Economic Profit (EP) Or Residual Income (RI)

Laba dari sisi ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Adanya upaya untuk memperbaiki laba akuntansi harus diarahkan pada masalah pemilihan konsep laba tunggal yang mendekati konsep laba ekonomi dan sekaligus juga obyektif. Dengan demikian, struktur akuntansi yang digunakan diharapkan mampu menunjang penyediaan data laba tersebut. Konsep laba ekonomi, yang menyatakan bahwa laba adalah kenaikan dalam kekayaan dan dikaitkan dengan praktis bisnis. Laba ekonomi sebagai peristiwa yang dihubungkan dengan tiga tahapan, yaitu :
  1. Physical Income yaitu konsumsi barang atau jasa pribadai yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba seperti ini tidak dapat diukur.
  2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberika peningkatan tahap kesenangan fisik. Ukuran ini digunakan adalah “biaya hodup” (cost of living).
  3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimasukkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba akuntansi (yang bisa dilihat dalam laporan rugi laba perusahaan). Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (economic profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin.
Laba ekonomi (juga sering disebut dengan residual income) memiliki keuntungan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham karena laba ekonomi menggunakan sistem pelaporan akuntansi perusahaan yang terfokus kepada keuntungan bukan arus kas. Manajer lebih mudah memahami dan menerima angka laba dibandingkan dengan informasi arus kas.
Laba ekonomi adalah total pendapatan perusahaan dikurangi biaya ekonomi perusahaan. Termasuk dalam biaya ekonomi adalah biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual perusahaan kepada pihak yang lain sebagai imbalan atas sumber daya yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. Biaya implisit adalah opportunity cost yang muncul karena aset perusahaan tidak digunakan untuk penggunaan terbaiknya. Tidak ada arus kas keluar dari perusahaan atas biaya implisit.
Contoh:
PT ABC memperoleh proyek yang akan menghasilkan laba bersih (accounting profit) sebesar Rp 50 miliar. Proyek tersebut akan berlangsung selama 1 tahun. Proyek tersebut menggunakan pabrik yang dapat disewakan kepada pihak ketiga dan memberikan pendapatan sewa sebesar Rp20 miliar.
Biaya implisit dalam contoh ini adalah pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima jika perusahaan tidak menggunakan bangunan tersebut untuk mengerjakan proyek yang diterima.
Laba akuntansi = Rp50 miliar
Laba ekonomi = Rp50 miliar – Rp20 miliar
Laba ekonomi = Rp30 miliar
Kerangka Laba Ekonomi
  • Laba Ekonomi (Economic Income), digunakan investor untuk menilai suatu investasi.
  • Laba Ekonomi menggunakan metode bunga.
  • Laba bersih ekonomi = Selisih antara modal awal dengan modal akhir tanpa mempengaruhi modal awal.
Konsep Laba Ekonomi
Dalam Ukuran Uang
  • Money Maintenance
  • General Purchasing Power Money Maintenance
Dalam Ukuran Tenaga Beli Umum
  • Productive Capacity Maintenance
  • General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance

Perbandingan Antara Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi

 
Aspek Pembeda
Laba Akuntansi
Laba Ekonomi
1
Sudut pandang pemaknaan
Perekayasaan akuntansi, Penyusun standar, dan Penyusun statemen Keuangan
Pemegang saham
2
Dasar Pengukuran
Biaya historis
Biaya kesempatan dan Nilai pasar
3
Pengertian “Ekonomik”
Kelayakan jangka panjang
Penilaian jangka pendek
4
Makna Depresiasi
Alokasi biaya
Penurunan nilai ekonomis
5
Unit Pengukur
Nominal Rupiah
Daya beli
6
Konsep Dasar yang Melandasi
Kontinuitas usaha (asas akrual)           
Likuidasi atau Nilai tunai

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...