
  2. Penghindaran Pemalsuan atau Kecurangan Keuangan: Dalam pengelolaan perusahaan, TPB dapat digunakan untuk memahami perilaku terkait dengan penghindaran pemalsuan atau kecurangan keuangan. Niat seseorang untuk terlibat dalam perilaku seperti ini dapat dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap etika bisnis, norma subjektif dari rekan kerja atau atasan, dan persepsi kontrol perilaku di lingkungan kerja.
  3. Pelaporan Keuangan: Dalam konteks pelaporan keuangan, TPB dapat digunakan untuk menganalisis mengapa individu atau organisasi membuat keputusan tertentu terkait dengan penyajian informasi keuangan. Misalnya, mengapa suatu perusahaan memilih untuk menerapkan suatu metode akuntansi tertentu atau bagaimana individu dalam tim akuntansi berencana untuk melaporkan informasi keuangan secara akurat dan konsisten.
  4. Perilaku Investasi: Dalam analisis perilaku investasi, TPB dapat digunakan untuk memahami mengapa investor memilih untuk membeli atau menjual saham tertentu. Faktor-faktor seperti sikap terhadap risiko, pandangan dari analis atau ahli investasi, serta keyakinan tentang kontrol atas hasil investasi dapat mempengaruhi niat dan tindakan investor.
  5. Penerapan Standar Akuntansi: TPB dapat membantu dalam memahami mengapa organisasi atau individu memutuskan untuk mengadopsi atau menolak standar akuntansi tertentu. Sikap terhadap kompleksitas standar, norma dalam industri, dan persepsi kontrol terhadap penerapan standar dapat memainkan peran penting dalam keputusan ini.
  6. Pengungkapan Informasi: Dalam pengambilan keputusan terkait pengungkapan informasi, seperti dalam laporan keberlanjutan atau laporan risiko, TPB dapat membantu dalam memahami niat dan faktor yang mempengaruhi keputusan organisasi untuk mengungkapkan informasi tertentu. Sikap terhadap transparansi, norma dalam industri, dan persepsi kontrol terhadap dampak pengungkapan dapat memainkan peran dalam keputusan ini.
  7. Keputusan Etika Akuntansi: TPB dapat digunakan untuk menganalisis mengapa individu atau organisasi membuat keputusan etika dalam konteks akuntansi. Misalnya, mengapa seseorang memutuskan untuk melaporkan pendapatan secara akurat atau menghadapi situasi yang melibatkan konflik kepentingan. Sikap terhadap etika bisnis, norma subjektif dari kolega atau atasan, dan persepsi kontrol terhadap perilaku etis dapat mempengaruhi keputusan ini.
  8. Pengambilan Keputusan Biaya: Dalam pengambilan keputusan terkait biaya, seperti menetapkan harga produk atau menilai opsi biaya-benefit, TPB dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan. Sikap terhadap efisiensi biaya, norma dalam industri, dan persepsi kontrol terhadap pengeluaran dapat memainkan peran dalam keputusan ini.
  9. Perubahan Kebijakan Akuntansi: Dalam konteks perubahan kebijakan akuntansi, TPB dapat membantu dalam memahami mengapa organisasi memutuskan untuk beralih ke metode akuntansi yang berbeda. Niat untuk mengadopsi perubahan ini dapat dipengaruhi oleh sikap terhadap dampak perubahan tersebut, norma dalam industri, dan persepsi kontrol terhadap pelaksanaan perubahan.
  10. Pelaporan Keuangan dan Keandalan: TPB dapat digunakan untuk memahami mengapa individu dalam tim akuntansi mengambil langkah-langkah tertentu untuk memastikan keandalan laporan keuangan. Faktor seperti sikap terhadap akurasi laporan, norma dari rekan kerja, dan persepsi kontrol terhadap proses pelaporan dapat mempengaruhi niat dan tindakan individu dalam menjaga keandalan informasi keuangan.
  11. Pengambilan Keputusan Investasi Organisasi: Dalam hal investasi yang lebih besar, seperti pengembangan proyek baru atau akuisisi, TPB dapat membantu dalam memahami mengapa organisasi membuat keputusan tersebut. Faktor-faktor seperti sikap terhadap potensi pengembalian investasi, norma di industri, dan persepsi kontrol terhadap hasil investasi dapat memengaruhi niat dan tindakan organisasi.
  12. Perubahan Sistem Akuntansi: Ketika organisasi berencana untuk mengganti sistem akuntansi yang ada, TPB dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi niat dan pengambilan keputusan. Ini termasuk sikap terhadap kompleksitas sistem baru, norma subjektif dari tim akuntansi, dan persepsi tentang kontrol dalam mengelola transisi.
  13. Penerapan Teknologi Akuntansi: Dalam dunia yang semakin terotomatisasi dan teknologis, TPB dapat membantu dalam memahami mengapa organisasi memutuskan untuk mengadopsi solusi teknologi baru dalam pengelolaan akuntansi. Sikap terhadap efisiensi teknologi, norma dalam industri, dan persepsi kontrol terhadap integrasi teknologi dapat mempengaruhi keputusan dan penerimaan teknologi tersebut.
  14. Pengukuran Kinerja Keuangan: Dalam konteks pengukuran kinerja keuangan, TPB dapat digunakan untuk menganalisis niat dan perilaku individu atau tim yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan dan analisis kinerja. Sikap terhadap metrik kinerja, norma dalam tim atau industri, dan persepsi kontrol terhadap proses pengukuran kinerja dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
  15. Etika Pelaporan: Dalam situasi yang melibatkan konflik etika dalam pelaporan keuangan atau pengungkapan informasi, TPB dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi niat individu untuk mengambil tindakan tertentu. Sikap terhadap integritas, norma yang diterapkan oleh organisasi, dan persepsi kontrol terhadap dampak tindakan etis dapat mempengaruhi perilaku individu.
BAGAIMANA PENERAPAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) DALAM KONTEKS AKUNTANSI PERILAKUAN

