Total Shareholder Return (TSR)

Total Shareholder Return (TSR)

Total shareholder return adalah tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham yang terdiri dari perubahan harga saham dan dividen yang diterima pemegang saham dari perusahaan. TSR mengharuskan manajer untuk membuat keputusan yang tepat terkait dengan profitabilitas, pertumbuhan, dan free-cash flows perusahaan.

TSR juga mengukur kontribusi unit-unit yang ada terhadap capital gain dan dividend yield kepada investor. Capital gain/loss adalah selisih antara harga jual dengan harga beli.

Tingkat pengembalian investasi = arus kas yang diterima + (harga akhir – harga awal)
harga awal

Pak Andi membeli 1.000 lembar saham PT XYZ pada 3 Januari 2012. Harga saham PT XYZ Rpl.OOO/lembar. Selama tahun 2012 PT XYZ membagikan dividen Rp50/lembar saham. Harga saham PT XYZ diakhir tahun 2012 Rpl.200/lembar.

Berapakah tingkat pengembalian investasi Pak Andi di saham PT XYZ di tahun 2012?
Nilai investasi awal (3 Jan 2012) = Rp 1.000 x 1.000 lembar – Rp 1.000.000.
Arus kas berupa dividen di 2012 = Rp50 x 1.000 lembar = Rp50.000
Capital gain di 2012                     = (Rp 1.200 – Rp 1.000) x 1.000 lembar = Rp200.000
Tingkat pengembalian 2012         = Rp 50.000 + Rp 200.000
Rp 1.000.000
= 25%

Perusahaan dapat meningkatkan TSR dengan berfokus kepada 3 financial driver yaitu profitabilitas, investasi, dan free cash flow seperti diperlihatkan dalam gambar berikut ini.

Perusahaan dapat meningkatkan Capital gain dengan cara meningkatkan keuntungan dan berinvestasi untuk mendukung keuntungan di masa depan. Oleh karena itu keputusan investasi yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan ke depan yang tercermin dalam harga saham perusahaan yang merupakan cerminan dari prospek perusahaan di masa depan.

Free cash flow yang besar akan mampu meningkatkan pembayaran dividen kepada pemegang saham tetapi besar atau kecilnya dividen bergantung pada jumlah proyek potensial yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan masih memiliki jumlah proyek yang potensial dalam jumlah besar maka kelebihan kas yang ada sebaiknya direinvestasikan ke proyek-proyek tersebut.

Kelemahan TSR adalah tidak memperhitungkan risiko dalam menentukan tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Dua perusahaan yang memiliki TSR yang sama belum tentu memiliki tingkat risiko yang sama. Risiko adalah volatilitas dari TSR yang diperoleh perusahaan. Manajemen mungkin saja mencoba untuk memperoleh TSR yang tinggi dengan mengambil risiko yang lebih besar juga.

TSR mengasumsikan penetapan harga saham sudah efisien. Sangatlah sulit untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian saham yang melampaui target disebabkan oleh kualitas manajemen yang baik dan seberapa besar karena ada ekspektasi investor pada awal dan akhir periode pengukuran TSR. Jika pasar tidak efisien dalam penetapan harga dan dapat saja berubah karena adanya pesimisme dan optimisme maka TSR akan menjadi ukuran yang tidak handal untuk mengukur kinerja manajemen. TSR sangat tergantung pada periode waktu yang dipilih. TSR yang dihitung selama tiga periode dapat berbeda dengan TSR yang dihitung untuk satu periode.

Total Shareholder Return (TSR) adalah ukuran kinerja keuangan yang menunjukkan total keuntungan yang diperoleh investor dari suatu investasi, khususnya saham. TSR memperhitungkan apresiasi harga saham dan dividen saat mengukur total pengembalian yang dihasilkan oleh suatu saham.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang TSR:

  • Rumus TSR: TSR = { (Harga Saham Saat Ini – Harga Pembelian) + Dividen } ÷ Harga Pembelian
  • Komponen TSR:
    • Capital Gain: Selisih antara harga jual saham dengan harga beli saham.
    • Dividen: Bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
  • Manfaat TSR:
    • Memberikan gambaran yang mudah dipahami tentang manfaat finansial yang dihasilkan untuk pemegang saham.
    • Dapat digunakan untuk membandingkan kinerja investasi yang berbeda.
    • Berguna untuk mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan.
  • Keterbatasan TSR:
    • Tidak memperhitungkan faktor risiko.
    • Tidak memperhitungkan inflasi.
    • Dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang di luar kendali perusahaan.

Contoh Kasus:

Seorang investor membeli saham PT ABC pada harga Rp 1.000 per lembar. Setahun kemudian, harga saham PT ABC naik menjadi Rp 1.200 per lembar dan investor menerima dividen sebesar Rp 50 per lembar.

Maka, TSR investor tersebut adalah:

TSR = { (Rp 1.200 – Rp 1.000) + Rp 50 } ÷ Rp 1.000 = 25%

  • TSR biasanya dinyatakan dalam persentase.
  • TSR dapat dihitung untuk periode waktu yang berbeda, seperti tahunan, triwulanan, atau bulanan.
  • TSR merupakan salah satu metrik yang digunakan dalam analisis fundamental saham.

