BERBAGAI MACAM PENGUJIAN AUDIT

Untuk audit keuangan, Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa dalam menyusun rencana audit secara menyeluruh, auditor memiliki 5 (lima) jenis pengujian yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan dengan layak. Kelima jenis pengujian ini terdiri dari :

  • prosedur pemahaman atas pengendalian intern,
  • pengujian pengendalian intern,
  • pengujian substantif atas transaksi,
  • prosedur analitis, dan
  • pengujian terinci atas saldo.

Prosedur pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian intern digunakan untuk mengurangi risiko pengendalian (control risk), sedangkan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo digunakan untuk memenuhi risiko deteksi yang direncanakan.

Dalam bagian audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada perancangan dan pelaksanaan unsur-unsur dari pengendalian intern untuk merencanakan audit selanjutnya dengan efektif.

Setelah mendokumentasikan pengendalian intern (flowchart, narasi, kuesioner dan sebagainya), sangat penting untuk melakukan walk-through system (penelusuran sistem) untuk memastikan bahwa pengendalian yang tercatat benar-benar dilakukan.

Terdapat  lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor atas pengendalian intern adalah:

  • Mengupdate dan mengevaluasi pengalaman sebelumnya auditor dengan auditan
  • Melakukan wawancara dengan pegawai auditan
  • Membaca manual sistem dan kebijakan auditan
  • Memeriksa dokumen-dokumen dan catatan-catatan
  • Mengamati kegiatan dan operasi auditan.
  • Pengujian pengendalian

Fungsi utama dari pemahaman auditor terhadap pengendalian intern adalah untuk memperkirakan risiko pengendalian dalam setiap tujuan audit berkait transaksi. Contohnya adalah memperkirakan tujuan ketepatan untuk transaksi pendapatan adalah lemah dan untuk tujuan eksistensi adalah sedang. Pengujian pengendalian dilakukan untuk menentukan kelayakan dari rancangan dan efektifitas operasi dari pengendalian intern khusus. Pengendalian intern ini dapat dengan cara manual atau terotomatisasi. Pengujian pengendalian mencakup prosedur-prosedur audit dibawah ini:

  • Melakukan wawancara dengan pegawai yang tepat
  • Memeriksa dokumen, catatan-catatan, dan laporan-laporan
  • Mengamati kegiatan-kegiatan pengendalian
  • Melaksanakan kembali prosedur auditan

Pengujian Substantive

Pengujian substantif adalah prosedur audit yang dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan kompeten untuk mengevaluasi asersi manajemen yang berkaitan dengan saldo akun atau kelompok transaksi. Pengujian substantif bertujuan untuk:

  • Menentukan apakah saldo akun atau kelompok transaksi telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
  • Menentukan apakah saldo akun atau kelompok transaksi telah diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan.

Pengujian substantif dilakukan setelah pengujian pengendalian, yang bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian internal klien. Pengujian pengendalian membantu auditor untuk menentukan luas pengujian substantif yang diperlukan.

Pengujian substantif dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Pengujian terinci, yaitu prosedur audit yang dilakukan secara langsung terhadap saldo akun atau kelompok transaksi.
  • Pengujian analitik, yaitu prosedur audit yang menggunakan analisis data untuk mengevaluasi hubungan antara saldo akun atau kelompok transaksi.

Pengujian terinci meliputi:

  • Pengujian pisah batas, yaitu prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat dalam periode yang tepat.
  • Pengujian kelengkapan, yaitu prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan apakah semua transaksi telah dicatat.
  • Pengujian keberadaan, yaitu prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan apakah saldo akun atau kelompok transaksi benar-benar ada.
  • Pengujian penilaian, yaitu prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan apakah saldo akun atau kelompok transaksi telah dinilai dengan tepat.
  • Pengujian penyajian dan pengungkapan, yaitu prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan apakah saldo akun atau kelompok transaksi telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat dalam laporan keuangan.

Pengujian substantif adalah prosedur-prosedur audit yang didesain untuk menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan. Salah saji (monetary misstatement) seperti itu adalah indikasi yang jelas dari salah saji dari akunakun. Terdapat 3 (tiga) macam pengujian substantif yaitu :

  • Pengujian substantif atas transaksi,
  • Prosedur analitis,
  • Pengujian terinci atas saldo.

Pemilihan prosedur pengujian substantif yang tepat akan tergantung pada faktor-faktor berikut:

Artikel Terkait Lainnya
  • Risiko salah saji material, yaitu risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material yang tidak dapat dideteksi oleh auditor.
  • Materialitas, yaitu ukuran relatif dari salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
  • Keandalan pengendalian internal, yaitu sejauh mana pengendalian internal klien dapat mencegah atau mendeteksi salah saji material.
  • Kompleksitas transaksi, yaitu tingkat kerumitan transaksi yang diaudit.
  • Ketersediaan data pendukung, yaitu ketersediaan data pendukung yang relevan untuk melakukan pengujian substantif.

Pengujian substantif merupakan bagian penting dari audit laporan keuangan. Pengujian ini dilakukan untuk memberikan keyakinan yang memadai kepada auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.