Dalam semua kasus di atas, TPB dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor psikologis, sosial, dan kontrol atas perilaku terkait akuntansi. Namun, penting untuk diingat bahwa perilaku manusia dalam konteks akuntansi juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti regulasi, insentif ekonomi, dan lingkungan kerja.

TPB mengajukan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama:

  1. Sikap (Attitude): Ini mengacu pada evaluasi individu terhadap perilaku tertentu. Sikap dipengaruhi oleh persepsi individu tentang manfaat dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
  2. Norma Subjektif (Subjective Norms): Ini melibatkan pandangan individu tentang apa yang diharapkan oleh orang lain, serta sejauh mana individu peduli terhadap pandangan tersebut. Norma subjektif mencerminkan pengaruh sosial dalam pengambilan keputusan.
  3. Kontrol Perilaku yang Diriendahkan (Perceived Behavioral Control): Ini mencakup keyakinan individu tentang sejauh mana mereka memiliki kendali atas perilaku yang diinginkan. Jika individu merasa memiliki kendali yang tinggi, mereka lebih cenderung untuk melaksanakan perilaku tersebut.

Dalam kerangka kerja TPB, niat individu untuk melakukan suatu perilaku adalah prediktor utama perilaku itu sendiri. Niat ini dipengaruhi oleh sikap individu terhadap perilaku tersebut, norma subjektif, dan persepsi mengenai kendali perilaku. Dengan kata lain, semakin positif sikap seseorang terhadap perilaku, semakin kuat norma subjektif yang mendorong perilaku itu, dan semakin tinggi persepsi kontrol perilaku yang dimiliki individu, semakin tinggi kemungkinan mereka akan melaksanakan perilaku tersebut.

Teori ini telah banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, lingkungan, perilaku konsumen, dan lain-lain. Ia memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para peneliti dan praktisi untuk merancang intervensi yang dapat mempengaruhi niat dan perilaku individu.

REFERENSI

Hofmann, E., & Lechner, C. (2014). Taming the information beast: Measuring the use of accounting information in online peer-production communities. Accounting, Organizations and Society, 39(2), 86-111.

Saeidi, S. P., Sofian, S., Saeidi, P., Saeidi, S. P., & Saaeidi, S. A. (2015). How does corporate social responsibility contribute to firm financial performance? The mediating role of competitive advantage, reputation, and customer satisfaction. Journal of Business Research, 68(2), 341-350.

Wu, J., Zhang, X., & Zhang, J. (2016). The theory of planned behavior applied to corporate social responsibility and auditors’ reporting behavior. International Journal of Auditing, 20(3), 234-246.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...