Pengukuran Nilai Dengan Menggunakan Arus Kas.

Pengukuran Nilai Dengan Menggunakan Arus Kas.

Pengukuran Nilai
Pengukuran  nilai  perlu  dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan.  Hal  ini  dilakukan  agar terciptanya  kesejahteraan  bagi  para stockholder  dan  stakeholders  (pekerja, pemerintah,  konsumen,  suplier  dan masyarakat umum) (Velez & Dean, 2001 : 5).
Arus Kas
Laporan arus kas merupakan yang menyajikan informasi tentang jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, invests, dan pendanaan (PSAK No.2, revisi 2009, paragraf 10).

Tujuan pelaporan arus kas adalah meberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan (SAP,lampiran V,paragraph 2).
Laporan arus kas dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para penggunanya dalam membuat suatu keputusan ekonomi. Seperti yang dinyatakan DSAK-IAI, paragraph 21 bahwa Informasi arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Jadi, informasi tentang arus kas dapat dimanfaatkan sebagai :
1.             Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
2.             Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
3.             Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas (cash receipts) dan pengeluaran kas (cash disbursements) berdasarkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas ini akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Baik arus masuk (inflows) maupun arus keluar (outflows ) kas yang dimasukkan dalam setiap kategori aktivitas tersebut (Henry Simamora, 2000).

Dalam PSAK No.2, paragraf 49 (1995:2,4), dinyatakan bahwa Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan. Karakteristik transaksi dan kejadian lain dari setiap jenis aktifitas-aktifitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.             Aktifitas Operasi
Dalam PSAK No.2 dijelaskan bahwa arus kas dari kegiatan operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih dalam laporan laba rugi.

Adapun arus kas yang masuk dan keluar dari kegiatan operasi mencakup antara lain :
a.              Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya.
b.             Arus kas yang keluar untuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran kepada karyawan, bunga yang dibayarkan atas hutang perusahaan, pembayaran pajak, dan pengeluaran operasi lainnya.
2.             Aktivitas Investasi
Menurut PSAK No. 2, arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Adapun arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini antara lain meliputi :
a.              Arus kas masuk berasal dari penjualan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang, penjualan saham atau instrument keuangan perusahaan lain dan penagihan uang pokok pinjaman yang diberikan perusahaan.
b.             Arus kas keluar untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan yang dikapitalisasikan, perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain, pemberian pinjaman pada pihak lain.
3.             Aktivitas Pendanaan
Arus kas yang berasal dari aktifitas ini merupakan arus kas yang menyebabkan perubahan dalam struktur modal atau pinjaman perusahaan. Arus kas merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kepada pemilik dan kreditor.
Arus kas masuk dan keluar dari kegiatan ini meliputi, antara lain :
a.              Arus kas masuk dari penjualan saham atau instrument modal lainnya, dan penerbitan obligasi, wesel, hipotek, serta pinjaman lainnya.
b.             Arus kas keluar untuk pembayaran deviden, pembelian saham perusahaan, pelunasan pokok pinjaman, dan pembayaran kas oleh lesse untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.
Menurut Smith dan Skousen (1992), penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-sumber data di atas meliputi empat langkah pokok :
1.             Menentukan perubahan dalam kas.
2.             Menentukan arus kas bersih dari aktifitas operasi.
3.             Menentukan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan.
4.             Menyiapkan suatu laporan arus kas formal.
Dalam PSAK No.2, revisi 2009, paragraf 10 menyatakan bahwa Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam paragraf selanjutnya dijelaskan pula bahwa entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Kesimpulan Secara Keseluruhan :
Pengukuran nilai perusahaan dengan menggunakan informasi arus kas sangat dibutuhkan oleh banyak pihak, seperti investor dan kreditor. Karena manfaat data arus kas dapat memprediksi kegagalan, menaksir risiko sebagai prediksi pemberian pinjaman, penilaian perusahaan, serta dapat memberikan informasi tambahan bagi pasar modal. Untuk dapat mengetahui nilai perusahaan atau kondisi perusahaan, para investor dan kreditur harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan, khususnya pada laporan arus kas yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para penggunanya dalam membuat suatu keputusan ekonomi

Nilai dari investasi adalah penjumlahan seluruh arus kas yang telah didiskonto (net present value). Prinsip tersebut diterapkan untuk menilai kelayakan sebuah proyek baru.
1. Jika proyek baru tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada yang dipersyaratkan oleh penyedia modal (kreditor dan pemegang saham) maka proyek tersebut apabila dilaksanakan akan meningkatkan nilai perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan kekayaan pemegang saham.
2. Proyek yang net present value (selisih antara arus kas di masa depan yang didiskontokan dikurang dengan nilai investasi awal) positif akan meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan = nilai sekarang dari free cashflow dari kegiatan operasi + nilai aset non operating.

Shareholder Value from Operations and Total Shareholder Value
Shareholder value from operations = nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi – total utang.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...