Faktor yang Mempengaruhi TSR:

  • Kinerja Keuangan Perusahaan: Laba, arus kas, dan pertumbuhan pendapatan perusahaan secara signifikan mempengaruhi harga saham dan dividen, yang pada akhirnya berdampak pada TSR.
  • Kondisi Ekonomi Makro: Faktor-faktor seperti suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi sentimen pasar dan valuasi saham, sehingga memengaruhi TSR.
  • Sentimen Investor: Persepsi dan ekspektasi investor terhadap perusahaan dan industri tempatnya beroperasi dapat mendorong pergerakan harga saham dan memengaruhi TSR.
  • Kebijakan Dividen Perusahaan: Besar dan frekuensi pembagian dividen merupakan faktor penting dalam TSR, karena dividen merupakan komponen langsung dari pengembalian total bagi pemegang saham.
  • Aksi Korporasi: Tindakan seperti stock split, stock buyback, merger, dan akuisisi dapat memengaruhi harga saham dan TSR.

Penggunaan TSR dalam Pengambilan Keputusan:

  • Evaluasi Investasi: Investor menggunakan TSR untuk membandingkan kinerja berbagai investasi saham dan memutuskan alokasi portofolio mereka.
  • Evaluasi Manajemen: TSR dapat digunakan untuk menilai kinerja tim manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai bagi pemegang saham.
  • Penentuan Kompensasi Eksekutif: Banyak perusahaan menggunakan TSR sebagai salah satu metrik dalam menentukan paket kompensasi bagi eksekutif, untuk menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan pemegang saham.

Perbandingan TSR dengan Metrik Lainnya:

  • Return on Equity (ROE): ROE mengukur profitabilitas perusahaan relatif terhadap ekuitas pemegang saham. TSR lebih komprehensif karena mencakup apresiasi harga saham dan dividen.
  • Earnings Per Share (EPS): EPS menunjukkan laba bersih perusahaan per lembar saham. TSR memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pengembalian total bagi investor.

TSR dan Nilai Waktu dari Uang:

Penting untuk mempertimbangkan nilai waktu dari uang saat mengevaluasi TSR, terutama untuk periode investasi yang panjang. Rp 1.000 yang diterima hari ini lebih berharga daripada Rp 1.000 yang diterima setahun kemudian. Ini karena uang yang Anda miliki hari ini dapat diinvestasikan dan menghasilkan pengembalian.

Untuk memperhitungkan nilai waktu dari uang, Anda dapat menggunakan konsep discounted cash flow (DCF). DCF menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan dengan mendiskonnya menggunakan tingkat diskonto yang sesuai.

TSR dan Risiko:

TSR yang tinggi tidak selalu berarti investasi yang baik. Investasi dengan TSR tinggi mungkin juga memiliki risiko yang tinggi. Investor harus mempertimbangkan profil risiko mereka sendiri dan keseimbangan risiko-imbal hasil (risk-return trade-off) saat mengevaluasi TSR.

TSR dalam Konteks yang Berbeda:

TSR dapat dihitung dan diinterpretasikan secara berbeda tergantung pada konteksnya. Misalnya:

  • TSR untuk perusahaan publik vs. perusahaan swasta: Perusahaan publik memiliki harga saham yang tersedia untuk umum, sehingga TSR mudah dihitung. Untuk perusahaan swasta, menghitung TSR lebih sulit karena tidak ada harga saham yang diperdagangkan secara publik.
  • TSR untuk investasi jangka pendek vs. jangka panjang: TSR untuk investasi jangka pendek mungkin lebih dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham, sedangkan TSR untuk investasi jangka panjang lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan fundamental perusahaan.

Keterbatasan TSR:

Meskipun TSR merupakan metrik yang berguna, ia memiliki beberapa keterbatasan:

  • Tidak memperhitungkan biaya transaksi: TSR tidak memperhitungkan biaya seperti komisi broker dan pajak, yang dapat mengurangi pengembalian aktual investor.
  • Tidak memperhitungkan reinvestasi dividen: TSR mengasumsikan bahwa dividen tidak diinvestasikan kembali. Dalam kenyataannya, investor dapat menginvestasikan kembali dividen mereka untuk membeli lebih banyak saham, yang dapat meningkatkan pengembalian total mereka.
  • Dapat dimanipulasi: Manajemen perusahaan dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan TSR dalam jangka pendek, meskipun tindakan tersebut mungkin tidak berkelanjutan atau tidak menciptakan nilai bagi pemegang saham dalam jangka panjang.

REFERENSI

  • Berman, K., & Knight, J. (2009). Financial intelligence for entrepreneurs: What you really need to know about the numbers. Harvard Business Review Press.
  • Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2017). Investments (11th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Brealey, R. A., Myers, S. C., & Allen, F. (2020). Principles of corporate finance (13th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Cochrane, J. H. (2011). Presidential address: Discount rates. The Journal of Finance, 66(4), 1047-1108.
  • Damodaran, A. (2012). Investment valuation: Tools and techniques for determining the value of any asset (3rd ed.). John Wiley & Sons.
  • Fernández, P. (2002). Valuation methods and shareholder value creation. Academic Press.
  • Graham, B., & Dodd, D. (2008). Security analysis (6th ed.). McGraw-Hill Education.
  • Mauboussin, M. J., & Callahan, D. (2013). Total shareholder return: A framework for long-term value creation. Morgan Stanley.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...