Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih

Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih

Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih
 

Kerugian piutang terjadi jika debitur tidak mau atau tidak bisa/mampu melaksankan kewajibannya. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah seperti kerugian piutang, piutang tak tertagih atau biaya piutang ragu-ragu. Kerugian piutang pada dasarnya adalah hal yang normal dan dari sudut pandang manajemen, kerugian dalam jumlah yang wajar menunjukkan kebijakan perusahaan sudah tepat. Salah satu metode pencacatan kerugian piutang adalah metode cadangan.

Hendriksen dan Breda dalam Sugiri dan Sumiyana (2005) mengungkapkan tidak tertagihnya piutang mencerminkan aliran keluar (outflow) aktiva atau aset sebagai upaya untuk memperoleh pendapatan (revenue). Oleh karena itu, piutang tak tertagih dikategori sebagai biaya (expense). Meskipun begitu, terdapat pandangan teoretis bahwa piutang tak tertagih (bad debt) diakui sebagai pengurang penjualan, serupa dengan perlakuan potongan penjualan dan retur penjualan.

Cadangan piutang tak tertagih merupakan suatu metode akuntansi yang mengacu pada prinsip akuntansi konservatisme atau kehati-hatian, dan sebagai alat bagi perusahaan untuk menaksir risiko atas kemungkinan tidak tertagihnya suatu potensi pendapatan yaitu piutang. Untuk pengakuan kerugian dari piutang tak tertagih biasanya digunakan dua metode yaitu:

  1.    Metode cadangan, yang mengakui rugi piutang tak tertagih pada periode penjualan kredit yang sedang berjalan dengan cara menaksir dan bukan pada saat periode dihapusnya piutang.
  2.     Metode langsung, atau metode penghapusan langsung yang mengakui rugi pada saat telah terjadi penghapusan piutang dengan mendebit Biaya Piutang tidak tertagih dan mengkredit Piutang Usaha, namun metode ini hanya diperbolehkan apabila jumlahnya tidak material.

Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih adalah estimasi kerugian yang mungkin terjadi karena piutang tidak dapat ditagih. Perusahaan menyisihkan sejumlah dana sebagai antisipasi untuk piutang yang diperkirakan tidak akan terbayarkan.

Berikut penjelasan lebih lanjut:

Perlu mencadangkan kerugian piutang

  • Prinsip kehati-hatian (prudence concept): Dalam akuntansi, penting untuk mengantisipasi potensi kerugian, termasuk risiko piutang tak tertagih.
  • Menghindari overstatement aset: Jika tidak ada cadangan, piutang di neraca akan terlihat lebih besar dari nilai yang sebenarnya bisa ditagih.
  • Mencerminkan kondisi keuangan yang akurat: Cadangan kerugian piutang memberikan gambaran yang lebih realistis tentang kondisi keuangan perusahaan.

Cara menghitung cadangan kerugian piutang

Ada beberapa metode yang umum digunakan:

  • Metode persentase penjualan: Menghitung persentase tertentu dari total penjualan kredit sebagai cadangan.
  • Metode persentase piutang: Menghitung persentase tertentu dari total piutang usaha sebagai cadangan.
  • Metode umur piutang: Mengelompokkan piutang berdasarkan umur (misalnya, kurang dari 30 hari, 31-60 hari, dst.) dan menetapkan persentase cadangan yang berbeda untuk setiap kelompok. Semakin lama umur piutang, semakin tinggi persentasenya.

Pencatatan Cadangan Kerugian Piutang

Saat mencatat cadangan kerugian piutang, akun berikut akan terpengaruh:

  • Beban Kerugian Piutang: Dicatat di sisi debit, menunjukkan adanya estimasi kerugian.
  • Cadangan Kerugian Piutang: Dicatat di sisi kredit, merupakan akun kontra-aset yang mengurangi nilai piutang usaha di neraca.

Contoh:

Misalnya, sebuah perusahaan memiliki piutang usaha sebesar Rp100.000.000 dan memutuskan untuk mencadangkan 1% dari piutang tersebut.

  • Jurnal:
    • Debit Beban Kerugian Piutang Rp1.000.000
    • Kredit Cadangan Kerugian Piutang Rp1.000.000

Penghapusan Piutang Tak Tertagih

Ketika piutang dipastikan tidak tertagih, piutang tersebut akan dihapus dari pembukuan.

  • Jurnal:
    • Debit Cadangan Kerugian Piutang
    • Kredit Piutang Usaha

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Cadangan

Penentuan besarnya cadangan kerugian piutang tak tertagih dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Kondisi perekonomian: Pada saat ekonomi lesu, risiko piutang tak tertagih cenderung lebih tinggi.
  • Industri: Beberapa industri memiliki risiko piutang tak tertagih yang lebih tinggi daripada yang lain.
  • Kebijakan kredit perusahaan: Perusahaan dengan kebijakan kredit yang longgar mungkin menghadapi risiko piutang tak tertagih yang lebih besar.
  • Pengalaman historis: Data historis piutang tak tertagih perusahaan dapat menjadi acuan dalam menentukan persentase cadangan.
  • Kualitas pelanggan: Perusahaan perlu menilai kelayakan kredit pelanggan sebelum memberikan kredit.

