PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Nomor 23 Revisi 2018

PSAK No. 23 Revisi 2018 adalah standar akuntansi yang mengatur pengakuan dan pengukuran pendapatan dalam laporan keuangan suatu entitas. Standar ini memberikan pedoman yang komprehensif mengenai kapan suatu entitas dapat mengakui pendapatan, bagaimana pendapatan tersebut diukur, dan bagaimana transaksi serta peristiwa yang kompleks terkait pendapatan harus diperlakukan.

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) tentang pendapatan adalah PSAK No. 23 (Revisi 2018) tentang Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

PSAK 23 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan penyajian pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Kontrak dengan pelanggan adalah suatu kesepakatan yang mengikat antara dua belah pihak yang memuat hak dan kewajiban untuk memberikan dan menerima barang atau jasa.

Beberapa poin penting dalam PSAK 23 adalah:

  1. Pendapatan diakui ketika kontrol atas barang atau jasa telah dialihkan ke pelanggan.
  2. Pendapatan diukur dengan jumlah yang diharapkan diterima dari pelanggan dalam pertukaran atas barang atau jasa yang telah disediakan.
  3. PSAK 23 mengatur tentang bagaimana cara mengalokasikan harga jika terdapat beberapa item dalam kontrak dengan pelanggan.
  4. PSAK 23 juga mengatur tentang cara menghitung pendapatan dalam situasi tertentu, seperti ketika terdapat kewajiban pemulihan, diskon, atau pengembalian barang.

Tujuan PSAK 23 adalah untuk memberikan panduan yang jelas dan konsisten dalam pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Hal ini penting agar laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Tujuan utama dari PSAK No. 23 adalah untuk memastikan bahwa informasi mengenai pendapatan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang relevan dan andal mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Dengan kata lain, standar ini bertujuan untuk:

  • Meningkatkan transparansi: Menyediakan pedoman yang jelas dan konsisten sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami bagaimana pendapatan diakui dan diukur.
  • Meningkatkan comparability: Memastikan bahwa laporan keuangan dari berbagai entitas dapat dibandingkan, karena menggunakan kerangka akuntansi yang sama.
  • Meningkatkan akurasi: Memastikan bahwa pengakuan pendapatan dilakukan pada saat yang tepat dan diukur secara akurat.

Selain poin-poin tersebut di atas, beberapa hal lain yang diatur dalam PSAK 23 antara lain:

  1. Identifikasi Kontrak: PSAK 23 mengatur bahwa suatu kontrak harus memenuhi kriteria tertentu agar dianggap sebagai kontrak dengan pelanggan. Selain itu, PSAK 23 juga mengatur tentang bagaimana cara mengelompokkan kontrak yang terkait.
  2. Pengakuan Pendapatan: PSAK 23 mengatur bahwa pendapatan harus diakui hanya jika kemungkinan besar perusahaan akan menerima manfaat ekonomi yang terkait dengan kontrak tersebut. Perusahaan harus mengevaluasi kontrak secara berkala dan mengakui pendapatan sebesar manfaat ekonomi yang diharapkan untuk diterima.
  3. Pengukuran Pendapatan: PSAK 23 mengatur bahwa pendapatan harus diukur dengan mempertimbangkan jumlah yang diharapkan diterima dalam pertukaran atas barang atau jasa yang telah disediakan. PSAK 23 juga memberikan panduan tentang bagaimana cara mengalokasikan harga jika terdapat beberapa item dalam kontrak dengan pelanggan.
  4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN): PSAK 23 juga mengatur tentang pengaruh PPN pada pendapatan. Perusahaan harus mempertimbangkan pengaruh PPN dalam menghitung pendapatan dan melaporkan PPN dalam laporan keuangan.
  5. Informasi Pengungkapan: PSAK 23 juga mengatur tentang informasi pengungkapan yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Perusahaan harus memberikan informasi yang cukup dan relevan tentang kontrak dengan pelanggan, termasuk informasi tentang kondisi pembayaran, pengalokasian harga, dan risiko yang terkait dengan kontrak.

Secara umum, PSAK 23 memberikan panduan yang jelas dan rinci tentang bagaimana cara mengakui, mengukur, dan melaporkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Dengan mengikuti PSAK 23, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat dan relevan, sehingga memudahkan para pemangku kepentingan untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat.

