Tantangan dalam Implementasi IFRS


Akuntansi terkait dengan penyediaan dan penyampaian informasi sebagai bahasa bisnis (Suwardjono, 2010). Agar efektif, maka simbol, ungkapan dan makna dalam informasi akuntansi harus disampaikan dengan tepat. Namun jarang sebuah kata dari bahasa tertentu memiliki padanan yang persis sama dalam bahasa berbeda karena proses memahami merupakan proses kognitif yang dipengaruhi oleh budaya, bahasa, organisasional dan kontraktual (Belkaoui, 1978; 1989). Evans (2004) menekankan bahwa sulit memisahkan berbagai faktor tersebut karena saling terkait erat. Menurut Abd-Elsalam dan Weetman (2003), familiarity terhadap sebuah regulasi dan bahasa turut menentukan keberhasilan penerapan International
Accounting Standards (IAS). Kendala bahasa terkait terjemahan IAS dalam bahasa Arab menyebabkan berbagai penyimpangan dalam pengungkapan kondisi keuangan perusahaan.

Bahkan bahasa yang sama dengan budaya yang berbeda juga menyebabkan perbedaan interpretasi terhadap konsep akuntansi tertentu (Bagranoff et al., 1994; Riahi-Belkaoui dan Picur, 1991). Dibutuhkan adanya dukungan tegas dari institusi hukum dan politik di sebuah negara terhadap kewajiban pengungkapan informasi yang layak dalam pelaporan keuangan
(Eichler, 2012).

IFRS, sebagai standar yang bersifat principle-based, membutuhkan professional judgement yang baik dari preparer, auditor dan regulator (ICAS, 2012; Moore, 2009; Hoesada, 2008). Menurut Uyar dan Güngörmüş (2013), kurangnya pedoman dan keseragaman interprestasi menjadi tantangan utama dalam konvergensi IFRS.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...