Pengujian substantif atas transaksi

Tujuan dari pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah semua tujuan audit berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives) telah terpenuhi untuk setiap kelas transaksi. Sebagai contoh auditor melakukan pengujian substantif atas transaksi untuk menguji apakah transaksi yang dicatat benar-benar ada dan transaksi yang ada semua telah dicatat.

Auditor juga melakukan pengujian ini untuk menentukan apakah transaksi belanja telah dicatat dengan benar, transaksi belanja telah dicatat pada periode laporan yang tepat, belanja telah diklasifikasikan dengan benar dalam neraca, dan apakah belanja telah diikhtisarkan dan diposting dengan benar ke buku besar. Jika auditor merasa yakin bahwa transaksi-transaksi telah dicatat dan diposting dengan benar, auditor dapat meyakini bahwa jumlah dalam buku besar juga benar.

Prosedur analitis

Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan dari jumlahjumlah yang dicatat dengan jumlah yang diharapkan yang disusun oleh auditor. Biasanya juga prosedur analitis mencakup perhitungan rasio-rasio oleh auditor untuk membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Dua tujuan utama prosedur analitis yang dilakukan pada tahap pelaksanaan audit atas saldo akun adalah

  • mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan dan
  • mengurangi pengujian terinci atas saldo.
  • memahami bidang usaha klien
  • menetapkan kelangsungan hidup suatu satuan usaha

Ada perbedaan mendasar dalam prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap perencanaan dan prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap pengujian. Pada tahap perencanaan, auditor mungkin menghitung rasio dengan menggunakan data interim. Sedangkan pada tahap pengujian saldo akhir, auditor akan menghitung kembali rasio itu dengan menggunakan data setahun penuh.

Jika auditor percaya bahwa prosedur analitis yang dilakukan mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji, maka prosedur analitis tambahan dapat dilakukan atau auditor memutuskan untuk memodifikasi pengujian terinci atas saldo. Sedangkan jika auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu auditan layak, maka pengujian rincian saldo tertentu mungkin diabaikan atau mengurangi ukuran sampel yang dibutuhkan.

Pengujian terinci atas saldo

Pengujian terinci atas saldo memusatkan perhatian atas saldo-saldo akhir buku besar untuk laporan realisasi pendapatan dan belanja serta neraca. Contoh dari pengujian terinci atas saldo termasuk konfirmasi untuk saldo piutang, pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan kontrak utang dengan pihak lain. Pengujian terinci atas saldo ini adalah penting karena bukti biasanya diperoleh dari sumber yang independen sehingga dapat diandalkan.

Hampir sama halnya dengan pengujian atas transaksi, pengujian rincian saldo harus dilakukan dengan memenuhi semua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo bagi masing-masing akun yang signifikan. Pengujian atas saldo akun juga sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan tingkat keyakinan yang lebih tinggi.

Luas dari pengujian terinci atas saldo bergantung dari hasil pengujian pengendalian intern, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis untuk akun tersebut. Pengujian terinci atas saldo memiliki tujuan untuk menetapkan kebenaran jumlah uang (monetary correctness) dari akun-akun yang berhubungan sehingga dapat dikatakan sebagai pengujian substantif.

Pengujian rincian saldo juga dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substantif. Sebagai contoh, konfirmasi untuk pengujian atas salah saji adalah pengujian substantif dan penghitungan Kas juga adalah pengujian substantif.

Inti dari kelima pengujian yang telah kita bahas di atas adalah:

Prosedur pemahaman atas struktur pengendalian internal dilakukan untuk membantu auditor dalam menilai risiko pengendalian bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Pengujian pengendalian akan membantu auditor dalam mengevaluasi apakah pengendalian atas transaksi sudah cukup efektif guna mendukung pengurangan penilaian risiko pengendalian, sehingga mengurangi pengujian substantif, serta menjadi dasar laporan auditor dalam hal penerapan pengendalian internal auditan.

Pengujian substantif atas transaksi digunakan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat dalam jurnal telah sesuai dengan apa yang diposting di buku besar. Prosedur analitis digunakan untuk meyakini kelayakan transaksi dan saldo buku besar secara keseluruhan Terakhir, pengujian atas rincian saldo dilakukan untuk meyakini kebenaran atas saldo akun yang diperiksa.

Dengan menggabungkan keseluruhan pengujian tersebut, auditor akan memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi secara keseluruhan menyangkut transaksi dan akun-akun dalam suatu siklus tertentu.

Referensi

  • Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S. Auditing: Assurance and Risk. 16th ed. New York: McGraw-Hill Education, 2022.
  • Whittington, Richard D., Horngren, Charles T., Harrison, Walter T., dan Brealey, Richard A. Auditing and Assurance Services. 16th ed. Boston: Pearson Education, 2022.
  • Albrecht, William S., Arnold, Arthur C., dan Otley, David T. Auditing: An Integrated Approach. 16th ed. New York: McGraw-Hill Education, 2022.
Anda mungkin juga berminat
Comments
Loading...