Selain PSAK 23, terdapat pula PSAK lain yang berkaitan dengan pendapatan, antara lain:

  1. PSAK 30 (Revisi 2018) tentang Laba atau Rugi Komprehensif. PSAK 30 mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan laba atau rugi komprehensif, termasuk pendapatan.
  2. PSAK 71 (Revisi 2019) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK 71 mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, termasuk instrumen keuangan yang menghasilkan pendapatan.
  3. PSAK 72 (Revisi 2020) tentang Penghasilan Pajak. PSAK 72 mengatur tentang pengakuan dan pengukuran penghasilan pajak dalam laporan keuangan.

Selain PSAK, terdapat pula Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IFRS) yang berkaitan dengan pendapatan, yaitu IFRS 15 (Revenue from Contracts with Customers). IFRS 15 mirip dengan PSAK 23, dan mengatur tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. IFRS 15 juga diadopsi oleh Indonesia dalam bentuk PSAK 23.

Dalam mengimplementasikan PSAK 23 atau IFRS 15, perusahaan dapat menggunakan berbagai metode, antara lain metode persentase penyelesaian, metode penjualan, atau metode keuntungan margin. Perusahaan juga harus memastikan bahwa sistem akuntansi dan pengendalian internal mereka mendukung implementasi PSAK 23 atau IFRS 15 secara efektif.

Ketika mengadopsi PSAK 23 atau IFRS 15, perusahaan juga perlu memperhatikan perubahan-perubahan dalam peraturan perpajakan dan peraturan lain yang berkaitan dengan pendapatan. Hal ini penting agar perusahaan dapat mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menghindari risiko hukum yang dapat berdampak pada reputasi dan kinerja keuangan perusahaan.

Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan beberapa isu atau tantangan dalam mengimplementasikan PSAK 23 atau IFRS 15, antara lain:

  1. Kompleksitas Kontrak: Kontrak dengan pelanggan dapat memiliki struktur yang kompleks, seperti kontrak jangka panjang, kontrak dengan opsi, atau kontrak dengan komponen yang berbeda. Hal ini dapat membuat pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan menjadi lebih rumit.
  2. Penilaian Risiko: Perusahaan perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang terkait dengan kontrak dengan pelanggan, seperti risiko kredit, risiko penyelesaian, dan risiko perubahan harga. Perusahaan juga perlu menentukan metode yang tepat untuk mengalokasikan harga pada setiap komponen kontrak.
  3. Sistem Akuntansi dan Pengendalian Internal: Perusahaan harus memastikan bahwa sistem akuntansi dan pengendalian internal mereka mendukung implementasi PSAK 23 atau IFRS 15 secara efektif, termasuk proses pengenalan kontrak, penghitungan pendapatan, dan pengungkapan informasi yang relevan.
  4. Penerapan Peraturan Perpajakan: Perusahaan juga perlu memperhatikan perubahan-perubahan dalam peraturan perpajakan yang berkaitan dengan pendapatan, seperti pengenaan PPN atau perubahan tarif pajak penghasilan. Perusahaan harus memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan mereka sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
  5. Penerapan PSAK Secara Konsisten: Perusahaan harus memastikan bahwa mereka mengimplementasikan PSAK 23 atau IFRS 15 secara konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan dapat dibandingkan dari tahun ke tahun dan memberikan informasi yang konsisten kepada para pemangku kepentingan.

Dalam mengatasi isu-isu dan tantangan tersebut, perusahaan dapat memperoleh manfaat dari adopsi teknologi dan otomatisasi, seperti penggunaan perangkat lunak akuntansi dan analisis data. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam pengenalan kontrak, penghitungan pendapatan, dan pengungkapan informasi yang relevan dalam laporan keuangan.