Manfaat Cadangan Kerugian Piutang

  • Laporan keuangan yang lebih akurat: Menyajikan nilai piutang yang lebih realistis.
  • Pengambilan keputusan yang lebih baik: Membantu manajemen dalam membuat keputusan terkait kredit dan penjualan.
  • Memperlancar arus kas: Meminimalkan kerugian akibat piutang tak tertagih.
  • Meningkatkan kepercayaan investor: Laporan keuangan yang akurat dan transparan meningkatkan kepercayaan investor.

Perbedaan dengan Piutang Tak Tertagih

Penting untuk membedakan antara “cadangan kerugian piutang tak tertagih” dan “piutang tak tertagih”.

  • Cadangan kerugian piutang tak tertagih: Merupakan estimasi kerugian yang disiapkan sebelum piutang benar-benar tidak tertagih.
  • Piutang tak tertagih: Adalah piutang yang sudah dipastikan tidak dapat ditagih lagi.

Audit Cadangan Kerugian Piutang

Auditor eksternal akan memeriksa kecukupan cadangan kerugian piutang yang disiapkan oleh perusahaan. Mereka akan menilai metode yang digunakan, faktor-faktor yang dipertimbangkan, dan bukti-bukti pendukung.

Software Akuntansi

Saat ini banyak software akuntansi yang dapat membantu dalam menghitung dan mencatat cadangan kerugian piutang secara otomatis.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapannya:

  • Penilaian yang Objektif: Penentuan persentase cadangan harus didasarkan pada data dan informasi yang objektif, seperti historis piutang tak tertagih, kondisi ekonomi saat ini, dan faktor-faktor risiko lainnya.
  • Review Berkala: Cadangan kerugian piutang perlu direview dan disesuaikan secara berkala, minimal setiap akhir periode akuntansi. Hal ini penting untuk memastikan cadangan tetap memadai dan relevan dengan kondisi terkini.
  • Dokumentasi: Perusahaan perlu mendokumentasikan proses penentuan cadangan kerugian piutang, termasuk metode yang digunakan, asumsi yang diambil, dan data pendukung. Dokumentasi ini penting untuk keperluan audit dan analisis manajemen.
  • Pengaruh pada Laba: Cadangan kerugian piutang akan mempengaruhi laba perusahaan. Semakin besar cadangan, semakin kecil laba bersih. Oleh karena itu, penentuan cadangan harus dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan dampaknya pada laporan keuangan.
  • Aspek Perpajakan: Peraturan perpajakan di Indonesia memberikan batasan tertentu pada jumlah cadangan kerugian piutang yang dapat dibiayakan. Perusahaan perlu memperhatikan aturan ini agar dapat memanfaatkan fasilitas perpajakan secara optimal.

Hubungan dengan Manajemen Piutang:

Cadangan kerugian piutang tak tertagih merupakan salah satu aspek dari manajemen piutang yang efektif. Berikut beberapa strategi lain yang dapat diterapkan perusahaan untuk meminimalkan piutang tak tertagih:

  • Menerapkan kebijakan kredit yang prudent: Melakukan seleksi pelanggan dengan cermat dan menetapkan limit kredit yang tepat.
  • Memantau piutang secara aktif: Melakukan penagihan secara teratur dan mengidentifikasi piutang yang berpotensi menjadi tak tertagih sejak dini.
  • Memberikan insentif pembayaran tepat waktu: Misalnya dengan memberikan diskon bagi pelanggan yang membayar sebelum jatuh tempo.
  • Menggunakan jasa penagihan piutang: Jika diperlukan, perusahaan dapat menggunakan jasa pihak ketiga untuk membantu menagih piutang yang menunggak.

Cadangan kerugian piutang tak tertagih merupakan bagian penting dalam akuntansi dan manajemen keuangan perusahaan. Dengan menerapkan cadangan yang tepat, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat, meminimalkan kerugian, dan meningkatkan kinerja keuangan secara keseluruhan.

REFERENSI

  • Harrison, W. T., Jr., Horngren, C. T., Thomas, W. L., & Suwardy, T. (2017). Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
  • Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar Akuntansi Keuangan. www.iaiglobal.or.id
  • Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2016). Intermediate Accounting. John Wiley & Sons.
  • Tampi, G. G. P., Elim, I., & Kalalo, M. Y. B. (2019). Analisis Piutang Tak Tertagih dan Dampaknya terhadap Laporan Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Manado. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 14(2), 230-236.
  • Warren, C. S., Reeve, J. M., & Duchac, J. (2014). Financial & managerial accounting. Cengage Learning.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...