Referensi yang dapat digunakan untuk informasi tentang PSAK 23 atau IFRS 15 dan pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:

  • PSAK 23: Pendapatan (Revisi 2018) – Ikatan Akuntan Indonesia
  • IFRS 15: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan – International Accounting Standards Board
  • Financial Accounting: IFRS Edition, 3rd Edition – Jerry J. Weygandt, Paul D. Kimmel, Donald E. Kieso (2016)
  • Accounting for Revenue Recognition – Timeliness, Reliability, and Comparability (2017) – Chunguang Bai, Ruichao Zhu, Zhihong Zhang, and Xin Zhao
  • Revenue Recognition Handbook: FASB ASC 606 and IFRS 15 – Steven M. Bragg (2017)

Lingkup PSAK No. 23

PSAK No. 23 berlaku untuk semua entitas yang menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK, termasuk perusahaan, lembaga non-profit, dan entitas sektor publik. Standar ini mencakup berbagai jenis pendapatan, antara lain:

  • Pendapatan dari penjualan barang: Termasuk penjualan barang dagang, produk manufaktur, dan aset tetap.
  • Pendapatan dari penjualan jasa: Termasuk jasa konsultasi, jasa profesional, dan jasa perawatan.
  • Pendapatan dari penggunaan aset: Termasuk bunga, royalti, dan dividen.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Menurut PSAK No. 23, pendapatan dapat diakui jika memenuhi kriteria berikut:

  • Kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas: Artinya, entitas yakin bahwa pelanggan akan membayar untuk barang atau jasa yang telah diberikan.
  • Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat menentukan jumlah pendapatan secara objektif.
  • Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat mengukur sejauh mana transaksi telah diselesaikan pada akhir periode pelaporan.
  • Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat mengukur biaya-biaya yang terkait dengan transaksi.  

Tujuan PSAK No. 23

Tujuan utama dari PSAK No. 23 adalah untuk memastikan bahwa informasi mengenai pendapatan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang relevan dan andal mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Dengan kata lain, standar ini bertujuan untuk:

  • Meningkatkan transparansi: Menyediakan pedoman yang jelas dan konsisten sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami bagaimana pendapatan diakui dan diukur.
  • Meningkatkan comparability: Memastikan bahwa laporan keuangan dari berbagai entitas dapat dibandingkan, karena menggunakan kerangka akuntansi yang sama.
  • Meningkatkan akurasi: Memastikan bahwa pengakuan pendapatan dilakukan pada saat yang tepat dan diukur secara akurat.

Lingkup PSAK No. 23

PSAK No. 23 berlaku untuk semua entitas yang menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK, termasuk perusahaan, lembaga non-profit, dan entitas sektor publik. Standar ini mencakup berbagai jenis pendapatan, antara lain:

  • Pendapatan dari penjualan barang: Termasuk penjualan barang dagang, produk manufaktur, dan aset tetap.
  • Pendapatan dari penjualan jasa: Termasuk jasa konsultasi, jasa profesional, dan jasa perawatan.
  • Pendapatan dari penggunaan aset: Termasuk bunga, royalti, dan dividen.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Menurut PSAK No. 23, pendapatan dapat diakui jika memenuhi kriteria berikut:

  • Kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas: Artinya, entitas yakin bahwa pelanggan akan membayar untuk barang atau jasa yang telah diberikan.
  • Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat menentukan jumlah pendapatan secara objektif.
  • Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat mengukur sejauh mana transaksi telah diselesaikan pada akhir periode pelaporan.
  • Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal: Artinya, entitas dapat mengukur biaya-biaya yang terkait dengan transaksi.  

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan umumnya diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Nilai wajar adalah harga yang disepakati dalam suatu transaksi antara pihak yang berpengetahuan dan berkehendak bebas.

Isu-isu Penting dalam PSAK No. 23

Beberapa isu penting yang sering muncul dalam penerapan PSAK No. 23 antara lain:

  • Kontrak: Bagaimana cara mengidentifikasi dan akuntansi untuk kontrak dengan pelanggan.
  • Pendapatan berbasis kinerja: Bagaimana cara mengakui pendapatan dari kontrak yang melibatkan pembayaran berdasarkan pencapaian kinerja tertentu.
  • Pendapatan dideferral: Kapan pendapatan harus dideferral (ditunda pengakuannya) dan bagaimana cara mengakunkannya.
  • Pengakuan pendapatan dalam industri tertentu: Karakteristik khusus industri tertentu (misalnya, konstruksi, pertambangan) dapat menimbulkan tantangan unik dalam penerapan PSAK No. 23.

Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...